Bengkulu dan Lampung. Saat pertama kali mengetahui kalau saya akan melakukan petualangan di Bengkulu, langsung terbayang sebongkah bunga besar yang menjadi kebanggaan Bengkulu, Rafflesia arnoldi. Begitu juga dengan teman saya yang orang Bengkulu mengatakan, "Wah untung banget ke Bengkulu bulan-bulan sekarang, biasanya Rafflesia lagi mekar. Jarang-jarang loh bunganya mekar!" Saya jadi semakin ingin cepat-cepat melihat bunga yang juga dikenal dengan nama patma raksasa.
Awalnya, saya bersama Titis berencana untuk mencari bunga rafflesia di daerah Curup, Bengkulu. Namun, berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata setempat, saat ini tidak ada refflesia yang mekar di taman nasional di dekat sana. Terpaksa kami mengurungkan niat untuk mencari bunga tersebut. Kemudian pendamping tim kami, Mas Yopie, bercerita bahwa ia pernah menemukan bunga rafflesia di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di daerah Liwa, Lampung Barat. Saya dan Titis membulatkan tekad untuk mengunjungi TNBBS di Liwa selepas dari Bengkulu.
Begitu sampai di Liwa, kami berkenalan dengan salah satu orang Dinas Pariwisata setempat. Pak Samba namanya. Kabar dari Pak Samba, ada bunga rafflesia yang mulai mekar di TNBBS. Kabar tersebut membuat saya tak sabar untuk segera ke TNBBS. Tapi ada satu lagi yang membuat saya senang. Pak Samba juga mengatakan, "Di sini bukan cuma ada bunga rafflesia, tapi kami juga punya satwa langka yang cuma ada di Liwa. Namanya burung tohtor."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagi berikutnya kami langsung berkunjung ke kantor TNBBS untuk mencari bunga rafflesia dan burung tohtor. Setibanya di sana, kami langsung disambut oleh Pak Supriatna, petugas TNBBS yang bertindak sebagai pengendali ekosistem hutan. Saya langsung mengutarakan niat untuk melihat bunga rafflesia. Pak Supriatna kemudian berkata, "Sebenarnya bisa saja kalau mau lihat bunga rafflesia." Saya menyimak dengan semangat. "Tapi baru mekar delapan hari lagi. Jadi kalau mau lihat paling kuncupnya saja," lanjut Pak Supriatna. Kata-kata Pak Supriatna menghapus impian kami untuk melihat bunga rafflesia yang mekar merona.
Bagaimana dengan burung tohtor? Pak Supriatna menjelaskan, "Nah, kalau mau ketemu burung tohtor itu untung-untungan. Kalau lagi beruntung, kita bisa ketemu cuma dengan menunggu beberapa jam. Tapi itu jarang sekali. Biasanya, kita harus nunggu satu, dua, atau tiga hari. Bahkan turis-turis luar negeri biasanya sampai rela mendirikan tenda di dalam hutan menunggu keluarnya burung tohtor." Memang tidak mudah untuk membuat burung tohtor datang mendekat. Burung ini termasuk jenis burung yang pemalu sehingga butuh waktu untuk membuatnya datang menghampiri kita. Biasanya ada petugas yang harus membuat suara-suara siulan yang menyerupai siulan burung tohtor untuk memancing mereka keluar. Dan begitu burung tersebut datang, mereka hanya terlihat sebentar saja dan akhirnya kembali menghilang di hutan.
Sayang sekali, saya dan Titis tidak punya banyak waktu di sini. Kami harus segera melanjutkan petualangan ke wilayah-wilayah Lampung yang lain. Tidak bisa menghabiskan satu atau dua hari untuk menunggu serunya bertemu burung tohtor. Apalagi menunggu delapan hari hingga bunga rafflesia mekar. Bagi Anda yang punya kesempatan dalam beberapa hari mendatang berkunjung ke TNBBS di Liwa, sampaikan salam kami untuk bunga rafflesia dan burung tohtor.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum