Seru! Backpaker ke Ujung Genteng

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Seru! Backpaker ke Ujung Genteng

Cindy Permata Sari - detikTravel
Rabu, 15 Feb 2012 11:33 WIB
loading...
Cindy Permata Sari
Pondok Febi yang bagus dan murah meriah
Pantai Cibuaya
Danau bermuara ke cipanarikan
Pantai Cipanarikan
Penyu yang menanti di Ujung Genteng
Seru! Backpaker ke Ujung Genteng
Seru! Backpaker ke Ujung Genteng
Seru! Backpaker ke Ujung Genteng
Seru! Backpaker ke Ujung Genteng
Seru! Backpaker ke Ujung Genteng
Jakarta - Ujung Genteng di Sukabumi, bisa menjadi tujuan destinasi para backpacker selanjutnya. Meskipun perjalanan akan terasa melelahkan, namun keindahan alamnya akan membayar dengan impas. Penyu-penyu yang lucu pun, sudah menunggu Anda.Berawal dari rencana ingin mencoba backpakeran, saya dan teman-teman merencanakan untuk pergi ke Ujung Genteng, Sukabumi. Bermodalkan informasi yang didapat dari hasil browsing di internet mengenai Ujung Genteng, akomodasi, serta penginapannya dll. Saya sepakat untuk backpacker ke sana bersama 4 teman saya.Jumat (11/11/2011), hari pertama, pukul 04.30 WIB kami berangkat bertiga dan janjian dengan salah satu teman kami, Anit yang baru naik dari Stasiun Lenteng Agung.Β  Dari Manggarai, kami berangkat ke Stasiun Tebet dengan naik Bajaj, Rp 10.000, lalu kami membeli tiket kereta ekonomi tujuan Jakarta-Bogor, harganya Rp 2.000 per orang. Sesampainya di Bogor, kami sempat sarapan bubur ayam dulu, sekalian bertanya kepada tukang buburnya tentang angkot menuju Terminal Baranangsiang. Selanjutnya kami menaiki angkot warna hijau dengan nomor 03 menuju Terminal Baranangsiang, ongkos angkot Rp 2.000 per orang. Sesampainya di Baranangsiang, kami lalu mencari Bus MGI jurusan Bogor-Surade. Saat mencari-cari busnya, ada orang yang memberitahu tempat busnya, ada pula orang yang mencoba menyesatkan dengan bilang kalau bus jurusan Bogor-Surade sudah lama tidak ada. Sehingga kami harus naik bus jurusan Pelabuhan Ratu dulu untuk bisa sampai ke Surade (yang tak lain ternyata orang tersebut adalah calo dari bus arah Pelabuhan Ratu, tapi untungnya kami tak percaya begitu saja). Untung kami sudah browsing terlebih dulu.Akhirnya kami menemukan bus MGI jurusan Bogor-Surade. Namun, bus ini sempat ngetem dulu selama setengah jam, sampai akhirnya jalan juga. Sepanjang jalan dan setiap ada kemacetan pasti banyak pedagang asongan. Entah sudah berapa pedagang yang lalu lalang naik turun bus, tapi lumayanlah daripada kelaparan di jalan. Kami tidak membeli cemilan, hanya kurma yang Anit beli. Sebab, malamnya sebelum berangkat, kami sudah berbelanja snack, mie, popmie, abon, roti terlebih dahulu. Dengan begitu, lebih irit dan tidak jajan sembarangan.Perjalanan dengan bus ini cukup lama hingga memakan waktu 6 jam. Itupun dikarenakan bus sempat mengalami mogok selama satu setengah jam, sampai akhirnya dipindahkan ke bus lain. Perjalanan terasa sangat panjang dengan melalui medan yang berkelok-kelok, naik turun, pemandangan kanan kiri pohon-pohon dan jurang yang seperti tak berujung. Kami sempat heran, kenapa tidak ada pemandangan lautnya.Akhirnya sampai juga di Surade, kami langsung lanjut naik angkot merah jurusan Surade-Ujung Genteng. Saat setengah perjalanan, kami cukup terkejut melihat pemandangan lautnya dari kejauhan. Selama di angkot, kami mengobrol dengan supirnya, ternyata dia sempat menawarkan untuk mencarter angkotnya dengan harga Rp 300.000 untuk seharian penuh. Lalu kami meminta nomor handphonenya untuk kemudian kami