Janji McArthur

Jakarta -

Sebetulnya tidaka da yang istimewa dengan sebuah tugu yang ada di puncak Gunung Ifar ini. Hanya seonggok monument semen yang dicat kuning hitam dengan simbol melintang di atasnya.

Tugu ini sebetulnya hanya sebagai usaha melawan lupa, bahwa dahulu, di zaman yang belum lama lewat ada seorang lelaki dengan kacamata hitam dan sebuah cangklong rokok telah mengorganisir ribuan pasukan untuk mengepung pantai-pantai dan menduduki gunung-gunung. Lelaki itu bernama Douglas McArthur, yang kelak dalam sebuah pertempuran sengit di Hollandia mati mengenaskan.

Jujur saja, awalnya ia menelan pil pahit, kalah total dari Jepang di Pearl Harbor, Agustus 1941, dan terpukul mundur dari Filipina tahun 1942. Namun sang jenderal berjanji akan menebusnya kembali, MacArthur bahkan sebelum meninggalkan Filipina mengucapkan sumpahnya yang sangat terkenal, "I shall return".

Dan MacArthur benar-benar kembali, ia datang dengan strategi lompat kataknya yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Jepang. 

Saat ini sebuah monumen yang memperingati kedatangan kembali McArthur sering didatangi oleh remaja hingga orang tua, berpacaran atau sekedar menikmati panorama Danau Sentani dari puncak Gunung Ifar yang bisa membuat orang menarik nafas panjang.

Tidak banyak yang bisa dieksplor dari tempat ini kecuali cerita sejarahnya yang menarik. Maka silahkan datang ke pos informasi yang terletak di pojok taman, dan lihatlah potongan foto dan kliping yang akan membawa pengunjung pada cerita di akhir Perang Dunia II. Saat saya meminta penjelasan tentang kisah heroism McArthur pada sang juru kunci yang hobi menarik sumbangan setiap pengunjung, yang saya dapatkan adalah sebuah tanda tanya besar. “Wah saya cuma penjaga di sini e, saya tra tahu bagaimana McArthur punya cerita, silahkan lihat di kliping saja,” kata sang penjang sambil menggeleng, dan saya pun melengos, ingin rasanya segera pulang. []