Layaknya hunian lain di iklim tropis, rumah tradisional Poso yang disebut Tambi juga beratap miring dengan sudut sekitar 60 derajat. Atap Pelana dengan dua kemiringan ini berbahan dasar ijuk dengan penahan bambu, rotan dan kayu yang merupakan material dasar yang bisa diambil oleh masyarakat lembah Bada pada lingkungan sekitarnya. Pada ujung atapnya terdapat hiasan berupa pahatan sapi pada setiap Tambi yang ada.
Rumah panggung dengan luas sekitar 3m x 3m ini dibuat dengan pondasi batu di atas tanah dan kemudian ditumpuk dengan kayu-kayu gelondong besar berlawanan arah sekitar 3 tumpuk, kemudian baru diletakkan lantai berupa papan kayu dilanjutkan dengan tiang bermaterial kayu dan dindingnyadilapisi oleh lembaran kayu yang dipotong kecil-kecil.
Tampak depan dari Tambi ini berupa segitiga dengan lubang kecil di sudut kanan bawah yang merupakan pintu satu-satunya untuk keluar dan masuk ke rumah ini. Karena Tambi berupa rumah panggung maka di depan pintunya ada tangga kecil yang dipahat dari gelondong kayu yang dengan mudah bisa dipindahkan dan diangkat sehingga rumah terjaga dari binatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu masuk ke dalam, telihat ruangan tanpa sekat dengan cahaya yang sangat minim dari sela-sela atap.Ruangan berbentuk persegi ini terbagi dalam 2 bagian, yaitu tempat tidur yang letaknya mengelilingi rumah dan di tengah-tengah ada perapian untuk masak dan menghangatkan badan karena Lembah Bada ini suhunya cukup dingin, banyak kabut dan berangin. Setiap Tambi bisa memuat 5 keluarga. Terbayangkan betapa hangat dan intimnya suasana Tambi saat 5 keluarga berkumpul dan melingkari perapian.
Sedangkan Buho' adalah lumbung padi yang letaknya terpisah dari Tambi. Bisa di belakang atau di samping Tambi, namun sering kali di belakangnya. Bentuknya setipe dengan Tambi hanya saja luasannya lebih kecil dan Buho' lebih terbuka karena atapnya tidak menerus ke lantai seperti Tambi. Buho' ini juga memiliki tiang-tiang dari kayu gelondong yang tidak terdapat pada Tambi.
Sambungan pada Tambi dan Buho' tidak dipaku dan dicoak melainkan diikat dengan tali untaian rotan, namun kenyataannya kegunaan Tambi dan Buho' ini terbukti karena pada 7 Oktober 2010, ketika saya datang ke Lembah Bada ini cuaca Poso sedang berangin dan hujan, sehingga memaksa saya untuk berteduh terlebih dahulu di Tambi sampai hujan mereda di Lembah Bada yang luas ini.
Orang-orang suku Lore masih sangat memperhatikan kasta, jika pada ujung Tambi kita melihat hiasan kerbau maka rumah itu adalah rumah kasta atas pada suku Lore Lembah Bada, namun jika terlihat simpul yang dibuat dari ijuk biasa maka rumah itu milik kasta rendahan.
Elemen-elemen arsitektur pada Tambi dan Buho' ini juga sampai sekarang masih dipakai pada perancangan perumahan namun dengan teknologi yang lebih berkembang dan modern.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain