Melakukan perjalanan berhari-hari dengan jumlah lokasi yang begitu banyak sungguh melelahkan. Menjaga stamina bukan lagi pilihan karena jika tidak tubuh jadi mudah terserang penyakit.
Hari ke-4 penjelajahan Sulawesi Utara bukan pengecualian. Flu yang menyerang ditambah trekking dan hujan di Taman Nasional Tangkoko membuat tubuh pegal-pegal dan masuk angin.
Malamnya kami diajak Stella - pendamping kami untuk wilayah Sulawesi Utara - ke sebuah warung di Manado untuk minum Sarabba. Berbahan dasar jahe dan santan, minuman yang sebenarnya khas Makassar ini berkhasiat menghangatkan tubuh dan menghilangkan masuk angin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penasaran, saya bertanya pada Feher - pendamping untuk wilayah Maluku Utara - "Minuman apa itu Air Guraka?". Karena buat saya namanya berkesan sangar, jangan-jangan minuman beralkohol. Feher menjelaskan bahwa itu minuman khas Ternate dan Halmahera yang terbuat dari jahe.
"Pas sekali!", pikir saya. Malam itu Jailolo dingin karena diguyur hujan lebat sore harinya. Lalu kami memesan 3 gelas Air Guraka. Wujudnya berwarna coklat tua hampir hitam. Dan di permukaannya mengambang sejumlah kacang tanah goreng. "Seharusnya pakai kenari", jelas Feher pada kami.
Begitu menyicipi minuman hangat ini, saya langsung teringat pada Bandrek dan Sarabba yang beberapa hari lalu kami minum di Manado. Bandrek, Sarabba & Air Guraka ketiganya berbahan dasar jahe dan gula merah.
Saya berpikir, bagaimana mungkin 3 minuman berbeda nama dan rupa, di 3 tempat yang beribu kilometer jauhnya, terpisahkan oleh lautan memiliki kesamaan?. Apakah sebenarnya kita semua terhubung dalam satu kesadaran kolektif layaknya lebah dan semut? Atau apakah ini tradisi dan budaya yang tersebar dan mengalami evolusi?
Entah apa jawabannya. Tapi yang jelas, bagi saya ini contoh konkret Bhinneka Tunggal Ika. Dan pasti bukan satu-satunya. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Bandrek, Surabba dan Air Guraka; berbeda nama tetapi tetap jahe juga.
Masing-masing kita memang berbeda dalam banyak hal. Tapi sadar atau tidak, mau atau tidak, kita telah terikat dalam banyak kesamaan. Dan ini patut disyukuri dan dijunjung tinggi.
Jelajah, Cerita, Cinta.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda