Pesawat Lufthansa yang membawa saya dari Frankfurt mendarat di pagi buta di Bandara Muhammad V, Casablanca. Gedung terminal diterangi lampu dengan tulisan Aeroport de Muhammad V dan Matar Muhammad Khamis dalam bahasa Arab. Kartu kedatangan ditulis dalam 3 bahasa yaitu bahasa Perancis, Inggris dan Arab. Sebuah kemudahan untuk kita adalah pemegang paspor Indonesia dapat masuk ke Maroko selama 30 hari tanpa visa.
Suasana Angin yang cukup dingin di akhir bulan November berhembus ketika saya keluar bangunan Bandara menuju taksi yang akan membawa saya ke hotel. Walaupun Maroko termasuk Negara berbahasa Arab, sang supir lebih suka berbahasa Perancis dengan saya. Lupakan bahasa Inggris, hanya sedikit orang berbicara bahasa Inggris di jalan-jalan Casablanca.
Sebenarnya cukup menarik mengapa kota di Afrika Utara ini diberinama Casablanca yang dalam bahasa sepanyol artinya Rumah Putih. Ternyata orang maroko lebih suka menyebutnya Casa saja (diucapkan Kasa) walaupun mereka mempunyai nama dalamversi arab yaitu Dar al Bayd atau rumah putih juga.
Sebelum perghi ke Casablanca, setiap kali mendengar kata ini saya teringat akan dua hal. Pertama salah satu film klasik produksi Holywood tahun 1942 dan sebuah jalan di Jakarta yang menghubungkan kuningan dan Jl . Sudirman.
Film Casablanca ini yang dibintangi Humphry Bogart dan Ingrid Bergman ini diputar pertamakali di Hollywood Theater di New York City pada 26 November 1942 bersamaan dengan invasi tentara sekutu ke Afrika Utara dan dikuasainya Casablanca oleh sekutu. Pada 1944 film ini memenangkan 3 piala oscar , diantaranya untuk Fim dan Sutradara terbaik.
Berbekal sebuah peta kecil saya mencoba menyusuri jalan-jalan di Kota ini. Bermula dari Place de Etats Unie yang merupakan pusat kota Casablanca kita dapat pergi kemana saja dengan berjalan-kaki atau naik Petite Taxi dan Grand Taxi (Taksi saghir dan taksi kabir). Petite Taxi hanya bisa berpenumpang 3 orang, untuk penumpang 4 orang lebih, kita harus naik Grand Taxi. Walaupun ada meter namun pengemudi di Casablanaca lebih suka menerpakna tarif sesuka hati, apalagi bagi orang asing. Secara iseng saya mencari kalau-kalau di Casablanca ada jalan Jakarta. Ternyata saya tidak ketemu walaupun kota Jakarta merupakan sister city Casablanca. Saya teringat di Esfahan ada jalan Boulevard de Kuala Lumpur karena Esfahan juga merupakan sister city Kuala Lumpur.
Menyusuri jalan-jalan di pusat kota membawa saya ke suatu lapangan yang cukup luas dengan airmancur besar dan banyak burung merpati yang berterbangan seperti kota-kota di Eropah. Selain itu banyak orang yang berpakaian tradisional berber berwarna merah cerah yang bersedia diambil foto dengan bayaran 10 Dirham . Di depan lapangan yang luas ini ternyata terletak Istana Muhammad V. Atau tertulis dalam bahasa Perancis Place Muhammad V. Tidak jauh dari lapangan ini terdapat lapangan yang lebih kecil dimana terdapat tugu peringatan untuk memperingati korban bom pada 16 mei 2003. Lebih jauh lagi kita berjalan , maka kita akan sampai di Taman yang sangat luas yaitu Parque de Ligue Arabe, atau Taman Liga Arab.
The Old Medinah
Tepat di pusat kota Casablanca terdapat semacam menara dengan jam sebagai penunjuk waktu. Tempat ini kelihatan sangat antik. Di sini kita dapat bebelanja apa saja termasuk barang kebutuhan sehari-hari dan cendera mata. Dan pedagang disini berbicara dalam banyak bahasa. Dan bahasa yang kita gunakan menentukan harga. Sebagai mana diceritakan sebelumnya mereka lebih suka berbicara bahasa perancis kepada semua orang asing. Kalau kita berbahasa Inggris. Maka harga yang ditawarkan akan sangat mahal. Kemampuan berbahasa Arab akan sangat menolong. Sebuah T shirt yang saya Tanya How Much akan dijawab sixty Dirham. Ke toko sebelah saya menanyakan T shirt yang hampir sama dgn Bahasa Arab Bikam hadza? Jawabnya Arbaiin Dirhaman atau hanya 40 Dirham. Setelah sedikit berkeliling saya dapat membeli barang yang sama dgn hanya 25 Dirman dan menggunakan bahasa spanyol.
Masjid Hassan II.
Berkunjung ke Casablanca belum lengkap tanpa mengunjungi Masjid yang terbesar di Afrika. Mesjid yang dibangun pada degan menara setinggi 210 meter ini menjadi symbol perkembangan Islam di Afrika Utara.
Mesjid ini dapat menampung 25 ribu jemaah di dalam dan lebih dari 80 ribu jemaah di halamannya. Ia dibangun diatas tempat yang dulunya laut dan menghadap ke Samudra Atlantik yang maha luas. Arsitekturnya yang modern menarik pengunjung dari manca negara.
Tidak banyak yang dapat saya lakukuan dalam sehari di Casablanca, setelah itu saya harus terbang dengan Royal Air Maroc atau Al Khotot AlMalikiyah Almagribiyah ke Marrakech. Begitu pesawat saya tinggal landas barulah saya mengerti mengapa kota ini disebut Casablanca, Tampak dari udara semuah bangunan di Casablanca memang dicat putih.
Marrakech: Kota Merah dan dadu yang menawan
Dengan hanya terbang kurang dari 40 menit menuju arah tenggara Maroko. Di sepanjang jalan terhampar padang pasir yang luas dengan sedikit dari hijau untuk pertanian. Tidak lama kemudian pesawat saya mendarat di Marakech Menara . Yaitu Bandara Internasional Menara di Marrakech. Sebagai mana di Casablanca di Marrakechpun terdapat Petit Taxi yang kebanyakan Fiat Uno dan Grand Taxi yang kebanyakan Mercedez Benz tua.
Dari Bandara kita juga dapat naik Airport Bus no 19 yang menuju pusat kota dan melewati sebagian besar Hotel.
Kota ini disebut juga Al Hamra atau kota Merah dan terletak di kaki pegunungan Atlas dimana terdapat salju abadi dipuncaknya. Selain itu Marrkech juga dikenal sebagai Kota Emas. Atau Madinah Aldzahab. Marrakech sendiri pernah menjadi ibukota Maroko dimasa silam dan sampai saat ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Maroko. Asal kata nama kota ini mungkin berasal dari bahasa Berber Murakuch yang berarti tanah para Dewa. Nama negri Maroko sendiri pun ternyata berasal dari nama kota ini. Sebagaimana kebanyakan kota tua di Afrika, kota ini terbagi atas kota lama yang disebut Medinah dan kota baru yang di Marrakech disebut Geuliz. Yang cukup menarik di bagian kota baru, jalan-jalan yang dibangun sangat lebar dengan trotoar dan median jalan yang sangat lebar dilengkapi dengan airmancur dan bangku taman yang nyaman. Di sini pejalan kaki sangat merasa dimanjakan. Salah satunya adalah Boulevard de Muhamad VI.
Bus Tingkat dengan Atap Terbuka
Yang cukup menarik di Marrakech juga terdapat Bus Wisata dimana dengan membayar 130 Dirham kita dapat naik dan turun di sejumlah tempat wisata dalam waktu 24 jam. Ada dua rute yaitu Romantic Marrakech dan Historic Marrakech. Selain itu juga banyak terdapat kereta yang ditarik 2 ekor kuda yang siap mengantar kita kemana saja di Marrakech. Â
Kota lama Marrakech sendiri merupakan tempat dengan souq atau pasar- dengan jalan-jalan yang sempot dan berliku. Alun-alun kota tua yang mesti kunjungi adalah  Jemaa Al Fina. Alun-alun yang terkenal ini bukannya tersohor karena kecantikannya, melainkan lebih karena kesibukannya yang terusmenerus dari siang hingga tengah malam. Sepanjang hari, banyak orang melakukan pertunjukan, musik, tari, sulap dan lain-lain sampai dengan dibukanya kedai nakan di malam hari.Â
Â
Dari ALun-alun ini terdapat banyak pintu masuk ke pasar-pasar tradisional yang disebut Souq. Selain itu sebagai pusat kota banyak terdapat Kafe untuk mengamati denyut kehidupan kopta.
Â
Kutubia.
La Koutubiah, berasal dari kata kutuub atau dalam bahasa arab berati kitab dalam bentuk jamak . Karena itu Masjid ini disebut Masjid penjual buku-buku. Bangunan aslinya dibangun pada 1147 pada masa Abdul Mumin Al Mohad, namun kemudian diruntuhkan karena arah kiblatnya tidak segaris kea rah Mekah. Masjid ini selesai dibangun pada 1199 Â oleh cucu Abdul Mukmin yaitu YAkub Al Mansur dan sejak itu menjadi symbol kota Marrakech. Dibangun dengan gaya campuran Almohad dan Andalusia, masjid dengan menara setinggi 77 meter itu tetap mejadi tujuan utama kunjungan kita ke Marrakech. Taman yang dibangun sekita masijd pun melengkapi keindahannya. Menurut cerita mesjid ini dibangun dengan campuran batu dan minyak musk sehingga harumnya masih dapat dirasakan sampai saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al Bahia Palace
Istana ini merupakan tempat yg juga harus dikunjungi di Marrakech. Dibangun pada akhir abad ke 19 oleh Abu Ahmed dengan memboyong seniman dari Fez dan dirancang sebagai istana terbesar pada zaman itu. Istana ini dibangun sebagai tempat yang nyaman untuk nmusim panas dan juga musim dingin. Tiga unsure pokok yang dominant adalah kayu cendana, lapis lazuli dan marmer
Makam Saadi
Salah satu tempat lain yang menarik adalah komplek makam Saadi. Terletak ditengah kota tua atau Medinnah, merupakan kompleks pemakaman dari abad ke 16. Berawal dari Sultan Ahmad I Al Mansur. Kompleks makam ini ditemukan pada 1917 setelah ratusan tahun ditelan waktu. Karena dekorasinya yang indah maka makam ini menjadi obyek wisata yang tidak boleh dilewatkan kalau kita berkunjung ke Marrakech. Kompleks makam teridi dari sekitar 60 anggota dinasti Saadi.
Tari PerutÂ
Â
Salah satu yang menarik adalah hiburan malam di Marrakech, hamper setiap restaurajn di hotel-hotel besar mentediakan hiburan tari perut untuk menarik pengunjung. Maka kamupun sempat menikmati makan malam di Restoran bearsitektur Istana dengan hiburan tari perut dan tarian api. Tari perut di Marrakech di malam hari pun bernuansa merah sesuai dengan nama kota Al Hamra dan warna semua bangunan di Marrakech yang harus dicat merah. Pada saat meninggalkan Marrakech dengan Pesawat Royal AirMaroc, kamipun menyadari bahwa bahkan bendera Maroko pun berwarna merah. Dengan warna merah ini pun tertulis kenangan selama berkunjung ke kota putih Casablanca dan Kota merah Marrakech.
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara