Belanja di Bazar 1001 Malam di Shiraz

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belanja di Bazar 1001 Malam di Shiraz

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Selasa, 13 Sep 2011 16:59 WIB
Jakarta - Pesawat Iran Air dari Mehrabad Airport di Tehran tiba pada malam hari di Shahid Dastghaib International Airport Shiraz. Sebuah mobil van lengkap dengan AC, kulkas, dan pengemudi yang ramah telah menanti kami. Malam ini kami langsung menuju Fars International Hotel di pusat Kota Shiraz untuk langsung beristirahat dan esok memulai pengembaraan kami di kota ini.Lawatan ke Vakil Mosque, Majjid yang hanya memiliki dua iwanKeesokan harinya, guide sudah menanti di loby seusai sarapan pagi. Dan, tujuan pertama hari ini adalah Masjid Vakil, berikut bazar tertutup di dekatnya, dan juga pemandiannya yang terkenal.Van yang menjemput kami pun sudah menunggu di depan hotel. "Salam, Shob elkheir," demikian ucapan saya kepada Oghoye (Pak) Parviz, pengemudi kami. Dengan senyum khasnya ia juga menjawab, "Shub el kheir. Halestun Chetore?". "Khubam, (baik)", jawab saya. Wah, sebenarnya belum banyak bahasa Persia yang saya pelajari selama dua hari sejak datang ke bumi Persia ini. Tapi, sudah lumayan karena Ahmed, guide kami memang guru yang baik.Van segera meluncur melalui jalan-jalan di Shiraz sampai akhirnya berhenti di tempat parkir Darb-e’Shahzadeh atau Gerbang Pangeran di pusat kota. Dengan berjalan kaki sedikit kami menuju Masjid Vakil yang dari jauh sudah kelihatan dan sangat khas dengan dua iwan. Iwan adalah gerbang masjid ke ruang terbuka yang khusus unutuk masjid-masjid di Iran, Asia tengah, Timur tengah, dan juga India. Kebetulan Masjid Vakil hanya memiliki dua iwan, sedangkan kebanyakan masjid di Iran mempunyai empat iwan.Masjid ini dibangun pada pertengahan abad ke-18, yaitu pada masa Dinasti Zand berkuasa di Shiraz. Pada saat itu yang menjadi gubernur adalah Karim Khan dan Vakil sendiri dalam bahasa Persia artinya Bupati.Kami masuk melewati iwan ke pelataran tengah masjid dan kemudian masuk ke dalam masjid. Kami menjuju ke Shabestan atau ruang sholat malam seluas 2.700 meter persegi. Terdapat 48 tiang dari batu yang bentuknya serupa dan diukir dengan sangat menakjubkan. Langit-langit ruang ini juga penuh ukiran warna-warni yang menawan. Sedangkan mimbar terbuat dari marmer hijau yang sangat indah. Pendek kata masjid ini merupakan salah satu masjid terindah di Shiraz maupun Iran.Β Masjid iniΒ  juga meiliki Β kecanggihan sistem akustiknya yang memungkinkan suara imam sewaktu khotbah akan terdengar dengan baik walaupun tidak menggunakan pengeras suara.Vakil Bazaar dan Vakil BathBazar ini terdapat tepat di samping Masjid Vakil dan merupakan salah satu bazar terbesar di Iran. Memasuki bazar ini, kita bagaikan terlempa ke zaman seribu satu malam. Barang-barang yang dipamerkan meliputi karpet souvenir, rempah-rempah, tembaga, pakaian, dan segala macam kerajinan tangan khas Shiraz. Benar-benar pengalaman yang mengasikan karena ketika kita berjalan di dalam koridor dengan bermacam-macam toko di sekeliling kita, saya merasa berada di negeri 1001 malam.Para penjual di sini cukup agresif dan dengan ramah memanggil kami untuk melihat-lihat barang dagangan mereka. Sampai-sampai mereka menyediakan minuman teh gratis. Hal ini tentu saja membuat kita tidak enak kalau sampai tidak membeli. Tentu saja kami tidak membeli karpet Persia yang harganya lumayan mahal dan susah membawanya.Konon, bazar ini pertama kali diadakan pada abad ke-11 Masehi dan baru dinamakan Vakil Bazaar pada abad ke-18. Di dalam bazar ini terdapat koridor yang lebar dengan langit-langit yang tinggi sehingga sirkulasi udaranya benar-benar sempurna.Setelah itu kami juga sempat menunjungi tempat pemandian yang disebut Hamam e Vakil terletak persis di sebelah barat Masjed e Vakil yang juga dibangun pada abad ke-18. Baik secara teknologi maupun arsitektur, pemandian ini sangat lah maju pada jamannya.,Benteng Karim KhanSehabis mengunjungi Vakil Bath, kami pun segera diajak menuju benteng yang paling besar. Dulunya tempat ini merupakan penjara dan sekarang dijadikan museum. Dari luar dengan temboknya yang tebal dan tinggi, benteng ini bagaikan benteng dari abad pertengahan di Eropa.Benteng yang dibangun semasa dinasti Zand pada abad ke-18 ini terletak di Maydan Shohada atau Martyr Square. Dalam bahasa Persia disebut Arge Karim Khan dan merupakan bangunan sangat luas. Luasnya sekitar 4.000 meter persegi di dalam kompleks seluas 12.400 meter persegi.Di keempat sudutnya terdapat menara bundar dari bata setinggi 14 meter dan dindingnya merupakan tembok setinggi 12 meter dengan tebal dasar sekitar 3 meter dan puncaknya 2,8 meter. Benar-benar sebuah benteng militer yang kokoh. Tempat ini pada awalnya juga merupakan kediaman Karim Khan. Setelah runtuhnya dinasti Qajar, tempat ini dijadikan penjara dan kemudian dijadikan museum sejak tahun 1971.Berkunjung ke Rumah KacaSiang harinya kami diajak ke Naranjestan Museum of Antique Antique Objects yang berlokasi di Gedung Narajestan-e-Ghavam. Keistimewaan gedung ini adalah karena interiornya hampir semuanya dihiasi dengan cermin dan juga keramik warna-warni.Gedung yang terletak di dalam taman yang luas ini dibangun pada akhir abad ke-19 dan digunakan sebagai tempat kediaman pejabat pengadilan pada dinasti Qajar. Pada tahun 1979 gedung ini dikelola sebagai museum oleh Shiraz University.Berjalan di Bawah Gerbang Dua QuranSore harinya, kembali kita mengunjungi sebuah taman, di mana terdapat Pintu Gerbang Kota Shiraz dari arah Esfahan. Gerbang ini disebut Gerbang Quran atau Darvazeh Qur'an.Di atas gerbang ini dulunya disimpan dua buah Quran yang disebut Hifdah Man. Quran ini asli tulisan tangan oleh Sultan Ibrahim bin Shahruk Gurekani. Tentu saja sekarang hanya replikanya saja karena Quran aslinya disimpan di Pars Museum, Kota Shiraz.Kalau kita berjalan di bawah gerbang ini, kita akan mendapat berkah dari kedua kitab suci itu dan akan selamat kembali ke rumah. Dengan demikian kami juga berharap dapat kembali ke rumah dengan selamat. (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads