"Nggak ke Kepri kalau nggak nyobain Gong-gong" menurut salah satu kawan yang berasal dari Tanjung Pinang. Dari beberapa referensi pun mengatakan kalau gong-gong adalah makanan khas kepulauan Riau dan saya sendiri belum tau bentuk gong-gong sendiri seperti apa. Bertanya pada kawan yang asli Tanjung Pinang itu pun dijawabnya "yaudah, coba aja nanti, pasti enak deh.."
Selama beberapa hari di Kepulauan Riau ini berkali-kali juga saya memesan gong-gong di beberapa rumah makan yang ada di sekitar Kepulauan Riau, tapi entah kenapa setiap kali saya memesan gong-gong pasti selalu saja jawabannya habis. Entah karena pasokan dari gong-gong sendiri yang sedikit atau memang gong-gong ini banyak peminatnya. Entahlah, yang pasti setiap saya memesan gong-gong, baik di Batam, di Tanjung Pinang, di Daik, ataupun di Ranai pasti selalu tidak ada alias habis.
Akhirnya di hari-hari terakhir penjelajahan saya si Kepulauan Riau ini, saya menyempatkan kembali untuk memesan gong-gong. Kali ini bukan di Batam, Tanjung Pinang, Daik, apalagi Ranai yang jauh dari pusat ibukota Kepulauan Riau. Tetapi saya memesan gong-gong ini justru ditempat yang menurut saya unik, yaitu di kolong jembatan. Jangan salah, ini bukan sembarang kolong jembatan, kolong jembatan ini adalah kolong jembatan ke 5 di Barelang yang menghubungkan antara Pulau Rempang dengan Pulau Galang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu duduk, langsung yang saya pesan pertama kali adalah gong-gong. Keberuntungan saya kali ini, karena gong-gong nya masih ada.
Gong-gong adalah semacam siput laut yang cangkangnya tebal dan keras. Dagingnya yang lunak ditutupi oleh cangkang tersebut dan dilindungi oleh semacam "gergaji" di bagian depan tubuhnya yang lunak untuk mencari mangsa dan sebagai pertahanan diri.
Biasanya gong-gong hanya direbus dengan tambahan bumbu-bumbu. Penyajian gong-gong adalah langsung dengan cangkangnya, sehingga untuk makan gong-gong perlu untuk menarik "gergaji" nya, kemudian dicocol dengan sambal khas untuk gong-gong.
Untuk soal rasa, gong-gong ini memang berbeda dengan kerang atau seafood lainnya. Rasa daginnya yang kenyal, lembut, dan gurih pas sekali dipadukan dengan sambal cabai merah.
Jadi, sempatkan untuk mencoba rasa gong-gong jika pergi ke Kepulauan Riau yang memang terkenal provinsi kepulauan ini.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Koster Akui Jumlah Wisatawan Domestik ke Bali Turun di Libur Nataru