Bicara Papua kita tidak bisa lepas dari sejarah Perang Dunia (PD) 2. Di sini banyak bukti peninggalan bersejarah perang besar tersebut. Salah satunya adalah peninggalan-peninggalan bersejarah di Jayapura.
Sampai tahun 1962, Holandia merupakan sebutan untuk Jayapura sebelum berganti nama menjadi Kota Baru, Soekarno hingga akhirnya Jayapura seperti nama saat ini. Salah satu tempat penting dan menjadi saksi PD 2 adalah sebuah bukit yang bernama Ifar Gunung atau Bukit Makatur. Disinilah dulu markas pertahanan pasukan tentara Sekutu untuk kawasan Pasifik Barat Daya di bawah komando operasi Jenderal Douglas Mac Arthur berada.
Jejak Sang Jenderal di Puncak Ifar Gunung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Hotel Rasen, Sentani, kami bersama Pak Dede β driver taksi β sekitar pukul setengah sepuluh waktu setempat meluncur menuju Tugu Mac Arthur. Setelah melalui jalan yang mulus dan sedikit berkelok-kelok, lima belas menit kemudian kami tiba di gerbang atau pos penjagaan kawasan Resimen Induk Kodam (Rindam) XVII Cendrawasih. Di sini kami diharuskan melaporkan diri terlebih dahulu dan menyerahkan kartu tanda pengenal salah seorang diantara kami. Hal ini sudah menjadi peraturan karena lokasinya masuk kawasan Rindam XVII Cendrawasih. Walaupun sebenarnya tempat bersejarah Tugu Mac Arthur di berada bawah Dinas Kebudayaan Jayapura.
Tidak sampai sepuluh menit melalui jalan menanjak dari gerbang kami pun tiba Puncak Ifar Gunung. Tempat yang nyaman, teduh dan indah. Begitu mobil kami parkir, nampak di hadapan kami nun jauh di bawah bukit pesona Danau Sentani. Tepat di tengah-tengah bukit ini terdapat sebuah tugu berwarna dasar hitam kuning bertahtakan pedang dan tongkat runcing atau tombak. Juga sebuah prasasti yang menerangkan bahwa pada musim panas tahun 1944, di lokasi ini telah didirikan Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya di bawah pengarahan Jenderal Douglas Mac Arthur.
Tidak jauh dari tugu terdapat sebuah bangunan kecil dan sederhana yang berfungsi sebagai museum. Di dalam museum ini kita dapat menyaksikan beberapa foto asli sepak terjang Jenderal Mac Arthur dan pasukannya selama di kawasan ini. Beberapa barang peninggalan tentara sekutu juga ada disini, seperti topi baja dan tempat minum tentara. Pamflet yang menerangkan tentang kedatangan tentara sekutu (Amerika) dan PD 2 dapat di baca di museum ini. Selain itu, kita juga dapat melihat wilayah Ifar Gunung, Danau Sentani dan sekitarnya saat itu melalui foto-foto di dinding museum.
Menurut Bapak Hans Yambe Yabdi, petuga situs dan museum Jenderal Mac Arthur, orang-orang asing, terutama dari Belanda, Amerika dan Jepang masih sering berkunjung ke tempat ini. Mereka umumnya ingin mengetahui sepak terjang jenderal yang terkenal dengan keberasilan sumpahnya βI shall return β saya akan kembaliβ ini.
Di dalam museum kita juga dapat membaca sebuah artikel yang berjudul 'Perjalanan Sejarah yang Melahirkan Tugu Mac Arthur' disebutkan, sebelum membangun markas di Ifar Gunung, pasukan Sekutu mendarat pertama kali di Jayapura lewat Pantai Hamadi yang kini masuk Kota Jayapura, pada 22 April 1944.
Jika melihat lokasi ini, tidak salah jika sang jenderal memilih tempat ini. Dari puncak bukit ini dapat terlihat dengan jelas Bandara Sentani dan Danau Sentani serta daerah sekitarnya. Sehingga dari sini Jenderal Mac Arthur dapat memantau pergerakan pesawat tempurnya di bandara, persis seperti apa yang kami lihat saat itu. Memang dari sini kami dapat melihat beberapa pesawat yang sedang landing maupun take off.
Lepas dari itu semua, selain dapat mengetahui langsung jejak Jenderal Douglas Mac Arthur yang tersebar di kawasan Ifar Gunung, kita dapat pula menikmati indahnya Danau Sentani dari menara pandang di atas bukit dengan ketinggian sekitar 325 meter ini. Jadi lengkapilah kunjungan anda ke tempat ini saat berada di Jayapura.
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar