Petualangan Malam di Sungai Daerum yang Penuh Tantangan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

|||

Petualangan Malam di Sungai Daerum yang Penuh Tantangan

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 03 Mar 2011 10:50 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Malam hari, pemandangan indah ini menjadi sebuah tantangan yang memicu adrenalin
Petualangan Malam di Sungai Daerum yang Penuh Tantangan
Jakarta -  

Speed boat melaju dengan kencangnya, meliuk-liuk mengikuti jalur dan arus sungai Daerum Kabur yang dahsyat.  Sesekali speedboat menurunkan kecepatan jika ada perahu lain dari arah yang berlawanan.  

Kadang-kadang speed boat yang dikendarai Gerry harus berbelok sekaligus untuk menghindar dari batang pohon yang menancap di tengah-tengah sungai, atau dangkalan sungai yang penuh lumpur tebal yang tak jelas letaknya.  

Arus sungai yang deras di sungai Daerum Kabur memang tidak terlihat dari atas speed boat.  Jika di siang hari, bayangan di atas sungai pun dapat dipantulkannya hampir sempurna.  Bagai kata pepatah "Air beriak tanda tak dalam", sungai Daerum dan anak sungainya Daerum Kabur, memang dalam. 

Menurut Opan dan Gerry yang sangat mengenal sungai tersebut, bentuk sungai Daerum sepertu palung, berbentuk cekungan dalam di tengah-tengah, hampir di sepanjang sungai tersebut.  Perlu keahlian khusus mengendarai speed boat dan tahu medan untuk bisa sampai tujuan.  Baik dari Basman ke Senggo, apalagi sebaliknya, karena dari Senggo ke Basman arah speed boat melawan arus sungai.

Sekitar setengah lima sore kami meninggalkan desa Basman untuk kembali ke Senggo.  Setelah lelah menempuh penjelajahan hutan Suku Korowai dan mengunjungi rumah tingginya yang berteknologi hijau secara turun-temurun, jauh sebelum orang-orang menggembar-gemborkan Green Technology dan Global Warming.

Menaiki speed boat 40PK berbody sungai yang lincah sangatlah cocok untuk digunakan di sungai Daerum Kabur dan sungai Daerum yang dahsyat arusnya serta misterius jalurnya.  Menjelang maghrib, kami masih berada di sungai Daerum, sekitar satu jam lagi waktu yang harus kami tempuh untuk tiba di Senggo.  Sambil berteriak suka cita menikmati lajunya speed boat, kami pun tersadar jika hari mulai gelap.  Opan dan Gerry pun bersiap untuk menyalakan lampu sorot speed boat untuk menerangi jalan kami.

Beberapa menit speed boat dipelankan untuk memasang kabel lampu ke accu di buritan.  Setelah dicoba, ternyata accu tekor dan lampu sorot redup sehingga kurang kuat menerangi jalan.  Untungnya saya membawa senter charge. Selain itu, saya, Bang Leo dan Harley pun masing =-masing mengenakan head lamp.  Senter charge pun akhirnya dipasang di depan oleh Opan dan Gerry dengan mengikat kuat-kuat ke badan speedboat.  Lalu Gerry mempercepat kembali laju speed boat.  Dirasa sudut cahaya senter masih kurang pas , akhirnya Opan memegang senter di depan sambil mengarahkan ke sudut-sudut dan titik-titik di tengah sungai yang dapat menghalangi jalan.

Melaju sambil meliuk-liuk kencang di atas speed boat malam hari adalah sebuah tantangan dalam petualangan yang mendebarkan.  Sungai Daerum yang masih alami tentunya spesies-spesies rawa yang liar masih hidup dengan bebas.  Menurut cerita orang di desa Senggo dan Basman, buaya pun masih banyak berkeliaran disana.  Untungnya cahaya senter yang seadanya tertolong oleh terangnya bulan purnama di langit malam yang cerah.  Dengan keindahan malam di sepanjang sungai yang kami lalui, segala rasa takut dan khawatir pun hilang.  Yang ada kami malah sangat menikmati petualangan yang dahsyat dan menantang ini. 

Alhamdulillah kami tiba di Senggo dengan selamat.  Perjalanan pun lancar dan sesuai target, tepat 3 jam kami tiba di tujuan.  Lalu kami pun kembali menginap di rumah Mama Ade, rumah yang penuh keramahan.  Menikmati secangkir kopi hangat selepas petualangan Korowai menjadi sebuah kenikmatan yang menyimpan segala kenangan.  Kenangan tentang keindahan alam, kehebatan arsitektur hijau suku Korowai, dan kedahsyatan Sungai Daerum di di bawah terangnya bulan purnama.

 

Hide Ads