Terletak di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Tangkahan merupakan sebuah kawasan ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Dengan berkendara sekitar empat jam dari kota Medan, Tangkahan dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi atau bus umum Pembangunan Semesta. Sekitar 50 km menuju lokasi, perjalanan akan sedikit membosankan karena melewati perkebunan sawit dan kondisi jalan yang belum diaspal.
Namun, kita tak akan lagi mengingat kebosanan tersebut begitu sampai di lokasi. Dari Visitor Center, kita akan menuruni beberapa tangga. Belum lagi melakukan apa-apa, kita sudah dimanjakan dengan memandangan yang khas alam tropis yang mengagumkan: dua sungai yang dikelilingi oleh hutan beraneka jenis tumbuhan. Jika ingin bermalam di sana, kita bisa menyiapkan tenda untuk berkemah atau kalau tidak ingin repot, Tangkahan juga menyediakan penginapan dengan harga yang terjangkau: kisaran Rp. 75.000 sampai Rp.100.000. Beberapa penduduk setempat juga menjual sejumlah makanan dan variasi minuman yang terbatas namun dengan harga yang masih masuk akal untuk daerah yang agak pelosok. Namun perlu diingat, pasokan listrik masih minim di Tangkahan, jadi bersegeralah menyelesaikan aktivitas sebelum jam 11 malam, karena listrik akan padam saat itu. Petualangan pun dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa saja yang bisa dilakukan di Tangkahan? Apa saja bisa kita lakukan. Kalau Tangkahan masih sangat awam untuk kita, kita bisa meminta jasa pemandu (ranger) untuk memandu petualangan kita. Yang paling terkenal dari Tangkahan adalah gajah-gajahnya. Ada sebanyak sembilan ekor gajah yang dipelihara. Gajah-gajah tersebut sudah jinak dan terlatih. Bahkan gaja-gajah ini pun ikut membantu petugas dalam berpatroli atau melindungi hutan dari kegiatan perburuan, illegal Logging, dan kejahatan hutan lainnya. Jika ingin berinteraksi secara langsung dengan gajah, kita bisa memandikannya saat pagi dan sore hari dengan membayar Rp.30.000. atau jika belum puas, kita bisa melakukan trekking gajah dengan menambah satu angka nol di belakang angka nominal memandikan gajah. Menariknya, jalur yang dilalui adalah jalur yang biasa dilakukan untuk berpatroli. Jadi bayangkan saja bagaimana serunya menunggangi gajah menelusuri sungai dan hutan.
Nah, di sepanjang Sungai Buluh akan ada beberapa pengalaman yang kita dapatkan. Tepat di seberang penginapan Jungle Lodge ada sumber air panas yang mengalir dari sebuah goa. Tidak terlalu besar tapi sangat lumayan untuk menghangatkan tubuh. Untuk menjangkaunya, kita harus berenang karena sungai cukup dalam. Jika beruntung, dengan bejalan sedikit melawan arus Sungai Buluh, kita bisa melihat sejumlah habitat kupu-kupu beraneka warna yang beterbangan di atas aliran sungai. Biasanya pagi-pagi sekali saat matahari terbit. Sayang pada saat itu saya kurang beruntung, tak banyak kupu-kupu yang terlihat.
Mengikuti arus sungai, menuju pertemuan Sungai Batang Serangan kita akan menemui cekungan sungai di sebelah kiri. Ikuti saja, sebab kita akan menemukan sebuah air terjun di ujungnya. Air terjun tidak terlalu tinggi, hanya sekitar dua meter. Tapi pemandangan sejauh 100 meter dari awal cekungan menuju air terjun sangat luar biasa. Bebatuan besar mendominasi sungai. Air sungai jernih mengalir tenang dari celah-celah bebatuan. Udara di sekitar air terjun pun lebih sejuk karena pepohonan besar seolah berebutan melindunginya dari sinar matahari yang berlebih.
Di tangkahan ada sebuah goa yang dinamai Goa Kelelawar. Disebut demikian karena karena goa tersebut merupakan rumah bagi ribuan kelelawar. Kita bisa masuk dan melihat isi di dalamnya, asal tidak membuat kegaduhan. Di dalamnya kita bisa melihat begitu banyak kelelawar yang bergelantungan. Butuh waktu sekitar 40 menit untuk mencapai ujung goa. jika ingin langsung kembali ke penginapan, kita bisa melakukan cubbing sampai ke penginapan.
Cubbing mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang. Namun jika ke Tangkahan cubbing adalah hal yang wajib untuk dilakukan. berbeda dengan rafting yang menyusuri sungai dengan menggunakan perahu karet dan menggungakan dayung, cubbing adalah kegiatan menyusuri sungai dengan menggunakan ban dalam truk yang telah dipompa. Satu ban bisa digunakan sendiri dengan duduk di atasnya atau bisa sampai dengan empat orang yang memeluk kuat ban tersebut. Pada setiap ban dilengkapi tali yang bisa dihubungkan dengan ban yang lainnya. Kita bisa menyambung ban semau kita, dan menghanyutkan diri bersama-sama.
Sensasi cubbing akan didapatkan ketika mendapati medan sungai yang berbeda-beda. Terkadang kita harus berhati-hati ketika melewati sungai yang cetek dengan bebatuan besar. Sesekali pasti badan kita akan terantuk batu, yang kadang akan meninggalkan bekas memar pada tubuh. Kemudian kita harus mengeratkan pegangan pada ban saat melewati sungai yang dalam dengan arus yang kencang. Tak kalah seru ketika ingin menepi, kita harus menemukan tempat yang pas dengan kedalaman sungai yang rendah dan berusaha membawa ban ke tepi. Perlu diketahui, membawa ban di atas sungai akan semakin mengurangi keseimbangan badan karena kita akan membutuhkan usaha lebih untuk menahan ban agar tidak hanyut terbawa arus sungai.
Merasakan petualangan di alam Tangkahan yang tidak terlupakan, kita mungkin tidak menyangka bahwa sebelumnya Tangkahan merupakan titik illegal logging di kawasan TNGL. Penebangan liar merupakan pendapatan utama bagi masyarakat Tangkahan kala itu. Sebenarnya masyarakat tersebut bukan tidak mempunyai pekerjaan, mereka memiliki dan mengelola kebun, namun karena tingginya pendapatan dari hasil penebangan liar membuat mereka meninggalkan pekerjaan asal. Selanjutnya, ketika keamanan hutan semakin diperketat, masyarakat memutuskan kembali pada pekerjaan awal mereka dan menjalankan ide untuk mempromosikan ekowisata.
Betul adanya, ekowisata menjadi cara yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga hutan itu sendiri. Pengunjung Tangkahan terus meningkat setiap tahunnya. Baik domestik maupun mancanegara. Maka tak usah heran jika kita banyak menemukan wajah-wajah kaukasoid di sana.
Satu hal yang paling mengagumkan di Tangkahan, masyarakat serta pengunjung bersama-sama menjaga kelestarian alam tangkahan. Beberapa tempat di pinggiran sungai kita akan menemukan tong sampah yang terpisah antara sampah organik dan anorganik. Atau kalau tidak ada, kita akan melihat sebuah papan tertulis peringatan "Bawa Kembali Sampah Anda". Di depan visitor Center kita juga akan menemukan papan informasi yang menjelaskan jenis-jenis sampah dan masa penguraiannya.
Jika Anda memiliki niat untuk menaklukkan Tangkahan, bersiaplah karena Anda yang akan ditaklukkan oleh Tangkahan. Selain berdecak kagum, pastinya Anda akan mendapatkan sakit dan kaku pada persendian badan sekembalinya ke rumah.
Komentar Terbanyak
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas
Kagetnya Hotel Syariah di Mataram, Putar Murotal Ditagih Royalti Rp 4,4 Juta