Bulan suci Ramadan di Belanda tahun 2025 ini berlangsung di penghujung musim dingin menjelang awal musim semi. Mari simak cerita saat kami berbuka puasa bersama:
Rentang waktu puasa kami tahun ini menjadi lebih pendek, berkisar antara 12,5 sampai 13 jam. Jauh berkurang dibanding durasi waktu puasa saat musim panas yang sekitar 19 jam.
Cuaca saat ini masih terasa dingin, suhu udara berkisar antara 1 sampai 17 derajat celcius. Para perantau yang menetap di sini dan para mualaf Belanda kembali dapat berkumpul untuk melaksanakan Iftar, shalat maghrib, shalat Isya dan shalat tarawih berjamaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan iftar senantiasa menjadi agenda akhir pekan yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh kami. Karena kami bisa kembali berjumpa merangkai beragam cerita serba serbi kehidupan kami di sini.
Kehangatan dan keceriaan suasana semakin terasa kala kita saling berjabat tangan, bertegur sapa, berpelukan, bertukar kisah, tertawa riang dan bersenda gurau bagaikan keluarga.
Hangatnya pertemuan dan indahnya silaturahmi semakin lengkap dengan beragam sajian khas tanah air, yang memanjakan selera lidah kami dan dipenuhi beragam aroma rempah dari makanan yang disajikan.
Awal Ramadan 1446 H di Belanda dimulai pada hari Sabtu tanggal 1 maret 2025. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami keluarga muslim, kebanyakan pelaku kawin campur yang tergabung dalam grup pengajian Bina Dakwah, mengadakan acara buka puasa bersama setiap dua minggu sekali di akhir pekan.
Agenda bukber biasanya diawali ceramah singkat dalam bahasa Belanda dengan tema tentang keutamaan puasa Ramadan. Salah satu anggota grup yaitu Dr. George Muishout menjadi penceramah saat acara bukber tanggal 8 maret 2025 yang dilaksanakan di Vinkeveen.
Selesai ceramah, acara kemudian dilanjut dengan iftar, berbuka dengan beragam kue traditional khas tanah air yang tersaji, mulai dari lemper, comro, pastel, lumpia, kolak, dll serta tentu saja tak ketinggalan kurma.
Kemudian kami Shalat maghrib berjamaah. Selesai Shalat barulah kami santap makan, kali ini menu utama coto Makassar yang lezat.
Shalat Isya dan tarawih kemudian dilakukan berjamaah setelah selesai santap makan. Senantiasa ada rasa khidmat, bahagia dan terharu saat kami ruku dan sujud bersama-sama dengan para bule mualaf.
Indahnya silaturahmi dalam Islam meski kami tinggal di negeri yang mayoritas non muslim. Semoga kami semua senantiasa istiqomah.
Ramadan Mubarak!
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?