rundingkan dahulu. Supir angkot juga menawarkan untuk sekalian mengantarkan kami ke pondok (kebetulan sudah tidak ada penumpang lain). Akhirnya kami sampai di tempat tujuan, yaitu Pondok Febi di Pantai Cibuaya. Supirnya meminta ongkos angkot sebesar Rp 100.000, yang akhirnya kami tawar menjadi Rp 80.000. Pukul 16.30 WIB sesampainya di Pondok, kami memilih kamar pondok yang di tengah, karena pemandangannya ke laut. Pondoknya cukup nyaman, setelah menaruh barang-barang dan mandi, kami bergegas ke pantai untuk berfoto-foto dan mengejar sunset. Sayangnya langitnya tak mendukung, sehingga sunsetnya terhalang oleh awan hitam.Hari ke-2, Sabtu (12/11/2011) pukul 05.30 WIB saya terbagun dan keluar kamar. Ternyata ada bulan yang indah, saya langsung mengambil kamera. Untuk mengambil foto sunrise hanya bisa diambil dari jauh, karena sunrise munculnya bukan dari Pantai Cibuaya yang kami tempati. Pagi itu kami bermain di sekitar Pantai Cibuaya, pantainya indah biru dan dengan karang-karangnya yang banyak. Setelah itu, kami kembali ke pondok kemudian makan dan juga makan mangga yang kami beli dekat pondok. Siangnya kami jalan-jalan dan menemukan hamparan tanah yang luas dengan tanaman keringnya, bagus juga untuk berfoto. Setelah puas berfoto, kami lanjut dengan tujuan Cipanarikan-Pangumbahan menggunakan ojek dengan biaya Rp 50.000 per orang untuk pulang pergi. Alternatif yang bisa digunakan memang hanya ojek, menyewa angkot, atau yang membawa kendaraan pribadi, mengingat jalanan antar pantai cukup jauh.Kami sampai di pinggir danau, dengan melewati air-air dangkal aliran dari danau yang bermuara ke Cipanarikan. Danau yang kami telusuri berwarna hijau dan bermuara ke Pantai Cipanarikan yang sangat indah, dengan pasir putihnya yang bersih terbentang membatasi antara laut dan danau. Sungguh bagus, tapi sayang waktu kami tidak lama di sana. Kami sempatkan untuk berfoto-foto, karena setelah itu kami harus mengejar waktu untuk ke Pantai Pangumbahan, tempat pelepasan penyu saat pukul 17.30 WIB dengan biaya masuk Rp 5.000 per orang dan mengisi daftar tamu. Sayang cuaca tidak begitu bagus, tapi untung hanya gerimis walau harus kerepotan mengambil gambar pelepasan penyu dengan kamera yang harus ditutup-tutupi dengan kantong plastik. Penyu dibagikan ke setiap orang dan kemudian kami semua melepasnya. Penyu-penyu yang lucu pun berjalan menuju laut. Setelah selesai, kami kembali pulang ke pondok dengan ojek-ojek yang sudah menunggu kami.Malamnya, kami bakar-bakar ikan dan cumi. Emmmm, enaknya bakar ikan di pinggir pantai.Hari ke-3, Minggu (13/11/2011), hari ini adalah hari terakhir. Kami membereskan barang-barang, sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk ke pantai depan pondok lagi sembari berfoto-foto. Setelah itu, kami bersiap untuk pulang menuju Surade. Sampai di Surade, kami melanjutkan naik Elf seharga Rp 25.000 per orang. Naik Elf cukup seru, karena supirnya mengebut dengan jalanan yang kami lewati saat berangkat. Dijamin Anda tidak bisa tidur dengan tenang di Elf. Sampai di Terminal Lembur Situ-Sukabumi, kami lanjut naik angkot kuning ke terminal Sukabumi dengan harga Rp 5.000 per orang. Lalu makan sebentar dan lanjut lagi naik Colt jurusan Bogor seharga Rp 15.000 per orang, lalu turun di Baranangsiang dan meneruskan naik angkot 03 lagi ke Stasiun Bogor, Rp 2.000 per orang. Kemudian mengakhiri perjalanan dengan menaiki kereta jurusan Bogor-Jakarta.Sampailah kami di Jakarta, kami berencana kembali lagi ke Ujung Genteng di lain kesempatan.
Hide Ads