Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan suaka tropis terbesar dan terkaya di dunia dan salah satu yang ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfir. Salah satu kekayaan faunanya adalah Orang Utan (Pongo Pygmaeus Abelii) dan Bohorok Bukit Lawang adalah tempat rehabilitasi Orang Utan di Indonesia selain di Kalimantan. Bukit Lawang adalah tujuan kami selanjutnya.
Kami menempuh perjalanan selama 10 jam dari Kutacane menuju Bukit Lawang. Pagi jam 8.00 setelah sarapan kami semua langsung dibawa oleh guide ke feeding area Orang Utan. Sebelum masuk ke wilayah Taman Nasional kita harus membayar izin masuk sebesar Rp. 20.000/orang dan kamera dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000.
Belum berapa lama kami melangkah dan mendaki ke feeding area kami semua disuruh untuk segera turun. "Ada Mina!!" teriak salah satu guide kami. Mina adalah Orang Utan betina yang paling galak dia tak segan-segan melukai manusia. Orang Utan adalah binatang yang paling sayang terhadap anaknya itu yang menyebabkan βMinaβ menjadi galak karena pernah dipisahkan dari anaknya yang sudah mati. Ia beranggapan bahwa manusia yang membunuh anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Β
Selain Orang Utan ada juga kera yang banyak berkeliaran di Bukit Lawang. Pagi hari adalah waktunya para Rangers TNGL memberikan makan kepada para hewan disini. Kali ini kami beruntung karena banyak sekali Orang Utan dan monyet yang berkumpul di feeding area. Ternyata keberuntungan tidak memihak terhadap saya lagi-lagi saya hampir diserang monyet setelah dua hari sebelumnya menjadi sasaran para pacet.
Tidak hanya itu kesialan sayapun berlanjut ketika saya sedang asik mengambil gambar tiba-tiba dari atas pohon seekor Orang Utan menjatuhkan kotorannya tepat dibelakang saya walhasil tas dan celana saya menjadi bau karena terkena kotoran Orang Utan. Benar-benar sebuah sensai di pagi hari yang tak terlupakan. Bukit Lawang selalu akan saya kenang dan Orang Utan takkan pernah terlupakan.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!