Menara Megah di Ujung Selatan Sumatera

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Donny Alamsyah & Hanief Ride To Lampung

Menara Megah di Ujung Selatan Sumatera

kepoyuk - detikTravel
Selasa, 07 Agu 2012 16:19 WIB
Menara Siger (dian-moslem.blogspot.com
Donny Alamsyah dan Hanief (Foto: Hanief)
Donny di Selat Sunda (foto: Hanief)
Menara Megah di Ujung Selatan Sumatera
Menara Megah di Ujung Selatan Sumatera
Menara Megah di Ujung Selatan Sumatera
Jakarta - Tepukan pelan di bahu oleh Donny, membangunkan saya dari tidur di kapal Ferry yang menyeberangkan kami ke Lampung, pada Sabtu 7 Juli 2012 dini hari itu. Bau solar menyebabkan kami harus menyingkir ke tempat lain. Bisa lemas kalau terus di sini, kalau kata Donny.Kami lantas menggulung tikar dan menyusuri lorong kapal, melewati orang-orang yang tertidur di atas tikar sewaan. Kami menggelar tikar kembali di tempat yang sudah tidak bau solar dan melanjutkan tidur. Sampai akhirnya, para penumpang bangun karena kapal ferry sudah merapat di Bakauheni, Lampung.Di ruang parkir kendaraan, hampir semua kendaraan sudah dinyalakan. Satu demi satu mulai meninggalkan perut kapal, begitupun kami. Akhirnya roda-roda motor kami menjejak daratan Sumatera. Ada sedikit kelegaan sekalipun kami sadar perjalanan masih cukup jauh.Dekat pos jaga, saya membenahi barang-barang di motor, Donny menyusul. Angin musim pancaroba berhembus menembus jumper tipis saya dan membuat badan bergidik. Kami saling mengadukan kepalan tinju sebelum siap membelah jalan raya kembali.Sejak sebelum turun dari kapal, bangunan berbentuk unik berwarna kuning cerah itu telah menarik perhatian kami. Posisinya yang tinggi di atas bukit setinggi 110 meter dan bermandikan cahaya lampu sorot membuatnya terlihat megah. Namanya Menara Siger.Menara Siger diresmikan pada 2008 setelah pembangunan selama 3 tahun dan menjadi titik nol ujung selatan Pulau Sumatera. Uang tak kurang dari Rp 15 miliar digelontorkan untuk pembangunannya dan menjadi kebanggan masyarakat Lampung itu.Siger sendiri adalah nama mahkota mempelai perempuan dalam pakaian pengantin adat Lampung. Tak hanya nama, bentuk bangunan dan warnanya yang didominasi warna kuning dengan aksen merah pun terinspirasi dari bentuk mahkota tersebut yang mempunyai sembilan lekukan. Ornamen bangunannya mengadaptasi motif tapis, kain tenun khas Lampung, berupa paguk, yaitu kapal tradisional Lampung.Dalam hembusan angin dingin dini hari itu, motor kami melewati jalan di bawah bukit tempat bangunan 6 tingkat setinggi 32 meter itu bertengger. Kami tidak sempat singgah. Hanya beberapa jam menjelang pagi dan kami telah mempunyai janji di Bandar Lampung. Dalam kondisi berbeda tentu kami akan sangat mempertimbangkan untuk menyinggahinya.
Hide Ads