Serunya Tahun Baru di Hogmanay Street Festival, Edinburgh
Selasa, 31 Jan 2012 10:45 WIB

Jakarta - Banyak orang di Inggris merayakan pergantian tahun dengan menggunakan kembang api sebagai hiasan utamanya. Ternyata, ada dua pilihan tempat yang mengadakan pesta kembang api secara besar-besaran, yaitu di London dan Edinburgh yang menjadi ibu kota Skotlandia.Kali ini saya memilih untuk mengunjungi Edinburgh. Memakan waktu sekitar 5 jam dengan menggunakan mobil kami sudah bisa sampai di lokasi tujuan. Untuk yang tidak memiliki kendaraan tenang saja, di sini juga ada jasa penyewaan mobil seperti di Indonesia. Cukup merogoh kocek sebesar 20 Pounds dan biaya asuransi 10 Pounds per hari, Anda sudah bisa bepergian menggunakan mobil di jalanan Britania Raya.Jalan di Britania raya tidak terlalu berliku seperti jalanan di Indonesia. Selama perjalanan mata ini selalu melihat papan informasi yang terpampang jelas. Berbeda dengan Indonesia, di sini bila ingin melalui jalan-jalan motorway-kalau Indonesia menyebutnya jalan tol, Anda tidak perlu membayar alias gratis. Akhirnya saat-saat memasuki negara Skotlandia pun tiba. Hati berdebar-debar rasanya, menunggu gerbang besar di tengah jalan yang bertuliskan "Welcome to Scotland". Sepanjang perjalanan menunggu tulisan "Scotland berhati Nyaman" atau "Edinburgh kota berprestasi" tapi harapan itu harus sirna, di pinggir jalan hanya ada papan nama kecil bertuliskan "Welcome to Scottish Borders". Tulisannya sangat kecil sehingga tidak layak untuk objek berfoto. Padahal berfoto di papan nama itu merupakan salah satu legalitas dari traveling. Sambutan yang agak mengecewakan, mengingat sudah menempuh perjalanan yang jauh untuk meraih perbatasan ini.Akhirnya sampai juga di Edinburgh yang merupakan salah satu World heritage Unesco. Kota yang berdasarkan survey, paling layak ditinggali bila berada di UK dan terkenal dengan tokoh filsuf sekaligus ekonomnya Adam Smith. Di mana JK Rowling biasa duduk di sebuah kafe dan menulis Harry Potter.Penduduk yang berada di kota ini ternyata membenarkan rumor yang beredar bahwa makin ke Utara dari Inggris, English dialeknya semakin semakin totok, asing, seolah-olah mereka mengucapkannya dengan kecepatan suara yang tidak terdeteksi manusia Indonesia biasa. Daripada menanyakan alamat penukaran tiket Homanay ke penduduk lokal, lebih efektif mencari di website dan menggunakan GPS.Edinburgh merayakan tahun baru dengan serangkaian acara Homanay Festival, mulai dari Torchlight procession, Hogmanay Stret Festival, Fireworks, hingga Loony Dook. Kami hanya mengikuti Street Festival dan Fireworks, yaitu sebuah perayaan di jalan dari ujung ke ujung dimana terdapat berbagai panggung yang menampilkan performa artis-artis lokal sambil menunggu pertunjukan kembang api dari arah Castle. Untuk masuk ke festival ini, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar 15 Pounds. Untuk acara setahun sekali biaya sebesar ini tentu bisa ditolerir.Penonton yang jumlahnya sampai 80 ribuan memadati, beredar dari ujung ke ujung, dari satu panggung ke panggung lain di sepanjang jalan. Beragam warna-warni, rupa-rupa suku bangsa dan bahasanya dari berbagai benua, sepertinya ada semua di sini, tumpah ruah di jalanan.Suhu udara di sini sekitar 3 derajat saja. Dalam udara yang sedingin itu, orang-orang terlihat membawa berbagai macam botol minuman beralkohol yang konon katanya bisa menghangatkan badan. Demikian pula kami, kami tak lupa pula membawa botol minuman, coke besar yang bisa membuat badan bertambah dingin, kami menyobek mereknya agar saat meminum bisa menimbulkan efek lebih dramatis seperti orang-orang sekitar. Detik-detik menjelang tahun baru, setelah semua orang menghitung mundur sampai nol, akhirnya roket-roket meluncur ke udara dan meledak memancarkan warna-warni kembang api yang sangat indah dan gemerlap. Fireworks ini berlangsung selama enam menit. Setelah kembang api berakhir, orang-orang saling mengucapkan happy new year dan heboh berpelukan dengan pasangan maupun teman di sekitarnya. Kami hanya bergantian bersalaman, sambil menyaksikan sekeliling. Momen dimana menyaksikan hal-hal terindah, seringkali berakhir dengan perasaan sepi karena tak ada orang spesial untuk berbagi. Siring dengan pelukan satu sama lain, pesta pun bubar. Perlahan orang-orang berbondong-bondong pulang. Sambil pulang seringkali berpapasan dengan orang-orang yang mengucapkan happy new year, berpelukan, happy new year, berpelukan, serasa menjadi teletubbies. Saat menuju ke jalan keluar, ternyata masih ada pertunjukan musik di salah satu panggung yang kedengarannya sangat Irlandia, yaitu dengan dominasi suara biola berketukan cepat. Mendengar musik yang indah itu, dan atmosfir sekitar yang sangat ceria penuh dengan orang-orang berdansa, pertama-tama kepala ini hanya ikut bergoyang, lalu kaki, lalu tangan, lalu badan, dan resmilah kami berjoget mengikuti musik, berputar-putar dengan ciri khas pada hentakan kaki. Tak sadar pagi pun menjelang, akhirnya kami bertemu dengan rombongan pelajar dari Glasgow dan Newcastle. Dan, saat itu juga kami melanjutkan perjalanan ke St. Andrews, tempat dimana Pangeran William dan Kate Middleton dulu berkuliah. Maka beriringanlah tiga mobil dari Glasgow, Newcastle dan Leeds. Jalanan yang sepi mencekam, kantuk yang melanda, dinginnya udara, kegelapan di luar, tak mampu menghalangi perjalalanan kami.Menghabisakn malam pergantian tahun di Edinburgh sangat mengesankan. Udara yang dingin bisa terasa hangat dengan pelukan dan rasa kebersamaan dari berbagai negara. Semua orang yang menikmati Hogmanay Street Festival selalu pulang dengan senyuman dan keceriaan yang merekah.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit