Dua Hari Dua Pesona Kalbar

Jakarta - Saya pertama kali mengunjungi Kalimantan Barat pada bulan April 2010 yang lalu karena tugas dari kantor. Sebelumnya saya hanya mengenal Kalimantan Barat, khususnya kota Pontianak sebagai kota yang panas karena tepat dilalui oleh garis khatulistiwa.

Ternyata cuaca di kota itu memang panas menyengat, tapi ada banyak hal menarik yang sayang sekali untuk dilewatkan. Pada malam hari, suasana kota Pontianak ramai dengan deretan warung kopi di pinggir-pinggir jalan. Jangan salah, yang nongkrong di warung kopi ini bukan hanya bapak-bapak tua lho, tapi banyak anak-anak mudanya juga, karena warung-warung kopi ini tidak hanya menyajikan kopi semata untuk para pengunjungnya. Suasana hang out yang jarang kita temui di kota-kota lain di Indonesia.

Kota Pontianak terkenal dengan sungai Kapuas sebagai urat nadi transportasi dari wilayah pedalaman untuk mengangkut hasil bumi. Selain itu, ada Istana Kadriah yang terbuka untuk dikunjungi. Pecinta wisata sejarah akan menyukai suasana di lingkungan Istana yang terletak di tepi Sungai Kapuas ini.

Dari Pontianak, saya menyempatkan diri berjalan-jalan ke kota Singkawang, sekitar 4 jam perjalanan dari Pontianak. Karena waktu yang sangat singkat, saya hanya sempat melihat-lihat suasana kota yang bersuasana seperti Chinatown di film-film koboi, serta menikmati sunset yang indah di pantai Pasir Panjang yang menjadi tempat berkumpulnya warga Singkawang pada sore hari dan hari-hari akhir pekan. Suatu saat saya ingin kembali lagi kesana, menuntaskan rasa penasaran saya akan daerah-daerah lain di Kalimantan Barat.