Dieng, Dataran Tinggi Para Dewa
Faela Shafa - detikTravel
Senin, 28 Nov 2011 11:39 WIB
Jakarta - Dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah tak pernah kehilangan pesonanya untuk menarik perhatian para wisatawan. Tempat yang dipercaya sebagai tempat persemayaman para dewa ini memanjakan mata dengan pemandangan indah dan candi yang eksotis.Dieng berasal dari bahasa Sansekerta, "Di" yang berarti tempat dan "Hyang" yang berarti dewa pencipta. Secara keseluruhan Dieng dapat diartikan sebagai tempat bersemayamnya para dewa.Bertempat di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), Dieng menawarkan wisata warisan sejarah yang eksotik. Kompleks Candi Arjuna yang merupakan candi Hindu tertua di Pulau Jawa masih berdiri kokoh sampai sekarang. Dataran Dieng terbentuk dari kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawah ini terlihat jelas dari dataran yang dikelilingi oleh gugusan pegunungan di sekitarnya.Keunikan proses terbentuknya Dieng menghasilkan bentang alam yang eksotik dan tidak ada duanya. Telaga Warna dan pesona keindahan matahari terbit dari puncak Gunung Sikunir, adalah tempat-tempat yang wajib Anda kunjungi. Telaga warna terkenal dengan airnya yang memantulkan warna hijau, biru dan ungu.Cuaca dingin di sana termasuk cukup ekstrim. Suhu udara pada siang hari berkisar antara 15-20 derajat celcius sementara pada malam hari berkisar antara 10 derajat celcius. Pada bulan Juli dan Agustus suhu siang hari bisa mencapai 0 derajat celcius dan -10 derajat celcius pada malam hari.Sebagai tanah yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa, berbagai mitos masih dipercaya oleh warga asli Dieng. Salah satunya adalah fenomena anak gimbal. Anak gimbal awalnya lahir dalam keadaan normal seperti anak kebanyakan. Lalu anak itu mendadak terserang demam tinggi dan tumbuh rambut gimbal di kepalanya. Sebagian besar warga percaya anak gimbal adalah keturunan leluhur pendiri Dieng. Rambut mereka akan dipotong dengan proses ruwatan. Pemotongan akan berhasil jika orang tua sudah memenuhi permintaan anak, apa pun jenis permintaannya. Upacara ruwatan massal diadakan setiap bulan Agustus atau Sura dalam penanggalan Jawa. Jangan khawatir dengan penginapan. Banyak dari rumah penduduk yang disulap menjadi homestay. Rumah ini tak hanya menjadi tempat menginap selama menjelajah Dieng, tapi juga menawarkan interaksi dengan warga yang ramah dan bersahabat.Dieng hanya berjarak 116 km dari Yogyakarta dan dapat ditempuh dengan 3,5 jam berkendaraan. Anda bisa menyewa mobil dari Yogyakarta. Jika ingin mencoba cara lain, Anda bisa menggunakan jasa travel. Biaya travel dari Yogjakarta ke Wonosobo sekitar Rp 50.000. Setelah itu Anda bisa melanjutkan dengan minibus dari Wonosobo menuju Dieng dengan biaya Rp 10.000.
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya