Danau Ranu Grati, Kecantikan yang Ternoda Eceng Gondok, Sayang Sekali!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Danau Ranu Grati, Kecantikan yang Ternoda Eceng Gondok, Sayang Sekali!

Wahyu Prihartanto - detikTravel
Sabtu, 22 Okt 2022 17:40 WIB
loading...
Wahyu Prihartanto
Foto_1
Foto_2
Foto_3
Danau Ranu Grati, Kecantikan yang Ternoda Eceng Gondok, Sayang Sekali!
Danau Ranu Grati, Kecantikan yang Ternoda Eceng Gondok, Sayang Sekali!
Danau Ranu Grati, Kecantikan yang Ternoda Eceng Gondok, Sayang Sekali!
Jakarta -

Pasuruan punya Danau Ranu Grati yang sebenarnya cantik, namun sayang kecantikannya tertutup rimbunan eceng gondok. Duh!

Pagi itu, hari Sabtu bertepatan libur kantor, saya bersama seorang teman memanfaatkan waktu mengunjungi Danau Ranu Grati. Niat awal kami hanya akan mampir sebentar ke lokasi danau, sebelum melanjutkan aktifitas lainnya.

Maka setibanya di area danau, kami langsung menuju ke samping timur pintu utama yang dibiarkan terbuka tanpa pagar. Kami berjalan di atas galengan saluran irigasi pengairan hingga tiba di pinggiran Danau Ranu Grati, lalu berswafoto dengan mengambil latar belakang danau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ranu Grati, danau alami di Kaki Gunung Bromo, bisa jadi tujuan saat akhir pekan. Ia berada tepat di sisi timur Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur atau berada di Kecamatan Grati.

Danau ini menyuguhkan pemandangan indah, terlebih saat matahari terbenam. Akses menuju ke sana terbilang mudah. Dari gerbang tol Grati bagian ruas tol Pasuruan-Probolinggo, hanya sekitar satu setengah kilometer atau dua kilometer dari jalur Surabaya-Banyuwangi.

ADVERTISEMENT

Pengunjung tak perlu merogoh kocek dalam karena harga tiket Rp 2.500 per orang ke obyek wisata yang dikelola pemerintah. Slamet, warga sekitar mengatakan, sore hari waktu paling favorit bagi pengunjung datang untuk menikmati sunset.

Posisi matahari mulai condong ke baarat memantulkan cahaya keemasan di permukaan danau. "Pagi atau siang ya ndak apa-apa. Kalau sore langit kelihatan keemasan, lebih eksotis," katanya.

Secara geografis, Ranu Grati tersebar di tiga desa, Grati Tunon, dan Ranu Klindungan, sekaligus akses utama masuk, serta Desa Sumberdawesari. Ketiganya berada di Kecamatan Grati. Danau ini disebut-sebut sebagai danau di dataran rendah Jawa Timur.

Ranu Grati merupakan danau alami yang terbentuk karena aktivitas vulkanik gunung berapi. Bentuk menyerupai corong dengan dasar danau yang dalam dan mengandung sedimen mineral jadi bukti penguat status Ranu Grati sebagai danau vulkanik.

Selain rekreasi, danau ini juga banyak untuk keperluan irigasi. Sebagai tempat rekreasi, ada banyak fasilita bisa dinikmati antara lain becak air atau sepeda air, bahkan perahu untuk berkeliling area danau.

Beberapa anjungan apung di tepian danau juga bisa menjadi pilihan bersantai sembari memancing. Pengunjung yang photoholic juga tak perlu khawatir. Pemkab Pasuruan, banyak menyediakan spot untuk berswa foto dengan latar belakang pegunungan Bromo-Tengger.

Setelah mengambil beberapa jepretan foto, sambil sejenak melepaskan penat kami duduk-duduk memandangi bentangan danau seluas kurang lebih 1.085 Ha. Dari cakrawala, pandangan mata kuarahkan ke permukaan danau terdekat, dan tampak tumbuhan eceng gondok yang tumbuh secara liar dalam ekosistem danau.

Tanaman eceng gondok merupakan tanaman gulma yang dapat menyebar dengan cepat hingga tepi danau dan berpotensi sebagai hama yang dapat mencemari ekosistem perairan danau. Tentunya dengan tumbuhnya eceng gondok secara liar dapat menjadi perhatian khusus pemerintah setempat karena dengan perkembangan tanaman eceng gondok yang secara liar dinilai dapat menimbulkan masalah kebersihan Danau Ranu Grati ini.

Di lain sisi, nyatanya air danau tersebut juga dimanfaatkan untuk kebutuhan pengairan bagi masyarakat sekitar, utamanya persawahan dan perkebunan. Dilematisnya di sini, dua kepentingan yang saling bertolak belakang antara kepentingan wisata air dengan kebutuhan pengairan masyarakat sekitar, satunya menghasilkan polusi air sementara air bersih kebutuhan lainnya.

Tak terasa waktu merambat hampir menit ke-30, kami segera beranjak dari lokasi duduk-duduk menuju ke pintu utama kawasan wisata danau. Kami tidak berniat memasuki bagian dalam lokasi wisata, dan cukup mengambil beberapa angel foto dari depan pintu utama.

Setelah beberapa gaya terperagakan bergegas kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan berikutnya. Sembari menggowes pedal sepeda, saya ngudoroso, "Memang tingkat pencemaran hanya terjadi pada beberapa daerah yang terletak dipinggiran danau, sementara beberapa lokasi lainnya belum mengalami pencemaran.

Tapi apakah menunggu semua kawasan danau tercemar oleh eceng gondok baru diadakan upaya penyelamatan terhadap ekosistem perairan danau?

Sudahlah, saya tebaskan sementara pikiran-pikiran itu untuk kembali fokus pada roda sepedaku agar tetap berada di track yang aman dan benar.

Hide Ads