Sejarahnya awal dari obyek wisata Umbul Saren ini juga mungkin bisa dibilang tidak disengaja. Karena, destinasi ini memang tidak dibuat untuk menjadi sebuah obyek wisata pemandian.
Keterangan itu dari salah seorang warga, Endah Subekti, yang berjualan sudah sejak lama di tempat ini. Pemandian Umbul Saren sudah ada sejak jaman Belanda, tujuan awal mulanya tempat ini di dirikan adalah sebagai pemandian sakral orang-orang bangsawan Kraton.
Lalu di sekitar awal tahun 1997-an pemandian Umbul Saren ini akan dijadikan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) oleh Pemerintah kabupaten Sleman. Bupati Sleman, Samirin, tahun 1990 berniat untuk menjual air PDAM-nya ke sebuah perusahaan perairan, di daerah Depok, Maguwoharjo Sleman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga sekitar tahu tentang proyek di pemandian Umbul Saren ini dan tidak sejalan. Lalu terjadi lah sebuah sengketa antara masyarakat sekitar dan Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2000-an.
Masalah persengketaan di pemandian Umbul Saren itu terdengar sampai Keraton Yogya. Akhirnya, keraton mengambil alih tempat itu dan proyek PDAM pun terbengkalai hingga sekarang.
Pada tahun 2012 warga mulai bergotong royong membuat akses jalan masuk ke pemandian Umbul Saren ini. Karena tempat wisata pemandian ini letaknya ada di tengah-tengah persawahan.
Jadi sebelum warga bergotong royong membuat akses jalan masuk ke pemandian Umbul Saren, kebanyakan pengunjung hanyalah warga-warga masyarakat sekitar. Endah Subekti menunuturkan waktu kunjungan terpadat di tempat ini yaitu dari hari Senin-Jumat, biasanya dari pukul 05.00-07.00 WIB.
"Popok kunjungan ke pemandian Umbul Saren sebelum orang orang berangkat ke kantor, dan nanti dilanjut lagi jam jam 15.00-17.30 WIB. Dan untuk Sabtu-Minggu itu biasanya jam 05.00-10.00 WIB dan dilanjut lagi jam 14.00-17.30 WIB," tutur Endah.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!