Mengintip Kehidupan Kuliner Malam Ho Chi Minh City
Kamis, 08 Sep 2011 15:34 WIB

Sutiono Gunadi
Jakarta - Β Setelah mendarat dengan mulus di bandara Tan Son Nhat dengan Vietnam Airlines yang menerbangkan saya dari DaNang ke Ho Chi Minh City. Senja telah menjelang, malam sebentar lagi tiba. Seakan setan-setan juga mulai bermunculan menghindar dari gereja, tempat ibadah Hindu dan Budha serta altar Budha di toko-toko.Langkah pertama adalah menuju ke hotel di kawasan District 1 dengan taksi, bagi Anda yang kurang paham dengan pertaksian di Ho Chi Minh City yang lebih dikenal dengan nama Saigon ini, sebaiknya menggunakan taxi voucher USD 7 yang ada di bandara. Daripada Anda harus kena kibul sopir-sopir taksi nakal, seperti yang pernah dialami oleh teman saya yang harus membayar tiga kali lipat dari harga normal.Selesai bebersih diri, rasanya aneh bila harus menyia-nyiakan waktu bermanja-manja di hotel saja. Ya, harus segera keluar, dan hirup udara malam Ho Chi Minh City sebanyak-banyaknya. Saya memilih hotel di kawasan District 1, Ben Thanh Market dikarenakan bisa berjalan kaki dengan mudah menyusuri tempat makan, tempat souvenir maupun pasar tradisionil.Pertama kali, nikmatilah ice cream khas Vietnam yang disajikan bersama buah-buah tropis seperti apel, mangga dan nenas, hanya dengan mengeluarkan 55,000 VND. Keluar dari cafe penjual ice cream, saya menemukan penjual ketan yang diberikan aneka topping di atasnya, seperti kelapa, kacang, dll. Rasanya gurih dan harganya murah sekali, hanya 10,000 VND.Malam makin melarut, saya menyusuri toko-toko yang menjual souvenir, resto maupun fashion. Juga banyak didapati travel agent yang menawarkan tour. Di pinggir jalan, juga banyak cafe-cafe kecil dengan meja kecil yang dikelilingi kursi plastik yang menjajakan kopi dan bir, banyak penduduk lokal yang senang bersosialisasi di tempat ini.Selain Ben Thanh Market yang sudah merupakan pasar, pada malam hari ada sebuah jalan yang sengaja ditutup lalu bermunculan pedagang dengan tenda yang menjajakan produk khas Vietnam, t-shirt, tas, sepatu, kuliner, dll. Bila Anda ingin berbelanja, tips yang perlu diingat, Anda jangan sekali-kali sungkan menawar dari harga yang diberikan. Dari harga 300,000 VND, Anda bisa menutup transaksi dengan hanya 80,000 VND. Namun, bagi Anda yang tidak senang menawar, Anda bisa mencari toko-toko yang ditandai "Fixed Price", tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Selain pandai menawar, Anda juga harus pandai melihat kualitas barang.Lelah berjalan-jalan, malam pun makin larut, perut mulai lapar lagi, saya mendapatkan resto yang menjual makanan tradisional Vietnam lagi, namanya Vietnamese Appertizer (Khan Tu Quy) yang terdiri dari Banh hoi, nem nuong, goi cuon, bi cuon, cha gio. Makanan ini menyerupai lunpia di Indonesia, seharga 65,000 VND tetapi lebih tepat disebut makanan sehat karena terdiri dari sayur-sayuran, hanya ada satu jenis yang berupa irisan daging. Selesai menyantap appertizer, santap malam disambung dengan menyantap semangkok Vietnamese Beef Noodle seharga 40,000 VND. Makanan inipun disajikan dengan sepiring sayuran, sungguh sehat makanan di Vietnam. Sebagai dessert, jangan lupakan meminum Vietnamese Ice Coffee, cukup dengan 18,000 VNDDengan perut kenyang, saya kembali ke Hotel, jam sudah menunjukkan jam 10 malam, siap-siap untuk tidur, agar besok pagi tidak kesiangan bangun, untuk kembali ke bandara, guna kembali ke tanah air.Demikianlah sekilas pengalaman mengintip kehidupan kuliner malam di Ho Chi Minh City.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya