Sebuah air terjun di Probolinggo menyuguhkan keindahan yang masih alami. Cocok untuk berwisata bareng keluarga!
Pagi itu saya mengajak keluarga pergi ke Air Terjun Jaran Goyang yang berlokasi di Desa Guyangan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Setelah perbekalan lengkap, estimasi jarak tempuh 50 Km untuk sekali jalan dari Kota Probolinggo, dengan pertimbangan medan dan hujan kami putuskan mengendarai mobil dengan ban besar menuju tujuan destinasi.
Tidak sampai 2 jam dari Kota Kraksaan, akses menuju Jaran Goyang cukup mudah yaitu melalui pertigaan Pajarakan lalu menuju ke Gading dilanjutkan ke Tiris lalu ke Krucil hingga ke Guyangan dan akan sampai di Jaran Goyang. Pengunjung bisa menggunakan angkutan umum yang sudah tersedia, namun lebih leluasa lagi menggunakan kendaraan pribadi karena angkutan tidak sampai di lokasi. Beberapa kilometer sebelum tiba, kendaraan kami harus menyusuri jalan setapak, naik turun, berkelok, dan terjal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjal berbatu cukup besar, sehingga saat mengerem untuk memberi kesempatan rombongan sepeda motor dari arah berlawanan, kendaraan yang kami tumpangi bergoyang dan mengangguk mirip jaran (baca: kuda) bergoyang, "mungkin" karenanya masyarakat menyebut jaran goyang. Versi lain menyebutkan, penamaan air terjun tersebut berasal dari cerita rakyat yang tidak asal-asalan.
Nama Guyangan itu merupakan tempat pemandian ratu, bernama Ratu Balgina. Berdasarkan cerita tersebut, konon air terjun tersebut merupakan aliran Sungai Sironjengan. Setelah memarkirkan kendaraan dengan membawa bekal secukupnya, satu per satu kami berjalan bersaf seperti sedang baris-berbaris.
Sebelum memandang air terjun dari dekat, kami berjalan menyusuri jalan yang kanan kirinya terdapat dengan spot-spot rumah kayu serta teras padepokan. Tempat wisata ini memang patut dikunjungi selain masih alami dan indah juga banyak spot yang instagramable.
Sepanjang perjalanan kami temui kelompok-kelompok ilalang mulai meninggi terkesan tidak terawat. Meskipun, akhirnya kami bisa memaklumi karena dampak Pandemi COVID-19 menyebabkan destinasi tersebut sepi pengunjung. Seorang pekerja di obyek tersebut mengatakan, "Untuk saat ini digratiskan semua, Pak!".
Air terjun setinggi 70 sampai dengan 80 Meter ini juga memiliki banyak spot foto menarik, fasilitas yang mendukung dan tentunya gratis. Saking tingginya, sebagian air yang mengucur dari atas terhembus udara menggenangi jembatan setapak yang kami lalui.
Air terjun dari Gunung Argopuro mengalir cukup deras di antara tebing. Pengunjung bisa bermain air, tersedia sewa ban, perahu dan perlengkapan lain yang akan menambah keseruan.
Lelah bermain air, pengunjung bisa bersantai di gazebo dan ditemani dengan ikan koki di kolam tepat di sebelah gazebo. Menyeruput kopi atau makan bersama keluarga di sini tentu akan mengasyikkan, warung yang menyediakan makanan rumahan sudah tersedia dengan harga yang ramah di kantong.
Pengelola juga sudah memberikan fasilitas pokok yang nyaman yaitu parkir yang luas, MCK yang bersih termasuk akses jalan yang memudahkan pengunjung baik lokal maupun luar daerah.
Jangan lupa sempatkan membawa oleh-oleh dari Guyangan, Kelompok Sadar Wisata (POKWARDIS) menyuguhkan wisata dapur berupa kebun sayur dan buah terutama durian yang bisa dibawa pulang. Pernak-pernik yang murah meriah juga tersedia sebagai kenang-kenangan.
---
Artikel ini ditulis oleh pembaca detik Travel, Wahyu Agung Prihartanto. Traveler yang hobi berbagi cerita perjalanan, yuk kirim artikel, foto atau snapshot kepada detikTravel di d'Travelers. Link-nya di sini
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?