Entah berapa liter peluh yang telah mengucur dari tubuh ini menjelajah Gorontalo, Sulawesi Utara dan Maluku Utara selama 14 hari. Teriknya sinar matahari di bumi bagian ini menemani kami setiap hari, sepanjang hari hingga senja. Jari tangan ini ribuan kali menekan tombol rana kamera. Mencoba mengabadikan indahnya alam, agungnya seni dan luhurnya budaya bangsa. Otak dipaksa merekam setiap sensasi yang terjadi di setiap lokasi. Setiap malam berdiskusi membicarakan rencana esok hari. Packing dan unpacking terjadi hampir setiap hari. Melelahkan, kadang-kadang. Tapi kami ingat bahwa pada dasarnya ini adalah sebuah tugas mulia.
Apa yang kami lakukan tidak kompleks. Semua orang bisa melakukannya. Mengabarkan potensi wisata Indonesia hingga menumbuhkan rasa cinta tidak perlu usaha sebenarnya. Lihat saja foto-foto yang diambil sepanjang program ini. Baca saja tulisan-tulisan yang setiap petualang susun. Setiap dari kita sebenarnya sudah tahu kok betapa kayanya Indonesia. Cuma perlu diingatkan dan disegarkan ingatannya, mungkin.
Rasa cinta Indonesia, sudah default setiap anak negeri, sewajarnya. Seperti cinta ibu pada anaknya. Juga sebaliknya. Tak perlu ditumbuhkan karena terjadi dengan sendirinya. Yang perlu mungkin menyiraminya dari waktu ke waktu. Serta mewujudkannya dalam bentuk nyata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pasti saya tidak akan berhenti menjelajah negeri ini, supaya saya bisa bercerita. Sehingga tak akan luntur rasa cinta pada Indonesia.
Anda bagaimana?
Jelajah, Cerita, Cinta. (travel/travel)
Komentar Terbanyak
Mengenal Kereta Lambat yang Dinaiki Kim Jong Un ke China
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo
10 Hotel Terbaik Dunia 2025 Ada Resor Mewah di NTT, Indonesia