Dataran tinggi Dieng, sebuah negeri yang memiliki dua julukan yaitu negeri di atas awan dan tempat bersemayamnya para dewa.
Terletak di antara 3 kabupaten yang berbeda, Wonosobo, Batang dan Banjarnegara, Dieng menawarkan sejuta pesona, salah satunya tempat wisata yang memiliki keindahan tersendiri.
Pada dasarnya, dataran tinggi Dieng adalah kaldera yang dipagari oleh gunung- gunung di sekitarnya, karenanya, dataran ini dikenal memiliki udara dingin dengan suhu rata-rata 15°C-23°C.
Pada malam hari, suhu kawasan ini mencapai 6°C- 10°C dan pada musim kemarau (Juli-Agustus) suhu udara bisa mencapai 0°C di pagi hari sehingga memunculkan embun beku yang oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Embun tersebut disebut bun upas (embun racun) karena dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Terdapat beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi. Ada wisata alam hingga wisata arkeologi (Kepurbakalaan). Pada kesempatan kali ini, saya mengunjungi 3 tempat wisata, yang cukup terkenal, yaitu Bukit Sikunir, di desa Sembungan Kabupaten Wonosobo, serta Kawah Sikidang dan kompleks Candi.
Kedua tempat tersebut berada dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Akses menuju lokasi wisata tersebut juga tidak sulit, sebab, jalan sudah teraspal dengan baik. Selain itu, banyak kendaraan umum untuk menuju ke kawasan wisata tersebut bahkan disediakan jeep yang dikelola oleh penduduk setempat. Pengunjung bisa menyewanya sebagai salah satu sarana transportasi.
Perjalanan saya awali di Bukit Sikunir, sebuah tempat pengahasil kentang yang terkenal dengan keindahan Golden Sunrisenya. Sepanjang perjalanan menuju puncak, saya disambut dengan deretan toko makanan dan souvenir milik penduduk setempat.
Di Sikunir, saya berkesempatan mencoba salah satu makanan khas Wonosobo, yaitu tempe kemul, dengan harga yang relatif murah, yaitu 1000 rupiah/biji, saya bisa menikmati keindahan golden sunrise sembari menikmati lezatnya tempe kemul.
Yang tak kalah menarik dari Sikunir adalah sepanjang perjalanan saya disuguhi oleh aneka buah-buahan dan sayuran yang tumbuh subur, antara lain, terong belanda dan juga buah carica. Khusus untuk buah carica, masyarakat setempat mengolahnya menjadi minuman kemasan yang akhirnya berhasil menjadi ikon oleh-oleh dari kota Wonosobo.
Selanjutnya, menuju Kawah Sikidang
(elk/elk)