Opak Open Ibu Mumun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

P.D. Indriastuty Pharmantara|5039|JABAR|16

Opak Open Ibu Mumun

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Rabu, 08 Des 2010 19:43 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Opak Open
Membuat Opak1
Memipihkan Opak Setengah Jadi
Membuat Opak2
Opak Siap Jemur
Menjemur Opak
Opak Open Ibu Mumun
Opak Open Ibu Mumun
Opak Open Ibu Mumun
Opak Open Ibu Mumun
Opak Open Ibu Mumun
Opak Open Ibu Mumun
Jakarta - Ada yang bilang opak merupakan makanan khas Sumedang. Ada pula menyebutkan Tasikmalaya. Namun umumnya opak merupakan makanan khas asal Jawa Barat. Kali ini kami menemukan opak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis. Mungkin di kesempatan berikutnya kami akan menemukan opak di wilayah lain di Jawa Barat.

Sekitar 7 km sebelum tiba di pantai Batukaras, terdapat sebuah desa bernama Batukaras yang rata-rata penduduknya bermata-pencaharian sebagai petani dan nelayan. Kaum ibu di Desa Batukaras, selain ikut bertani, terkenal sebagai pembuat opak yang gurih dan lezat. Salah satunya adalah ibu Mumun.

Untuk membantu suaminya meningkatkan kesejahteraan keluarga, pada tahun 2003 ibu Mumun mulai membuat opak. Wanita berusia 41 tahun ini tergabung dalam Paguyuban Saung Kadeudeuh yang bekerjasama dengan UPPKS : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, memberikan pinjaman modal sebesar Rp. 10.000.000 kepada kelompok pembuat opak di Desa Batukaras. Selain itu juga diberikan bantuan berupa mesin parut kelapa untuk mempermudah proses pembuatan opak.

Ketika tiba di rumahnya, ibu Mumun sedang membuat opak. Kebetulan sekali karena kami memang ingin mencari tahu proses pembuatan opak dari awal hingga akhir. Di dalam ruangan seluas 3 x 4 meter persegi ibu Mumun dan anaknya menjawab pertanyaan-pertanyaan kami sambil tangan mereka lincah menggiling bahan opak setengah jadi yang hendak dijemur. Lucunya ibu Mumun latah... jadi setiap kali blitz kamera menyala selalu terlontar bahasa-bahasa aneh dari bibirnya. Bahasa yang tidak kami mengerti namun menimbulkan derai tawa di ruangan sempit itu.

Membuat opak memang gampang-gampang susah. Resepnya tersedia di seluruh Nusantara dan bila Anda ingin mencobanya juga, ini dia resep opak a la ibu Mumun.

Bahan-bahan (untuk 1 resep) :
1 kg beras ketan.
1 butir kelapa parut dibagi dua. Setengah untuk santan, setengah lagi dicampur dengan beras.
Garam secukupnya.

Cara membuat :
Beras ketan ditanak dengan santan, terus diaduk. Tambahkan garam sesuai selera. Saat sudah hampir masak, dicampur dengan kelapa parut. Terus diaduk agar semua bahan tercampur. Setelah itu bahan opak ditumbuk menggunakan lesung dan alu hingga halus dan bisa dibentuk. Ini adalah proses yang paling sulit karena masih dilakukan secara manual. Sekilas hasil tumbukan akan terlihat seperti tetel, salah satu makanan ringan khas Jawa Timur.

Lincah tangan ibu Mumun menakar ukuran opak hingga membentuk bola-bola yang seragam. Anaknya bertugas memipihkan bola-bola tersebut dan ditempel di sebuah media menjemur bernama ayak. Ukurannya sangat besar seperti parabola hanya saja terbuat dari anyaman bambu yang renggang. Yang membuat kami kagum, tanpa alat ukur pun semua opak yang siap dijemur tersebut memiliki bentuk yang sama, rapi, cantik dan menarik. Ketika kami mencobanya yang terjadi adalah bentuk bola-bola itu menjadi asimetris dan sama sekali tidak menarik.

Opak yang sudah dijemur seharian lantas diembunkan semalaman. Keesokan harinya baru lah dibakar. Di sini lah letak keunikan opak ibu Mumun. Biasanya opak dibakar dengan tungku tradisional. Namun ibu Mumun membakar opaknya menggunakan kompor gas dan oven kecil. Jadi jangan heran bila opak ibu Mumun memiliki nama jual : Opak Open Ibu Mumun. Harga opak produksi ibu Mumun tidak mahal. Hanya Rp. 8.000 per kantong dengan isi 35 buah dan biasanya dijual di pasar-pasar sekitar Batukaras.

Ibu Mumun sekeluarga adalah orang-orang yang ramah. Mereka suka bila ada yang berkunjung ke rumah dan mengikuti proses pembuatan opak. Di sela-sela candaan, ibu Mumun bertutur tentang harapan-harapan mereka, para pembuat opak dari desa terpencil. Mata ibu Mumun menerawang jauh saat menyampaikan harapannya akan adanya bantuan dari pemerintah untuk para pembuat opak.

Menurut kami, bila masih ada program IDT (Inpres Desa Tertinggal), mungkin ibu Mumun bisa mendapatkan bantuan dari program tersebut. Angsurannya ringan dan sangat membantu masyarakat ekonomi lemah.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads