Nepal Adalah Surga Belanja, Sangat Terjangkau dan Begini Suasananya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nepal Adalah Surga Belanja, Sangat Terjangkau dan Begini Suasananya

Margaretha Lina Prabawanti - detikTravel
Minggu, 25 Feb 2024 19:07 WIB
loading...
Margaretha Lina Prabawanti
Belanja suvenir di Nepal.
Pertokoan di Thamel Kathmandu, Nepal.
Penjual bunga di Kathmandu, Nepal.
Nepal Adalah Surga Belanja, Sangat Terjangkau dan Begini Suasananya
Nepal Adalah Surga Belanja, Sangat Terjangkau dan Begini Suasananya
Nepal Adalah Surga Belanja, Sangat Terjangkau dan Begini Suasananya
Jakarta -

Sebelum berkunjung ke Nepal, saya sama sekali tak punya bayangan apa yang bisa dilakukan di sana. Saya juga tak punya daftar barang yang ingin saya beli di Nepal.

Ketika transit di Singapura selama empat jam sebelum terbang ke Kathmandu, beberapa teman seperjalanan sudah terlihat asyik berbelanja, padahal harga barang-barang di Bandara Changi relatif mahal.

Namanya bandara internasional, mana ada yang murah, sih? Sesampainya di Bandara Tribhuvan di Kathmandu, situasinya sangat kontras dengan bandara-bandara yang disinggahi sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak terlihat lagi gerai-gerai meriah seperti di Changi atau Soekarno-Hatta. Lagi pula kami memang tiba di bandara sudah cukup larut, sekitar pukul 10 malam, ditambah antrean imigrasi yang cukup panjang, maka kesan pertama ketika tiba Kathmandu memang tidak terlalu menggebu.

Keesokan pagi, setelah menginap semalam di Kathmandu Guest House, dimulailah perjalanan heritage walking tour di area Thamel, menyusuri jalanan kota Kathmandu menuju Durbar Square.

ADVERTISEMENT

Udara yang beraroma dupa dan arsitektur bangunan yang seakan berasal dari masa lalu sungguh menyembunyikan wajah Kathmandu dari keberadaan barang-barang berharga murah yang menjadi incaran belanja teman-teman seperjalanan saya.

Dengan kurs 1 Nepalese Rupee setara 117 rupiah atau 1 USD setara 132 Nepalese Rupee, harga barang-barang di Nepal menjadi relatif sangat murah.

Harga barang-barang di Nepal

Saya pernah membeli Nepali Tea, teh susu khas Nepal yang terbuat dari rempah-rempah dicampur susu kerbau segar hanya seharga 25 Rupee saja di sebuah rest area dalam perjalanan ke Pokhara.

Harga minuman lezat yang dibuat dari bahan-bahan segar, bukan dari kemasan sachet itu tak sampai tiga ribu rupiah. Wow!

Selimut dari bulu yak, sejenis sapi berbulu tebal yang hidup di dataran tinggi sekitar Himalaya, dapat dibeli di pertokoan di Thamel, Kathamandu seharga 2,000 Rupee dan bahkan dapat ditawar seharga 1.000 Rupee saja bila dibeli di Pokhara.

Buku langka dan buku-buku best seller internasional berbahasa Inggris yang masih dijual di toko-toko buku tua di Pokhara pun bisa dibeli dengan harga yang fantastis saking murahnya, tak sampai seratus ribu rupiah.

Kukri, pisau tradisional khas Nepal juga dijual dengan harga yang sangat masuk akal yang apabila dirupiahkan hanya sekitar seratus lima puluh ribu rupiah saja.

Berbagai kerajinan tangan khas Nepal seperti gelang, manik-manik doa, pakaian etnik, hingga singing bowl pun bisa dibeli dengan harga yang sangat murah, asal pandai menawar.

Ya, harga-harga barang di Nepal memang bisa ditawar. Tergantung keahlian masing-masing saja.

Meskipun demikian, tanpa ditawar pun harga barangnya memang tidak terlalu mahal. Seorang teman seperjalanan saya bahkan girang sekali ketika menemukan pernak-pernik bertemakan Kamasutra yang banyak dijual di Nepal dengan harga sangat murah.

Sehingga dia bisa melengkapi koleksi barang uniknya. Pernak-pernik serupa sangat sulit ditemukan di tempat lain, tetapi di Nepal jenis barang serupa bisa mendominasi toko souvenir tertentu.

Teko dengan design antik juga termasuk souvenir yang diburu, selain karena bentuknya unik juga harganya yang menggelitik. Sekitar seratus ribu rupiah saja.

Masalahnya, setelah menemukan surga belanja barang-barang murah itu, pasti diperlukan ruang tambahan untuk membawanya. Tak heran bila koper mulai beranak pinak.

Beberapa teman sampai perlu membeli koper baru di Nepal untuk membawa barang-barang belanjaannya. Karena antusiasme belanja yang masih membara, ada seorang teman yang berinisiatif membuka jastip untuk mengakomodir peserta tour yang masih ingin belanja setibanya di Indonesia.

Dan peminatnya membeludak! Selain mengejar nirwana dengan perilaku doa yang menjadi kesehariannya, ternyata Nepal juga menyediakan surga dunia, bagi sebagian orang penggemar belanja.

Hide Ads