Seribu Kupu-Kupu di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ayos Purwoaji|22953|PAPUA 2|28

Seribu Kupu-Kupu di Papua

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Senin, 23 Mei 2011 10:05 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Daawia, peneliti kupu-kupu Papua yang sedang menyelesaikan PhD di Gottingen, Jerman.
Seribu Kupu-Kupu di Papua
Jakarta -

Niat baik Pak Arwam mengantar kami berkeliling Jayapura tidak boleh disia-siakan. Saya ingin mengunjungi pusat riset kupu-kupu yang didirikan oleh Henk van Mastrigt, seorang bruder. Selama tiga puluh tahun Bruder Henk, begitu ia akrab disapa, mengumpulkan berbagai sampel kupu-kupu langka di Papua.

Pria asal Belanda ini menelusuri hutan-hutan lembab di Papua untuk mengidentifikasi setiap jenis serangga bersayap cantik ini. Saat ini koleksi Bruder Henk ada 64 ribu ekor kupu-kupu yang sudah diawetkan.

Koleksinya sendiri bisa dilihat di Laboratorium Koleksi Serangga Papua (KSP) yang terletak di Jalan RA Kartini 7, terletak di pusat kota Jayapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan sampel kupu-kupu ini terawat dengan baik dalam rak-rak kayu yang disusun rapi. Sistem penyimpanannya pun sangat baik, setiap rak diberi kapur barus yang menyerap lembab dan pendingin AC yang menjaga suhu ruangan tetap stabil.

Saya begitu mengagumi koleksi raksasa ini. Konon ini adalah yang terlengkap di Indonesia. Sayangnya tidak banyak orang tertarik untuk berkunjung ke laboratorium ini. Padahal, ini bisa jadi salah satu destinasi bagi pejalan yang ingin melakukan ekowisata.

Kami sendiri ditemani oleh Daawia, seorang dosen Universitas Cenderawasih yang sedang mengambil gelar PhD di Gottingen, Jerman. Ia memang mendalami kupu-kupu sebagai studi, khususnya kupu-kupu bersayap lebar, Ornitopthera.

"Biasanya untuk penelitian kupu-kupu, kami menghabiskan waktu hingga satu bulan hidup di dalam hutan," kata Daawia. Selama itu, ia dan timnya berjalan menyusur hutan dan mencatat setiap kupu-kupu yang ditemui.

Diakui oleh Daawia, jenis kupu-kupu di Papua sangat banyak. "Lima puluh persen jenis kupu-kupu yang ada di Indonesia, ada di Papua," kata entomolog dua anak ini. Maka ia dan Bruder Henk menggalakkan penelitian kupu-kupu di kalangan mahasiswa Universitas Cenderawasih. "Tapi saat ini studi kami lebih luas, selain kupu-kupu kami meneliti jenis serangga lain." ujar Daawia.

Supeni Sufaati, ketua Jurusan Biologi Universitas Cenderawasih, mengakui bahwa upaya pemekaran daerah dan pembangunan yang tidak terencana mengancam keberlangsungan hidup kupu-kupu di alam. "Karena ada banyak jenis kupu-kupu endemik yang hanya makan dari flora khusus yang tidak banyak jumlahnya," kata wanita asli Purbalingga ini.

Menurut Supeni, penjualan kupu-kupu endemik juga menjadi masalah akut yang perlu segera ditangani. "Masyarakat lokal sudah tahu kupu-kupu Papua banyak dicari karena kelangkaannya. Ada yang dijual seharga 50.000 rupiah pada pengepul untuk dilelang US$ 1000 di pasaran internasional," kata Supeni.

Melihat berbagai macam kupu-kupu milik Bruder Henk saya jadi miris. Ini adalah kekayaan yang tidak bisa dibandingkan dengan rupiah semata. Tuhan menganugerahkan kekayaan alam Papua untuk dijaga. Entah bisa bertahan sampai kapan. []

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads