Dunia Lain di Pulau Selayar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Susan Stephanie|5147|SULBAR & SULSEL|50

Dunia Lain di Pulau Selayar

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Senin, 25 Apr 2011 10:45 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Suasana dunia bawah laut P. Selayar
Puffer Fish
Lion Fish
Soft Coral berwarna warni
Suasana dunia bawah laut P. Selayar
Dunia Lain di Pulau Selayar
Dunia Lain di Pulau Selayar
Dunia Lain di Pulau Selayar
Dunia Lain di Pulau Selayar
Dunia Lain di Pulau Selayar
Jakarta -

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, waktunya untuk menengok dunia bawah laut di Pulau Selayar ini.

Berpasangan dengan Daeng Mustaning, Dive Master di resort tempat kami menginap, ada 3 dive site (lokasi menyelam) yang kami kunjungi.
Ketiganya berada di sekitar Pulau Pasi, pulau kecil di dekat Pulau Selayar.

Setelah sekitar 40 menit perjalanan menggunakan perahu, kami tiba di dive site yang pertama disebut dengan Light House.
Kami pun bersiap mengenakan peralatan menyelam lalu terjun ke dalam air jernih berwarna biru kehijauan yang sedari tadi terlihat berkilauan di bawah perahu.

Walaupun tidak terlalu dalam, maksimal sekitar 12 meter, ternyata tempat ini banyak menyimpan objek-objek yang unik dan sangat menarik.
Kedatangan kami berdua langsung disambut oleh seekor Puffer Fish (Ikan Buntal) yang malu-malu muncul dari balik bebatuan.
Ukuran Puffer Fish yang kami temui cukup besar, sekitar 30-40 cm. Mimik mukanya terlihat sangat polos dan ramah.
Tetapi seperti yang kita tahu, apabila merasa terancam, ikan ini akan menggembungkan badannya untuk membela diri dan kesan ramah itu pun akan lenyap seketika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa jenis ikan lain, seperti Scorpion Fish, Lion Fish, dan Blue Spotted Ray sempat mampir berpose di kamera yang kami bawa.
Tetapi ada 2 hewan yang menjadi bintang utama di hari itu, Cuttlefish (Cumi-cumi) dan Nudibrach (Siput Laut).
Ini pertama kalinya saya bertemu langsung dengan cumi-cumi yang berukuran besar ketika menyelam.
Begitu pula dengan siput laut ini, ukurannya mencapai 10 cm, bisa dibilang termasuk ke dalam kategori Giant Nudibranch (Siput Laut Raksasa), karena ukuran siput laut itu umunya sangat kecil, dalam hitungan milimeter.

Dive site kedua yang kami kunjungi dinamakan Sitio Mardin, diambil dari nama seorang penduduk lokal P. Selayar yang menemukan lokasi ini.
Kali ini, kami kembali bertemu dengan beberapa Lion Fish, Scorpion Fish, dan juga seekor Yellow Box Fish favorit saya. Namun sayang, kali ini kami tidak membawa kamera, sehingga pengalaman kali ini cukup diabadikan di dalam memori kepala saja.
Tanpa terasa 50 menit pun berlalu, dan kami berdua sudah harus kembali ke permukaan.

Bergabung bersama partner Andre Achin dan instrukturnya Bern, kami menikmati makan siang di atas perahu sambil berlomba menceritakan pengalaman masing-masing.
Memang inilah salah satu bagian menariknya, karena pengalaman menyelam di bawah laut itu memang sangat luar biasa rasanya, sehingga ingin terus menerus berbagi pengalaman yang paling berkesan.
Apalagi ini kali pertama Achin menyelam, mendengar ceritanya mengingatkan saya kembali perasaan ketika pertama kali menyelam dulu.
Alasan-alasan yang membuat banyak orang cinta setengah mati dan ketagihan terhadap kegiatan yang satu ini.

Keesokan pagi harinya, saya dan Daeng Mustaning kembali ke laut untuk mengunjungi dive site ketiga kami, Spaghetti Reef.
Ternyata Bern dan Daeng Mustaning lah yang pertama menemukan lokasi ini dan namanya muncul karena di dasar laut ini banyak terdapat soft coral (koral halus) berbentuk seperti pasta spaghetti panjang menjulur-julur ke atas.

Tempatnya sebetulnya kecil saja, dengan jarak pandang yang cukup baik 7-10 meter dan kedalaman maksimal 15 meter.
Terdapat satu area penuh dengan batu koral dan tanaman laut, terlihat banyak sekali ikan dan hewan laut lainnya berenang di sekelilingnya.

Kembali kami bertemu dengan Cuttlefish, namunΒ  tampaknya dengan usia yang lebih muda dibanding Cuttlefish yang kemarin kami lihat.
Yang ini terlihat lebih waspada dan ketika didekati warna badannya langsung berubah warna, sedikit menyala seperti ada lampu bohlam di dalam badannya, kemudian ia langsung pergi menjauh.

Grouper Fish, Scorpion Fish, Lion Fish, Blue Ribbon Eel, Nudibranch, Porcelein Crab, Cleaner Shrimp, dan masih banyak hewan lainnya yang kami temui di sini.
Ketika tengah asyik mengamati seekor Cray Fish yang mengintip dari balik batu koral, tiba-tiba Daeng Mustaning dengan semangat memanggil saya menggunakan bahasa isyarat tangan.
Kode yang ia berikan sepertinya menggambarkan seekor gurita.

Ketika saya mendekat dan melihat ke arah yang ia tunjukkan, tenyata betul, ada seekor gurita yang cukup besar perlahan-lahan berjalan masuk ke bawah batu koral!
Dan setelah diamati lebih jelas, ternyata bukan hanya satu, tetapi ada dua guritaΒ  dan satu ekor Lion Fish di area tersebut.

Setelah naik ke permukaan, Daeng Mustaning barulah bercerita kalau memang di tempat ini ada seekor gurita yang sering ia temui.
Tapi baru pertama kali inilah ia bertemu dengan gurita yang kedua, dengan ukuran yang jauh lebih besar daripada gurita yang pertama.

Tampaknya diving kami dua hari ini bisa dibilang cukup berhasil.
Selain Cuttlefish dan Giant Nudibranch, kini Octopus pun masuk ke daftar hewan-hewan yang pernah dilihat di log book atau catatan menyelam.

Sungguh Pulau Selayar memang betul-betul indah dan mengesankan.
Dan ini baru 3 dive site di pantai bagian barat dari Pulau Selayar, masih ada pantai bagian timur.
Mendengar cerita dari Bern dan Daeng Mustaning, lokasi di pantai timur itu jauh lebih bagus lagi, karena jenis dive yang dapat kita lakukan di sini adalah wall dives.
Dengan kondisi lokasi menyelam di sebelah tebing-tebing bawah laut yang dapat mencapai kedalaman lebih dari 50 meter, pengalaman menyelam tentu saja akan jauh lebih menarik.

Bukan hanya Bunaken atau Wakatobi yang terdapat di Pulau Sulawesi ini, masih ada Pulau Selayar yang tidak kalah indahnya.
Mari berkunjung ke Pulau Selayar, Sulawesi Selatan

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads