Satu Malam di Raminten

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Satu Malam di Raminten

Roy Hamonangan Rajagukguk - detikTravel
Rabu, 14 Des 2011 12:02 WIB
Jakarta - Spesial buat Happy Holiday TRANS|7, kami (sunflower) merencanakan liburan bersama sekaligus syuting (duileee) buat kamu (Happy Holiday). Setelah mencocokan jadwal, waktu luang kami akhirnya jatuh pada Jumat, 10 Desember 2011. Saat itulah menjadi hari untuk kami menikmati Kota Jogja yang penuh dengan keunikan di dalamnya.Pukul 20.00 WIBKami berkumpul di kampus tercinta untuk berangkat ke beberapa spot yang akan kami kunjungi. Setelah selesai siaran aku (Oii) langsung menjemput Vini dan kembali menuju kampus. Rasanya capek tapi lebih senang memikirkan malam ini yang akan luar biasa saya lewatkan bersama mereka.Sesampainya di kampus, ternyata si atletis Aka sudah dateng. "Hay aka! Mana Yetri?" tanya aku. Dengan muka malas Aka menjawab, "Nggak tahu tuh, coba kamu sms!" Taraaaaa! Datanglah si Batak "gila" Yetri dengan muka yang ditutupin masker. Perasaan Merapi sudah selesai batuk tapi dia masih eksis pake masker."Mak (panggilan akrab aku), mana Aka?" sahut Yetri. "Ealaaaah, itu lho Aka! Kek mana nih kau! Kau darimana? Ayo berangkat!" jawabku dengan logat Batak mengikuti gaya Yetri.Mulailah perjalanan kami menuju The House of Raminten. Tak perlu waktu lama untuk ke sana, hanya 15 menit dari kampus kami (Jalan Babarsari). Kesan pertama tiba di Raminten, selalu ramai. Huh! Akhirnya Vini memesankan tempat untuk empat orang. Menunggulah kami di ruang tunggu bersama dengan orang banyak yang ingin makan juga disana. Gak heran kalo Raminten rame, karena harga makanan di sana sangat terjangkau dan soal rasa, maknyussss deh kalo kata pak Bondan. Dipanggilah nama kami oleh salah satu pelayan, "Mba Vini!”teriak pelayan itu. "Oh yah saya!" sahut Vini.Bau dupa, kembang, suara gending begitu terasa di tempat ini. Karena memang pemiliknya Kejawen sekali. Jadi tak usah kaget kalo misalnya masuk Raminten sedikit horor. Tapi gak butuh waktu lama kok untuk beradaptasi, bersama orang terkasih akan membuat rasa horor menjadi rasa horny (bwahahaa, becanda). Rasa lapar sudah mengganggu akal sehat kami, langsung saja kami memesan makanan. Inilah daftar makan kami:1.Β Β Β Β Β  Nasi Gudeg Telor2.Β Β Β Β Β  Nasi kucing single tante (tanpa telor)3.Β Β Β Β Β  Β Mie Goreng4.Β Β Β Β Β  Roti Bakar5.Β Β Β Β Β  Teh Jahe6.Β Β Β Β Β  Sate Keong7.Β Β Β Β Β  Tempe Telor Penyet8.Β Β Β Β Β  Es Kacang Ijo9.Β Β Β Β Β  Air es Total 41.000Murah kan? Jadi sedikit informasi nih, buat kalian yang suka jamu di Raminten juga menyediakan jejamuan dengan harga terjangkau dan buat laki-laki yang ingin luluran disini juga bisa dengan tarif Rp60.000,00 untuk 1 jam.Waw! Enak! Makanan telah tibaaaaaa! Langsung saja kami berdoa menurut kepercayaan masing-masing dan menyantap makanan kami. Enak enak enak! Seperti biasa, karena anak kos yang selalu kekurangan makan, kami saling mencicipi makanan untuk bisa saling merasakan seperti apa rasanya makanan yang di pesan masing-masing. Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan kami ke Sekaten untuk melihat keramaian di sana dan mencari awul-awul (Apa itu?). Check it out guys!Setibanya di Sekaten – Alun alun Utara Jogja, "Ramai sekali di sini!," batinku. Ternyata animo masyarakat Jogja untuk Sekaten cukup besar. Karena ini merupakan hiburan murah meriah bagi mereka. Kata Sekaten diambil dari pengucapan kalimat "Syahadat". Istilah Syahadat, yang kemudian diucapkan sebagai Syahadatain ini kemudian berangsur-angsur berubah dalam pengucapannya, termasuk peleburan dengan kultur dan sastra Jawa sehingga menjadi Syakatain dan pada akhirnya menjadi istilah "Sekaten" hingga sekarang. Disini kalian bisa mendapatkan apa pun, seperti halnya wholesale. Cuma yang bikin beda, kalo di Sekaten ada biang lala, kora-kora, rumah hantu, dsb. Jadi selain tempat berbelanja keperluan sandang juga terdapat berbagai wahana untuk anak-anak dengan HTM yang terjangkau pula.Kunjungan ke Sekaten kali ini, tidak ingin melepaskan kesempatan untuk ke awul-awul. Jadi awul-awul adalah tempat jualan sandang second-hand (biar enak di denger) dengan harga yang sangat-sangat-sangat terjangkau. Bisa dibayangkan betapa terjangkaunya? Untuk sebuah jas dibandrol dengan harga 10.000 rupiah saja, sedangkan untuk jeans Rp15.000,00, blus Rp5.000,00, hem Rp8.000,00, rok Rp10.000,00 per 3 buah, dan sebagainya. Murah kan?Cuma karena harganya yang murah kualitas tidak ada yang menjamin. Saat berbelanja harus jeli agar mendapatkan barang murah dengan kualitas yang baik pula. Serunya saatnya berbelanja di awul-awul itu saat mengobrak-abrik pakaian satu demi satu untuk mendapatkan barang yang bagus. Setelah berkutat 1 jam kami mendapatkan barang sesuai dengan apa yang diinginkan. Aku mendapatkan berwarna biru langit seharga Rp10.000,00 Vini mendapat jas item dan rompi 2 sisi dengan harga Rp20.000,00 untuk 2 item tesrebut, sedangkan Yetri mendapatkan jaket motif leopard seharga Rp30.000,00 kalo Aka sengaja gak berbelanja karena tidak ada duit. Jadi dengan setianya dia menemani kami bertiga berbelanja. Sorry Aka!Sedikit informasi saja, kalo mau ke Sekaten mending dateng jam 8 atau 9 malem karena Sekaten tutup jam 11 malam. Sedangkan kami berempat tiba di Sekaten pada pukul 10.00 WIB, alhasil belanja kilat tapi maksimal. Enjoy our holiday and make it be HAPPY HOLIDAY! Yeah! (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads