Setelah snorkeling di Pulau Pagang pada Minggu pagi, saya dan Anti sekali lagi membelah lautan untuk menuju Pulau Cubadak. Pulau ini berada di Kabupaten Pesisir Selatan, sekitar 20 menit naik speedboat dari Pantai Carocok, Painan. Kali ini kami berkesempatan untuk merasakan liburan di pantai sebuah pulau kecil nan sepi dan jauh dari keramaian. Kabarnya, pantai di sini tak kalah cantik dengan pantai-pantai lain yang kami pernah kunjungi di Sumatera Barat.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore ketika akhirnya kami melangkahkan kaki di Pulau Cubadak. Dominiq, wanita Italia yang mengelola tempat ini, menyambut di dermaga dan mempersilakan kami untuk beristirahat di restorannya. Dengan hangat dia menawarkan kopi tubruk sebagai welcome drink untuk kami.
Kami kemudian menikmati sore bersama kopi tubruk, teh dan Marco, pria Perancis yang βbersama Dominiq- mengelola Cubadak Paradiso Village. Marco sudah tinggal di pulau tersebut selama lima tahun. Darinya kami mendapat cerita bagaimana rasanya tinggal di pulau kecil di tengah . Dia juga berbagi pengalamannya dengan Suku Mentawai yang menurut rencana akan kami kunjungi esok hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malamnya kami makan malam bersama pengunjung lain yang menginap di Cubadak Paradiso Village. Sejenis communal dinner di mana kami semua duduk bersama mengelilingi satu meja makan dan mengobrol tentang banyak hal. Hanya saya dan Anti dan yang merupakan pengunjung dari Indonesia, lainnya adalah orang-orang Perancis, Inggris dan Spanyol. Jadi kami mengobrol dalam Bahasa Inggris.
Beberapa dari mereka pernah mengunjungi berbagai tempat di Indonesia. Nggak hanya tempat wisata populer, namun juga kampung di pedalaman Pulau Siberut. Tak heran kami bisa nyambung ketika mengobrol tentang spot-spot wisata di Indonesia. Seorang turis berpendapat tujuan wisata di Indonesia lengkap dan bervariasi. Tak hanya wisata alam, namun keragaman budayanya juga yang membuat mereka betah dan ingin melihat sisi Indonesia yang lain.
Seorang dari mereka kemudian bercerita soal kunjungannya yang terakhir ini. Menurutnya, kebijakan yang baru soal visa agak memberatkan. Kabarnya, waktu terpendek yang diberikan visa Indonesia adalah satu bulan. Padahal ada sejumlah turis yang hanya ingin berkunjung selama satu atau dua minggu. Walaupun kurang dari itu, biaya permohonan visa tetap sama yaitu US$250. Tapi hal ini tidak mencegahnya untuk berkunjung ke Indonesia, walaupun dia mengakui hal ini jadi hambatan untuk pariwisata Indonesia sendiri.
Senang dan bangga rasanya mendengar negeri sendiri dipuji oleh orang asing. Bahagia rasanya bila tamu kita bisa pulang dengan hati gembira dan dia bisa bercerita pengalaman menarik di Indonesia. Mari jadi tuan rumah yang baik untuk semua tamu kita!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!