Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rhino Trip Ujung Kulon

Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Senin, 18 Jun 2012 16:20 WIB
loading...
Fitraya Ramadhanny
Tapak kaki Badak Jawa dengan 3 kuku (Fitraya/detikTravel)
Mengayuh kano ke Cigenter, Ujung Kulon (Fitraya/detikTravel)
Kubangan milik Si Congkreng (Fitraya/detikTravel)
Sumardi, sang pemantau badak (Fitraya/detikTravel)
Ini dia jejak badaknya! (Fitraya/detikTravel)
Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa
Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa
Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa
Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa
Cek Dulu Nih! Foto Tapak Kaki Badak Jawa
Jakarta - Si Congkreng adalah nama salah satu badak di Ujung Kulon. Badak bercula satu memang susah ditemui. Beruntung, Si Congkreng menyisakan tapak kakinya untuk kami. Konservasi memang tidak bisa ditawar lagi.Organisasi konservasi lingkungan WWF mengajak detikTravel, sejumlah media dan para blogger melakukan Rhino Trip menjelajah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Minggu (17/6/2012) kemarin. Ini ekspedisi harap-harap cemas, karena memang si badak sangat sulit ditemui.Berangkat saat matahari terbit di Pantai Cinibung, Ujung Kulon, kapal Sinar Bone 2 membawa rombongan membelah ombak pagi. Tujuan kami pasti, Cigenter di dalam Taman Nasional Ujung Kulon.Berangkat pukul 06.10 WIB, kami tiba 1 jam 15 menit kemudian di Pulau Handeuleum untuk mengurus izin masuk. Perjalanan kapal dilanjutkan sampai ke muara Sungai Cigenter.Saya dan rombongan beralih menggunakan kano 5-7 orang, yang kami kayuh menuju ke arah hulu sungai. Teman kami pagi itu adalah aneka suara burung di dalam kawasan muara yang hijau dan lebat. Begitu tenang, begitu damai.Sang pemandu lantas menghentikan kano setelah kami mendayung sekitar satu jam. Kami pun bertemu tim ROAM (Rhino Observation and Activity Mangement). Sumardi, nama bapak itu yang dengan sigap mengantar kami menembus lebatnya pakis, palem, dan aneka pepohonan dalam trek yang becek dan berlumpur.Kami mencari sang badak! Itulah niat kami. Badak tidak kami temui, namun Sumardi tetap sumringah menunjuk ke satu titik di tanah."Jejaknya baru nih! Baru 1-2 hari," katanya dengan senyum tersungging.Barulah seumur-umur saya melihat jejak badak. Tiga bekas kuku membentuk huruf 'U' dengan alas yang lebar. Sumardi yakin itu jejak baru, karena jejak lama biasanya terdapat cacing."Kami sudah punya nama untuk si badak ini. Si Congkreng namanya, karena kuku depannya 'congkreng' agak melengkung," jelas dia.Di dekat tapak kaki itu ada sebuah kubangan lumpur, tempat Si Congreng berkubang. Namun, Si Congkreng kemarin hanya numpang lewat dan tidak berkubang di tempat biasa. Yang tersisa adalah ranting patah-patah seperti ditabrak buldoser mini.Si Congkreng masih punya banyak tempat favorit. Sayang, terlalu jauh bagi kami untuk menjangkaunya. Cigenter terlalu luas.Jangan salahkan Si Congkreng bila dia tidak menampakan diri. Walaupun gagah, badak adalah hewan pemalu yang lebih memilih untuk menghindar jika penciumannya yang tajam mengendus bau asing seperti manusia.Sambil mengayuh kano kembali ke kapal, hanya ada satu hal terlintas di kepala. Ujung Kulon adalah rumah bagi badak bercula satu yang tersisa. Hati ini puas walau hanya melihat tapak kakinya.Saya sebut namanya dalam hati, Rhinoceros sondaicus. Semoga di planet ini masih banyak orang yang peduli terhadap kalian.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads