Panen Arbei di Danau Cileunca

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Yulastriany|12707|JABAR|16

Panen Arbei di Danau Cileunca

yulastriany - detikTravel
Kamis, 09 Jun 2011 13:09 WIB
Jakarta -

Salah satu wisata alam di Bandung Selatan adalah Situ Cileunca. Situ berarti danau. Danau Cileunca terletak di Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Informasi yang diperoleh dari penduduk setempat, awalnya Danau Cileunca merupakan hutan belantara. Lalu pada tahun 1918 sebagian kawasan hutan di tempat itu dibuat danau untuk kebutuhan pengairan di sekitarnya. Luas Danau Cileunca adalah 1.400 hektare dan memiliki 2 danau. Salah satu danau letaknya lebih tinggi dari danau lainnya. Di dekatnya terdapat hamparan rumput hijau yang biasa digunakan untuk ber-camping. Katanya, danau yang berkedalaman kira-kira 17 meter ini sangat bening. Namun sayang, ketika kami tiba, airnya berwarna hijau dan keruh.

Dengan menyewa perahu seharga Rp. 50.000 kami diajak berkeliling Danau Cileunca hingga tiba di kaki bendungan. Udara dingin langsung terasa apalagi ketika angin bertiup ke arah kami. Permukaan danau agak bergelombang dikarenakan angin yang bertiup cukup kencang. Dalam perjalanan terlihat sebuah bangunan ber-cat putih yang menurut penduduk setempat merupakan pusat pelatihan atlit dayung. Beberapa meter akan melewati gedung tersebut, terlihat anak-anak kecil meluncur cepat di atas kano. Tangan mereka lincah mengayunkan dayung dengan semangat. Selain anak-anak itu, nampak beberapa pria melempar pukat, menangkap ikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiba di kaki bendungan, oleh pemilik perahu kami dipersilahkan mendaki semacam bukit berumput yang sebetulnya merupakan tembok bendungan. Tiba di atas, nampak pemandangan lain yang lebih memukai. Danau luas dengan pulau kecil di tengahnya dan dilengkapi dengan seorang pria yang sedang mengayuh rakit. Udaranya pun segar sekali! Sayangnya kami tak bisa berlama-lama di situ karena dari kejauhan terlihat 'serbuan' kabut kencang ke arah kami. Saatnya turun!

Dalam perjalanan kembali, kami mampir ke kebun arbei!

Kebun arbei ini terletak di atas tanah milik PLN. Namun kebunnya sendiri adalah dikelola oleh pak Asep. PLN memberi kesempatan kepada semua penduduk yang ingin memanfaatkan tanah milik mereka asal dikelola dengan baik dan kebersihannya dijaga. 15 tahun yang lalu, saat mengambil anakan arbei dari hutan di seberang danau, pak Asep disangka gila oleh tetangganya. Menurut mereka hanya orang gila yang mau repot-repot menanam anakan tumbuhan liar yang tidak ada manfaatnya. Beberapa tahun kemudian pak Asep menikmati hasil jerih payahnya! Buah-buah mungil arbei itu begitu manis dipandang dan dimakan!

Dengan biaya Rp. 2.500 kami boleh memasuki kebun arbei pak Asep. Dan dengan Rp. 5.000 boleh sepuasnya memetik buah arbei yang disimpan dalam keranjang mungil yang terbuat dari bilah bambu. Ini kesempatan langka dan belum pernah kami lakukan. Panen sepuasnya hanya dengan total Rp. 7.500 saja! Itu sudah termasuk arbei yang masuk ke mulut. Harga yang murah seperti itu seharusnya bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Tidak menanam, tapi ikut memanen.

Panen arbei di Danau Cileunca menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan. Berbekal 3 keranjang arbei, akhirnya kami pun pamit pulang pada bu Asep. Puas rasanya bisa ikut memanen arbei.

(travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads