Mengintip Masjid Sultan Siak yang Berusia 120 Tahun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengintip Masjid Sultan Siak yang Berusia 120 Tahun

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Jumat, 19 Agu 2011 17:00 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Jakarta -
Sambil menunggu bedug buka puasa, tidak ada salahnya mampir sejenak di masjid tertua di kota Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak, Riau. Masjid berusia 120 tahun itu bernama Syhabuddin yang didirikan oleh Sultan Siak ke 12, Sultan Syarif Kasim II.

Masjid Syhabuddin terletak di Jl Sultan Ismail di kota Siak yang berjarak sekitar 30 meter dari bibir sungai Siak. Masjid bergaya arsitektur Timur Tengah ini berwarna kuning dengan polesan cat hijau dibeberapa tiang penyangganya.

Kehadiran masjid ini tidak hanya sekedar menjadi tempat ibadah semata. Sejak dulu, Masjid Syhabuddin menjadi pusat pendidikan islam terbesar di Asia Tenggara. Pada waktu itu, Sultan mendatangkan guru-guru islam dari tanah Arab. Sejarah membuktikan, kerajaan Siak tempo dulu merupakan pusat pendidikan Islam terbesar di Asia Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak negara sahabat seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand belajar pendidikan Islam di Kesultanan Siak. Masjid itulah salah satu pusat pengkajian Islam semasa kejayaan raja Siak.

Sampai kini masjid tersebut masih menjadi tempat ibadah warga kota Siak. Apa lagi masjid ini dilengkapi fasilitas pendingin udara AC yang membuat ruangan masjid bertambah sejuk. Selama bulan Ramadan pun banyak masyarakat yang menjatuhkan pilihannya untuk melaksanakan salat fardu maupun sunah di masjid ini.

β€œDengan menggunakan AC, selama Ramadan masjid ini selalu dipadati warga. mereka betah untuk berlama-lama di dalam masjid. Selain itu, di sebelah masjid juga terdapat makam sultan,” kata Moh Arifin penjaga masjid sekaligus penjaga makam sultan kepada detikRamadan, Selasa (9/8/2011).

Sama seperti masjid lainnya, di dalam masjid terdapat sebuah mimbar. Mimbar yang terbuat dari kayu ukiran itu, usianya juga hampir sama dengan bangunan masjid tersebut. Sampai kini mimbar masih berdiri kokoh dan tetap dipergunakan untuk salat jumat.

Rupanya, masjid ini dulu terletak hanya beberapa meter dari Istana Siak. Namun, Sultan ke 12 memindahkannya ke tepi sungai yang kini jaraknya sekitar 1 kilometer dari Istana Siak. Halaman masjid ini luas dan dikelilingi rerumputan hijau yang menambah keindahan tersendiri.
οΏ½
Selain menjadi tempat beribadah, masjid tersebut juga dijadikan lokasi wisata riligi. Berbagai tamu wisata baik lokal maupun mancanegara sering singgah barang sejenak di masjid ini. Diantara wisatawan lain, pengunjung dari negeri jiran Malaysia yang paling banyak mengunjungi masjid ini. Ramainya warga Malaysia berkunjung, ternyata karena Sultan Siak memang berasal dari kerajaan Johor di Malaysia.

(cha/feb)
(travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads