Menurut panduan perjalanan yang diberikan oleh Detikcom, kegiatan kami di Lewoleba adalah berkunjung ke Desa Lama yang terletak di bawah kaki Gunung Ile Ape (baca: Ili Api). Hujan yang terjadi beberapa hari terakhir dan kondisi jalan yang masih 'off road', memaksa kami mengubah apa yang harus dilakukan. Maka kegiatan yang kami lakukan hari ini (13/10/10) adalah mengunjungi Desa Lamalera di Selatan Pulau Lembata.
Ada kendaran reguler untuk mencapai Lamalera, yaitu dengan naik truk seharga Rp.25000/orang yang berangkat dari Terminal Barat Waikomo, Lewoleba. Alternatif lain yang tersedia adalah dengan menyewa kendaraan 4WD milik Pak Fidelius seperti yang kami lakukan. Jika opsi pertama yang dipilih, maka perjalanan pulang harus dilkukan pada pukul 03.00 dini hari, jam keberangkaan truk Lamalera - Lewoleba.
Akses kendaraan ke Lamalera masih sulit. Kondisi jalan yang tidak mulus. Lubang besar yang menjadi kubangan jika hujan turun. Menjadi alasan untuk tidak memilih city car sebagai pilihan kendaraan menuju Lamalera. Perlu waktu kurang lebih tiga jam untuk tiba di desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atau mereka akan membawa hasil tangkapan untuk ditukarkan dengan hasil pertanian di Pasar Barter, Desa Wulandoni. Pasar ini hanya dibuka setiap hari Sabtu dari pukul 09.00 hingga pukul 13.00. Para pembeli dan penjual wajib membayar retribusi berupa barang sebelum masuk ke area pasar. Trasaksi terjadi ketika pluit dibunyikan oleh hansip, orang yang menjaga kelancaran proses barter di pasar tersebut. Sayangnya kami kurang beruntung karena tidak bisa melihat bagaimana keadaan pasar barter tersebut. (Tim NTT 1 | Utine-Simbah)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru