Menikmati Indahnya Bali dengan Sepeda Motor
Kamis, 12 Jan 2012 07:00 WIB

Angela Jennifer
Jakarta - Panas terik matahari, debu, dan asap kotor kendaraan bukan lagi menjadi musuh, tetapi sudah menjadi sahabat yang setia menemani kami sepanjang perjalanan. Perlahan melewati ramainya jalan raya, bersaing dengan iringan truk dan mobil besar. Namun , itu belum seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan, pelajaran dan pengalaman luar biasa yang kami dapatkan ketika berpetualang di Pulau Bali, pulau yang sampai sekarang masih selalu di agung-agungkan bukan hanya dari tempat wisatanya tetapi dari tradisi yang masih sangat dijunjung tinggi.Pada awalnya kami mengunjungi Pura Luhur Uluwatu dan menghabiskan sore hari kami dengan berjalan-jalan di sepanjang pantai Kuta, saking asiknya berjalan ternyata tanpa kami sadari kami sudah berada di Seminyak. Di Kuta, saya benar-benar merasa asing di Negara saya sendiri, mungkin karena terlalu banyak bule yang berdiam di sana. Ingin rasanya melarikan diri dan menemukan tempat yang jauh lebih tenang. Menuju Bali Barat, tidak banyak tempat yang kami datangi hanya berhenti di Pantai yang kami lewati sambil beristirahat dan melepas lelah. Hingga akhirnya kami sampai di Gilimanuk, saya sangat menyukai tempat ini, kami mengunjungi pulau menjangan untuk snorkeling, ombak yang begitu besar membuat saya takut dan mau tidak mau harus menggunakan life jacket saat berenang karena saya ingin melihat megahnya dinding karang yang banyak dibicarakan orang dimana berbagai macam ikan dan biota laut menari-nari di antara terumbu karang. Berulang kali saya berteriak dan mengucapkan kata "what a wonderfull world". Perjalanan kami lanjutkan menuju ke Bali Utara, Berendam di Air hangat Banjar yang letaknya dekat dengan Pantai Lovina. Perjalanan jauh yang sangat melelahkan menyebabkan kami melewatkan untuk melihat Lumba-Lumba karena tidak mampu bangun pagi, dan memutuskan beristirahat kemudian melanjutkan petualangan ke Air Terjun Git-Git, Menikmati kopi pagi di Danau Buyan, melanjutkan perjalanan ke Danau Bratan, Berendam di pemandian Air Panas Angsri dan menghabiskan malam di Jatiluwih.Di Bali Tengah, kami trekking di Gunung Batur, tetapi karena ini pengalaman saya yang pertama mendaki gunung, saya muntah berkali-kali karena terlalu lelah. Namun, saat melihat matahari terbit, rasa lelah itu hilang berganti dengan rasa puas dan bangga.Dari Bali tengah kami berpindah ke daerah Bali timur, dimana kami menemukan Amed, sebuah tempat tenang, nyaman dan disertai dengan penduduk yang sangat ramah. Sepanjang pantai di Amed terdapat beberapa spot untuk snorkeling dan kita hanya tinggal menyewa alat saja. Selama tinggal di Amed, kami menyempatkan untuk ke Candidasa, Bermain Ombak di Pantai Pasir Putih, Mengunjungi Desa Adat Tenganan atau yang lebih familiar dengan sebutan Bali Aga. Bermain Air di Tirta Gangga dan menemukan sebuah Restoran dimana kami mendapatkan Arak Merah sebagai welcome drink. Rasanya ingin tinggal lebih lama lagi di Amed, tetapi waktu kami sudah tidak banyak lagi karena sudah hampir 1 bulan kami berkeliling Bali. Menuju Padang bay, hanya sekedar menyaksikan keadaan pelabuhan dan melanjutkan Perjalanan ke Gianyar, melihat sentra produksi kain tenun. Ubud, yang menurut saya surga turis ke-2 setelah kuta. Waktu hanya tinggal satu minggu dan tidak banyak waktu tersisa untuk ke tempat yang belum sempat kami datangi. Sampailah kami di bali selatan. Menyempatkan untuk melihat beraneka Burung langka di Bali Bird Park. Mendapatkan teman baru yang sampai sekarang menjadi sahabat baik saya di Sanur. Menikmati ikan bakar yang nikmat di Pantai Jimbaran. Dan hari terakhir sebelum kami kembali ke Yogyakarta kami menyempatkan mengunjungi Pantai Padang-Padang. Banyak sekali kejadian menyedihkan dan menyenangkan. Seperti ketika kami tersesat di tengah hutan, ban bocor, mesin sepeda motor yang berasap karena terlalu panas. Sepanjang perjalanan sering sekali terjadi kesalahpahaman yang menimbulkan pertengkaran namun kami selalu berusaha mendinginkan suasana dengan berhenti untuk beristirahat atau minum kopi. Dan sekarang saya sudah kembali di kota tercinta saya Magelang. Namun, saya selalu merindukan suasana dan keramah-tamahan Bali. Bali sudah menjadi kampung halaman saya yang ke dua.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum