Menari Sawat di Bandara Fak-Fak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

|||

Menari Sawat di Bandara Fak-Fak

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 09 Des 2010 08:54 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Bandara Torea di Fak-Fak Ramai Pengunjung
Permainan Alat Musik Suling, Rebana, dan Sawat
Menari Sawat, dari berdiri sampai jongkok sampai berdiri kembali
Mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar bersama Rombongan Haji Fak-Fak
Menari Sawat di Bandara Fak-Fak
Menari Sawat di Bandara Fak-Fak
Menari Sawat di Bandara Fak-Fak
Menari Sawat di Bandara Fak-Fak
Jakarta - Pagi hari Kamis tanggal 14 Oktober 2010 kami telah siap di bandara Torea Fak-Fak untuk kembali ke Sorong. Ternyata penerbangan kami dibatalkan! Pembatalan disebabkan pesawat yang seharusnya terbang ke Sorong digunakan untuk mengantar rombongan haji ke Ambon. Dan penerbangan berikutnya ke Sorong adalah Sabtu atau Selasa.

Tiba di dalam gedung bandara yang tidak besar ini, suasana terasa ramai dan riuh dengan manusia yang lalu-lalang atau sekadar berkumpul. Sementara kami sibuk mencari dan mengusahakan alternatif untuk mencapai Sorong secepatnya. Pendek cerita, dengan segenap usaha dan doa serta keberuntungan kami berhasil mendapatkan tempat duduk penerbangan ke Ambon, untuk kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke Sorong.

Setidaknya kami hanya akan mundur sehari dari jadwal yang telah direncanakan. Perasaan mulai lega, dan perhatian saya mulai terfokus ke keriuhan yang terjadi di sekeliling saya sedari tadi.

Pengunjung bandara terdiri dari rombongan haji yang akan diterbangkan ke Ambon, para keluarga yang melepas kepergian rombongan tersebut, dan beberapa grup yang heboh memainkan alat musik tradisional di sekitar dan di lapangan bandara. Ya, di tengah lapangan terbang.

Beberapa orang membuat lingkaran kecil dan menari bersama dengan meliukkan tangan. Tarian diiringi alat musik tradisional suling, rebana, dan alat menyerupai gendang kecil yang disebut dengan sawat. Sesuai dengan nama alat musik-nya, inilah Tari Sawat khas daerah Fak-Fak.

Tidak jauh dari situ ada kumpulan lain yang juga memainkan alat-alat musik tradisional serupa namun dengan hentakan dan ritme yang sedikit berbeda. Menambah keriuhan suasana. Ternyata merupakan Tari Andarat. Seperti tari Sawat, nama "Andarat" diambil berdasarkan nama alat musik yang digunakan. Menurut keterangan salah seorang warga, alat musik ini menyerupai sawat namun lebih kecil.

Alat musik dan tarian juga diiringi oleh sorak sorai yang makin meramaikan suasana. Berada di bawah terik matahari tidak mengurangi semangat mereka. Semua orang terlihat gembira, bersemangat, dan tertawa bersama. Pantas saja tarian ini sering dilakukan dalam berbagai acara perayaan seperti kawinan, sunatan, dan dalam kasus ini, melepas kepergian rombongan haji sanak saudara.

Mengamati kegembiraan Tari Sawat dari dekat, tiba-tiba lengan saya digamit oleh seorang bapak, "Mari, ikut menari!". Hati pun sulit menolak karena beberapa pasang mata gembira di sekitar tertuju pada saya dan mengajak menari bersama. Jadilah saya mencoba ikut menari bersama diiringi tawa dan sorak sorai yang riuhnya makin menjadi karena saya menjadi tontonan orang sekitar.

Suasana riang dan kebersamaan sangat terasa, baik antar pemain alat musik, yang menari, maupun yang hanya meramaikan dengan bersorak. Hanya menjadi penonton pun sulit untuk tidak menganggukkan kepala mengikuti hentakan sorakan, atau setidaknya menyunggingkan senyum.

Di siang yang panas, keriuhan berakhir dengan terbangnya pesawat yang membawa pergi rombongan haji dari bandara Torea Fak-Fak. Pesawat kecil berkapasitas 48pax yang juga memuat kami menuju Ambon.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads