Bukan Berselancar Biasa di Gelombang Bono, Sungai Kampar
Senin, 30 Jan 2012 10:45 WIB

Afif Farhan
Jakarta - Kegiatan berselancar biasanya dilakukan di sekitar pantai, tapi tidak di Sungai Kampar, Riau. Di Sungai Kampar, ada gelombang Bono dan menjadi salah satu tempat berselancar yang terkenal di kalangan peselancar dunia.Gelombang Bono adalah gelombang besar yang terjadi akibat pertemuan arus Sungai Kampar dengan arus Laut Cina Selatan dan arus dari Selat Malaka. Arus yang sangat besar, kuat dan tinggi. Ketinggian gelombangnya bisa mencapai 4-6 meter dan diiringi dengan suara gemuruh yang kencang. Fenomena seperti ini juga terdapat di Pororoca, Sungai Amazon. Anda dapat berselancar dan menantang gelombang Bono di Sungai Kampar dengan menempuh perjalanan sekitar 6-7 jam dari Pekanbaru. Sungai Kampar terdapat di Desa Teluk Meranti. Desa ini berada di timur laut dari Pekanbaru. Berselancar menaklukan Gelombang Bono bukanlah berselancar biasa. Dibutuhkan pengalaman berselancar yang tinggi, ketangkasan dan mental yang besar. Hal ini, karena kondisi air yang mengandung lumpur-lumpur sungai. Bagi Anda para pemula, jangan sekali-kali mencoba berselancar di tempat ini. Sebab, papan seluncur akan lebih berat digunakan dan ditambah gelombangnya yang besar, tentu hal ini dibutuhkan keahlian yang khusus.Puncak Gelombang Bono terjadi pada Bulan November hingga Februari. Banyak para peselancar yang datang dan mencoba untuk menaklukan Gelombang Bono pada bulan-bulan tersebut. Saat itulah Gelombang Bono mencapai ketinggian 6 meter, yang biasanya hanya mencapai 4 meter. Sungguh menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Anda untuk menaklukan gelombang Bono.Dulu, Gelombang Bono terkenal dengan keganasan dan sangat menakutkan. Banyak kapal-kapal yang karam akibat gelombang raksasa ini. Tak heran, masyarakat Teluk Meranti menyebut Bono sebagai jelmaan dari 7 mahluk halus. Namun, di balik cerita tersebut, Gelombang Bono telah menyihir para peselancar internasional untuk datang dan membuktikannya sendiri.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum