Selalu ada dua sisi yang berbeda dalam setiap cerita. Seperti danau Kaolin yang berpasangan tapi beda warna di Pulau Bangka.
Bekas galian tambang timah yang dinilai merusak lingkungan di satu sisi, ternyata bisa terlihat menawan dan indah dipandang di sisi lainnya.
Memang tak semua bekas galian tambang timah di Pulau Bangka dapat bertransformasi menjadi obyek wisata. Danau Kaolin ini adalah salah satu fenomena langka karena pemandangan alamnya yang mencengangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danau Kaolin juga berpasangan, dimana terdapat dua danau bersisian namun memiliki warna yang berbeda. Sesuai warnanya, penduduk setempat menyebut danau ini sebagai Kulong Biru dan Kulong Hijau. Kulong dalam bahasa Melayu Bangka berarti danau atau kolam besar yang berasal dari sisa penambangan timah.
Di Pulau Bangka, metode penambangan timah dilakukan dengan menggali hingga ke dalam tanah. Sisa-sisa lubang bekas tambang ini seringkali tidak direklamasi dan lama kelamaan berisi air lalu berubah menjadi danau.
Kulong Biru, danau yang lebih besar, memiliki warna biru elektrik yang menarik pada saat hari terik. Namun ketika langit sedikit mendung, warna birunya akan berubah menjadi lebih lembut seperti biru toska.
Warna biru danau ini terlihat indah sekali karena kontras dengan tanah berpasir putih berbentuk bukit-bukit yang mengitarinya.
Di sisi lain, Kulong Hijau, danau yang lebih kecil di sebelahnya memiliki warna yang berbeda yaitu hijau lumut. Tingkat keasaman di kedua danau ini pun memiliki kadar yang berbeda.
Kulong Biru memiliki PH 3, sedangkan Kulong Hijau memiliki PH lebih tinggi, mendekati 7. Warna danau ini terbentuk dari paparan radiasi logam sisa galian tambang dan berbagai unsur hara di dalamnya.
Kedua danau ini berawal dari bekas galian tambang biji timah yang sudah lama ditinggalkan oleh PT Koba Tin di Desa Nibung Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah.
Setelah dipenuhi air hujan dan mata air, terbentuklah danau dengan kedalaman kurang lebih 14 meter dihitung dari permukaan air atau sekitar 24 meter apabila dihitung dari permukaan tanah.
Tidak disarankan untuk berenang di danau ini, terutama Kulong Biru karena diyakini air danau yang terimbas radiasi ini bisa membahayakan kesehatan apabila bersentuhan dengan kulit.
Pertambangan timah di Pulau Bangka memang masih menyisakan berbagai persoalan. Bahkan hingga saat ini, ketika saya mengunjunginya, lubang-lubang bekas galian tambang yang menyisakan kerusakan lingkungan masih tersebar di hampir setiap sudut Pulau Bangka dan masih dibiarkan begitu saja.
Kulong Biru dan Kulong Hijau ini sebenarnya adalah anomali, sebuah fenomena langka dimana kerusakan lingkungan bisa sekaligus dinikmati sebagai keindahan alam.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol