Tak salah bila dataran tinggi Dieng, sesuai tinjauan etimologinya, disebut sebagai tempat bermukimnya dewa, karena di daerah berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 2000 MDPL inilah ditemukan kompleks Candi Arjuna yang dibangun untuk menyembah Dewa Syiwa.
Belum lama ini, saya bersama rombongan berkesempatan mengunjungi candi yang diselamatkan dari rawa di dataran tinggi Dieng ini. Candi ini merupakan salah candi tertua di Pulau Jawa, sesuai prasasti yang ditemukan di sekitar kompleks candi tertulis tahun 731 Saka atau 808 Masehi, sekitar masa pemerintahan wangsa Sanjaya di kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini ditemukan kembali pada tahun 1814 dalam keadaan terendam rawa yang merupakan luapan dari Telaga Balekambang. Empat puluh tahun kemudian, rawa berhasil dikeringkan dan restorasi candi mulai dilaksanakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Candi Arjuna, dalam kompleks seluas kurang lebih satu hektar ini masih terdapat empat bangunan candi lainnya yaitu Candi Srikandi, Candi Semar, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Candi Arjuna adalah candi yang terbesar, terletak paling utara, berhadapan dengan Candi Semar sebagai candi perwara atau pelengkapnya. Candi Arjuna sendiri menghadap ke barat, dengan delapan anak tangga menuju pintu dengan ukiran kalamakara di atasnya.
Kalamakara adalah penggambaran raksasa yang merupakan wujud lain dari Syiwa. Atap Candi Arjuna berbentuk seperti piramida yang mengerucut, semakin ke atas ukurannya semakin kecil, mirip dengan atap candi gaya India Selatan.
Arsitektur Candi Arjuna memang banyak dipengaruhi corak bangunan dari daerah asal Agama Hindu, yaitu India. Di kompleks candi Arjuna ditemukan pula bekas-bekas pondasi, bangunan-bangunan, dan benda-benda yang bernilai sejarah kepurbakalaan, seperti periuk bundar berkaki yang ditemukan di belakang Candi Puntadewa.
Beberapa relief dan hiasan atap candi yang unik di kompleks Candi Arjuna saat ini banyak yang rusak akibat solfatara dari Kawah Sikidang, namun kompleks candi ini menurut saya tetap menjadi destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada di Dieng.
Dipagari pegunungan yang terlihat sangat biru di kejauhan, deretan pohon-pohon cemara yang rimbun di latar depan serta dihiasi bunga-bunga endemik dataran tinggi yang cantik di pedestriannya, Candi Arjuna tak hanya memuaskan keingintahuan kita tentang masa lalu dengan peninggalan sejarahnya saja, namun sekaligus menyejukkan mata dengan keindahan pemandangan di sekitarnya.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
TNGR Blokir Pemandu Juliana Marins, Asosiasi Tur Bertindak