Gembok Cinta di Tembok Besar
Ratna Dewi - detikTravel
Kamis, 22 Sep 2011 13:33 WIB
Jakarta - Tembok besar yang konon panjangnya lebih dari 10 ribu Li ini merupakan salah satu bangunan kebanggaan rakyat Cina. Uniknya dalam bahasa Cina bangunan ini disebut Changcheng atau tembok panjang. Namun, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Great Wall atau Tembok Besar. Tentu saja, selain besar panjangnya ini yang membuatnya menjadi salah satu bangunan yang termasyhur dan monumental di dunia. Bahkan dimasukkan ke dalam tujuh keajaiban dunia versi terkini.Juyonngguan atau BadalingKalau kita berada di Kota Bejing, ada beberapa pilihan bagian Tembok Besar yang dapat dikunjungi, salah satu yang paling terkenal, dan juga paling dekat adalah Tembok Besar di Badaling atau Juyongguan.Sebagian besar paket "one day tour" akan menawarkan wisata ke Tembok Besar sekaligus berkunjung ke makam para kaisar yang disebut "Ming Tombs". Tentu saja dilengkapi dengan wisata belanja ke tempat-tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan ongkos 150 yuan biasanya tur ini sudah termasuk makan siang dan juga kunjungan ke stadion olympiade sore harinya.Kalau kita mau pergi sendiri, bus dengan nomor 919 juga tersedia dari terminal Deshengmen di Pusat Kota Beijing. Untuk menuju terminal ini bisa dicapai menggunakan Metro Line 2 dan turun di stasiun Jishuitan. Tentu saja ikut tur akan lebih praktis karena bisa mengunjungi makam Kaisar Ming. Sedangkan kalau dengan bus 919 akan memakan waktu lebih lama tapi lebih ekonomis dan bebas mengatur waktu sehingga dapat lebih lama menikmati tembok yang konon bisa dilihat dari bulan ini.Setelah berkendara melewati jalan bebas hambatan sekitar 1 jam dari pusat Kota Beijing dan mampir sebentar untuk sedikit berbelanja. Dan, akhirnya mini bus kami pun tiba di pelataran parkir Badaling atau Juyongguan. Sementara pemandu wisata membelikan kita tiket. Kita sudah dapat melihat betapa hebatnya bangunan tembok besar yang tampak meliuk-liuk bagaikan naga yang berdiam di puncak gunung.Sebuah papan keterangan tentang tembok besar ditulis dalam berbagai bahasa. Selain bahasa Mandarin dan Inggris, ada juga yang dalam bahasa Korea, Jepang, bahkan Russia. Di papan keterangan ini dapat dibaca bahwa Tembok Besar yang berada di daerah Badaling ini terletak di pegunungan Jundu. Tembok besar ini mulai dimasukkan dalam daftar "World Heritage" oleh UNESCO pada 1987.Tembok Besar di kawasan ini dirancang oleh Jendral Xu Da dan Chang Yu Chun yang selesai dibangun pada tahun 1368. Tentu saja alasan pembangunannya adalah demi tujuan militer, yaitu melindungi negeri Cina dari serbuan bangsa di utara. Meliuk-liuk dan kadang-kadang mendaki sangat curam, tembok ini dilengkapi dengan menara pengintai. Gembok Cinta di Tembok BesarSetelah memasuki pintu masuk, ada pelataran luas dengan bangunan tradisional Cina yang bertingkat dua. Bagian bawah bangunan ini dijadikan toko tempat menjual cendera mata dan pernak-pernik tembok besar. T-shirt, tempelan magnet, piring kecil, gantungan kunci, dan replika tembok besar dalam berbagai ukuran menjadi buah tangan yang laris diserbu wisatawan.Melewati toko cendera mata ini ada lagi sebuah ruang terbuka di mana dipamerkan berbagai jenis senjata tajam bak di film-film kung fu yang sering diputar pada tahun 1980-an. Tombak, golok, gada, trisula, toya, dan senjata sejenisnya yang menghiasi tempat ini. Selain itu beberapa replika patung terakota dari Xian juga ikut meramaikan suasana. Sebuah menara pengintai dengan jendelanya yang khas membuat wisatawan merasa terlempar ke masa pada ratusan tahun yang lalu.Selepas tempat ini, kecuraman tembok mulai terasa. Untuk mendaki ke menara pengintai berikutnya, ratusan anak tangga harus didaki. Untungnya di sisi tembok disediakan pegangan tangan dari pipa yang dapat membantu pendaki. Kalau lelah cukup istirahat di anak tangga atau tepian tembok yang dihiasi bendera warna warni.Di kejauhan, tembok terus mengular dan tampak kian mengecil. Di beberapa sudut terlihat banyak orang yang mendaki sampai jauh sehingga terlihat bagaikan semut. Sementara itu di tepian tembok, terdapat untaian gembok yang saling berkaitan dan membentuk pasangan gembok. Masing-masing gembok digrafir dengan nama laki-laki dan perempuan. Rupanya ini adalah gembok sepasang kekasih yang bertekad bahwa hubungan mereka akan tetap abadi selama gembok tetap bersatu dengan teguh di tepian dinding tembok besar. Ada-ada saja?Setelah sempat mendaki, berjalan, dan menuruni tangga sampai melewati beberapa menara pengintai, kaki pun terasa mulai lelah. Waktunya untuk kembali ke beranda dengan bangunan tradisional tempat menjual cendera mata. Di sini juga menjual es krim yang segar dan dijadikan sebagai penghilang dahaga.Setelah itu kami berjalan ke arah yang berlawanan dan melihat lagu pemandangan yang bahkan lebih menakjubkan. Ada semacam bendungan besar dengan sebuah jembatan yang masih menjadi bagian tembok besar di atasnya. Dan, di seberang sana tembok besar yang sama juga meliuk-liuk bagai naga di punggung bukit. Jauh entah kemana, tidaklah salah rakyat Cina menamakan tembok ini Tembok Panjang Sepuluh Ribu Li. Kita tidak pernah dapat melihat di mana tembok ini berakhir, bagaikan sebuah jalan tiada berujung.Yang paling penting dari kunjungan ini adalah membuktikan bahwa dengan menaiki tembok besar kita sudah berhasil lulus ujian dan menjadi manusia sejati sesuai dengan papatah kuno Cina tadi.
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya