Menembus Waktu di Museum Kereta Api Ambarawa
Jumat, 23 Des 2011 13:50 WIB
Afif Farhan
Jakarta - Anda ingin kembali ke masa kolonial Belanda dengan kereta api? Berkunjunglah ke Museum Kereta Api Ambarawa dan temukan keajaiban-keajaiban yang lebih dari sekedar kereta api.Museum ini terletak di Jl Stasiun Ambarawa No 1, Ambarawa, Jawa Tengah. Awalnya, tempat ini bukanlah museum, melainkan salah satu stasiun kereta api yang terkenal dan mempunyai peran penting bagi pemerintahan kolonial Belanda. Pembangunan stasiun kereta api Ambarawa merupakan perintah dari Raja Willem I. Stasiun ini dibangun pada tahun 1873 dan mempunyai luas 127.500 meter persegi. Tujuan dibangun stasiun ini adalah untuk memudahkan pengiriman tentara Belanda ke Semarang. Pada Saat itu Kota Ambarawa bisa dibilang sebagai kota militer atau gudangnya tentara Belanda.Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1976, stasiun kereta api yang telah ditutup tersebut dijadikan museum kereta api oleh Pemprov Jawa Tengah. Maka, saat berkunjung ke tempat ini, Anda seolah akan berada di zaman kolonial Belanda. Banyak peninggalan-peninggalan kolonial Belanda yang masih tersimpan dan terawat dengan baik, yaitu mesin tik, kursi dan meja, mesin telpon, mesin hitung, dan beberapa peralatan lainnya yang disimpan di dalam etalsae yang terbuat dari kaca. Lalu, di setiap dinding-dinding juga terdapat banyak tulisan-tulisan dan foto-foto yang menjelaskan tentang kisah stasiun kereta api Ambarawa pada zamannya.Salah satu yang terkenal di museum ini adalah kereta api uap dengan nomor lokomotif B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslinge. Kereta api uap yang bergerigi ini sangat unik. Bahkan hanya tiga negara saja yang masih mempunyai kereta api bergerigi ini, yaitu Indonesia, India, dan Swiss. Selain itu, terdapat 21 koleksi lokomotif uap, diantaranya yaitu jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) di halaman museum.Anda juga bisa mencoba kereta bergerigi yang unik dan hanya terdapat di tiga negara tersebut. Menurut situs, www.kereta-api.co.id, kereta api uap bergerigi biasanya beroperasi pada saat liburan panjang sekolah, Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Tarif yang dikenakan yaitu Rp 50.000 per orang untuk perjalanan pergi dan pulang secara reguler. Namun, jika tidak sabar menunggu perjalanan reguler, penumpang juga bisa menyewa secara khusus dengan tarif Rp 3.250.000 hingga Rp 5.250.000. Selama perjalanan, Anda akan ditemani oleh pemandangan indah sepanjang perjalanan yang berupa panorama Gunung Unggaran dan Gunung Merbabu yang menjulang tinggi serta hamparan Rawa Pening di bagian bawahnya. Terdapat pula kereta lori yang menempuh jarak 5 km, dari Museum Kereta Api Ambarawa hingga Tuntang dengan harga Rp 10.000 pulang pergi.Museum ini buka dari Senin hingga Minggu dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB dengan tiket masuk Rp 5.000. Museum Kereta Api Ambarawa adalah salah satu dari warisan sejarah yang harus kita jaga dan hargai. Berkunjung dengan bermain bersama kereta api yang sudah berusia mencapai ratusan tahun ini, akan menjadi referensi untuk mengisi liburan akhir tahun ini.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru