Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan

meuti bulan - detikTravel
Kamis, 04 Nov 2021 20:31 WIB
loading...
meuti bulan
pedagang di sikunir
gerbang sikunir
kawah sikidang
kawah sikidang
candi arjuna
Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan
Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan
Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan
Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan
Terbius Cantiknya Dieng, Pesona Bak Negeri di Atas Awan
Jakarta -

Dataran tinggi Dieng, sebuah negeri yang memiliki dua julukan yaitu negeri di atas awan dan tempat bersemayamnya para dewa.

Terletak di antara 3 kabupaten yang berbeda, Wonosobo, Batang dan Banjarnegara, Dieng menawarkan sejuta pesona, salah satunya tempat wisata yang memiliki keindahan tersendiri.

Pada dasarnya, dataran tinggi Dieng adalah kaldera yang dipagari oleh gunung- gunung di sekitarnya, karenanya, dataran ini dikenal memiliki udara dingin dengan suhu rata-rata 15Β°C-23Β°C.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada malam hari, suhu kawasan ini mencapai 6Β°C- 10Β°C dan pada musim kemarau (Juli-Agustus) suhu udara bisa mencapai 0Β°C di pagi hari sehingga memunculkan embun beku yang oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Embun tersebut disebut bun upas (embun racun) karena dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Terdapat beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi. Ada wisata alam hingga wisata arkeologi (Kepurbakalaan). Pada kesempatan kali ini, saya mengunjungi 3 tempat wisata, yang cukup terkenal, yaitu Bukit Sikunir, di desa Sembungan Kabupaten Wonosobo, serta Kawah Sikidang dan kompleks Candi.

ADVERTISEMENT

Kedua tempat tersebut berada dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Akses menuju lokasi wisata tersebut juga tidak sulit, sebab, jalan sudah teraspal dengan baik. Selain itu, banyak kendaraan umum untuk menuju ke kawasan wisata tersebut bahkan disediakan jeep yang dikelola oleh penduduk setempat. Pengunjung bisa menyewanya sebagai salah satu sarana transportasi.

Perjalanan saya awali di Bukit Sikunir, sebuah tempat pengahasil kentang yang terkenal dengan keindahan Golden Sunrisenya. Sepanjang perjalanan menuju puncak, saya disambut dengan deretan toko makanan dan souvenir milik penduduk setempat.

Di Sikunir, saya berkesempatan mencoba salah satu makanan khas Wonosobo, yaitu tempe kemul, dengan harga yang relatif murah, yaitu 1000 rupiah/biji, saya bisa menikmati keindahan golden sunrise sembari menikmati lezatnya tempe kemul.

Yang tak kalah menarik dari Sikunir adalah sepanjang perjalanan saya disuguhi oleh aneka buah-buahan dan sayuran yang tumbuh subur, antara lain, terong belanda dan juga buah carica. Khusus untuk buah carica, masyarakat setempat mengolahnya menjadi minuman kemasan yang akhirnya berhasil menjadi ikon oleh-oleh dari kota Wonosobo.

Selanjutnya, menuju Kawah Sikidang

Selepas dari Sikunir, perjalanan saya lanjutkan menuju kawah Sikidang yang berada di kabupaten Banjarnegara. Konon, asal nama kawah ini berasal dari nama seekor hewan yaitu Kidang/kijang dimana, hewan tersebut memiliki keunikan suka melompat-lompat.

Kawah Sikidang merupakan kawah aktif terbesar yang ada di dataran tinggi Dieng, meski begitu kawah ini masih relatif aman untuk dikunjungi. Tempat ini berbeda dengan kawah gunung aktif lainnya, yang berada di puncak gunung, sebab Kawah Sikidang berada di daerah dataran yang cukup datar, sehingga lebih mudah menjangkau lokasi bibir kawah.


Di sini, saya bisa menyaksikan aktivitas vulkanik seperti semburan lumpur dan asap dari dasar kawah, dan karena kawah ini masih aktif maka bau belerang yang keluar begitu menyengat, karena itu saya menyarankan agar pengunjung menggunakan masker.

Di balik pesona keindahan Sikidang, terdapat sebuah kekurangan, yaitu, jalur keluar area wisata yang panjang dan berkelok, terdapat sekitar 15 kelokan yang di sisi kanan kirinya berdiri berjejer kios penduduk, menjual aneka rupa souvenir, makanan ringan dan tanaman.

Namun sayangnya tidak begitu efektif, sebab,banyak kios yang kosong, sehingga oleh pengunjung yang kelelahan,kios kosong tersebut dijadikan pelampiasan kekesalan mereka dengan menuliskan kata-kata berupa umpatan di dinding kios.

Dari Sikidang, saya melanjutkan perjalanan menuju Candi Dieng, kawasan candi ini juga termasuk dalam Kabupaten Banjar negara, sekedar informasi, kedua lokasi wisata tersebut menggunakan tiket terusan atau lanjutan. Tarifnya 20.000 rupiah untuk lokasi wisata Kawah Sikidang dan Candi Dieng.

Kompleks candi ini merupakan peninggalan zaman kerajaan Kalingga. Konon, terdapat sekitar 117 candi, namun hanya sekitar 8 candi yang ditemukan dan memiliki kondisi yang bagus dan utuh. Kelompok Candi Arjuna adalah yang terbesar dan kondisinya paling baik.

Sementara itu, agak terpisah ke barat terdapat Candi Setyaki dan Kelompok Gatot kaca berada di tepi jalan penghubung utama ke arah Candi Bima. Bagi saya,Dieng memiliki sejuta pesona. Karakteristik alam yang unik itulah membuat dataran tinggi Dieng menarik.

Selain itu, banyaknya peninggalan arkeologi dalam bidang kepurbakalaan, menjadikan kawasan dataran tinggi Dieng memiliki julukan istimewa yaitu, negeri di atas awan dan juga negeri empat bersemayamnya para dewa. Dua keistimewaan tersebut menjadikan kawasan dataran tinggi Dieng sebagai sebuah tempat yang sangat recommended untuk berlibur.

Hide Ads