Perjalanan ke Hainan meninggalkan banyak kesan yang tak mudah dilupakan. Mari simak kisah perjalanan saya ke Negeri China.
Pulau yang terletak di bagian selatan China itu menampilkan wajah yang berbeda dari gambaran umum tentang negeri ini: hijau, tropis, bersih, dan tenang.
Udara hangat berpadu dengan hembusan laut menjadikan suasana Hainan serupa dengan beberapa daerah pantai di Indonesia, tetapi dengan tata ruang yang lebih rapi dan tertib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang pertama mencuri perhatian adalah banyaknya tanaman hijau yang tumbuh subur di dalam ruangan, di hotel, pusat perbelanjaan, bahkan di ruang publik. Tanaman-tanaman itu bukan artifisial, melainkan hidup sungguh-sungguh.
Rahasianya terletak pada desain bangunan yang memanfaatkan cahaya alami dan sistem irigasi otomatis yang menjaga kelembapan tanah. Jenis tanaman dipilih dengan cermat, seperti monstera, peace lily, dan sirih gading, yang mampu hidup dalam cahaya redup.
Di balik keindahan itu, ada sistem tata kelola yang terencana. Keindahan alam yang tampak alami ternyata hasil dari kerja kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga profesional yang merawat lingkungan secara konsisten.
Hampir semua makanan di Hainan direbus atau dikukus tanpa garam atau gula berlebihan. Dalam budaya makan masyarakat selatan Tiongkok, terdapat prinsip qing dan yin shi, yang artinya makanan harus ringan, bersih, dan menyeimbangkan tubuh agar tidak "panas dalam".
Iklim panas dan lembap membuat penduduknya memilih makanan segar dan sederhana. Gaya hidup sehat di sana bukan sekadar tren, melainkan kebiasaan turun-temurun yang berpadu dengan filosofi keseimbangan.
Sebuah praktik kecil yang memperlihatkan kesadaran kolektif terhadap kesehatan publik. Pemandangan menarik terlihat di jalan-jalan kota Haikou: deretan motor listrik mendominasi lalu lintas.
Di banyak ruas jalan, hampir tidak terlihat kendaraan berbahan bakar minyak. Pemerintah Hainan berkomitmen menjadi "pulau bebas emisi" pada 2030.
Penggunaan kendaraan listrik bukan hanya kebijakan, melainkan gaya hidup yang sudah terbentuk. Infrastruktur pendukungnya-jalur khusus, stasiun pengisian, dan regulasi insentif serta mendukung transisi energi hijau yang efektif.
Kota-kota di Indonesia bisa meniru keberanian Hainan dalam membatasi kendaraan berbahan bakar fosil, sekaligus memperluas inovasi transportasi publik yang efisien dan berkelanjutan.
Salah satu tempat paling berkesan adalah perpustakaan di tepi laut. Bangunannya sederhana namun menawan, menghadap langsung ke pantai dengan suara ombak yang menjadi latar alami.
Banyak orang datang membaca atau sekadar menikmati ketenangan. Membaca di ruang terbuka seperti ini memperlihatkan bahwa literasi dapat berpadu dengan rekreasi.
Konsep serupa dapat diterapkan di Indonesia, misalnya dengan membangun "Perpustakaan Pantai Nusantara" atau "Taman Literasi Alam"-sebuah bentuk inovasi pelayanan publik yang menjadikan budaya baca bagian dari gaya hidup masyarakat.
Di sela perjalanan, tampak sebuah ruang ibadah kecil yang digunakan wisatawan muslim dari berbagai negara. Tempatnya sederhana dan kurang terawat. Pemandangan ini menjadi pengingat penting: kemajuan fisik dan teknologi tidak selalu diiringi perhatian pada kebutuhan spiritual.
Bagi Indonesia, gagasan "Wisata Ramah Ibadah" bisa menjadi model inovasi publik yang berkarakter. Setiap destinasi wisata menyediakan mushola yang bersih, nyaman, dan estetik, sebagai simbol kepedulian terhadap nilai-nilai keberagaman dan kemanusiaan.
Kawasan Chinatown di Haikou menampilkan deretan bangunan tua bergaya kolonial yang megah namun sepi. Tidak banyak aktivitas ekonomi yang hidup di sana.
Hal ini menunjukkan bahwa destinasi wisata tidak cukup hanya dipercantik secara fisik; ia harus dihidupkan oleh narasi budaya, seni, dan interaksi manusia.
Banyak kota lama di Indonesia memiliki potensi serupa, seperti Lasem, Semarang, dan Mataram, yang dapat dikembangkan melalui event budaya, kuliner khas, dan festival rakyat. Semua itu merupakan wujud inovasi publik berbasis kearifan lokal.
Pelajaran dari Pulau Selatan
Hainan memberikan pelajaran berharga bahwa kemajuan tidak hanya soal teknologi, melainkan juga tentang harmoni antara manusia, alam, dan nilai kehidupan.
Pengalaman Hainan mengajarkan bahwa inovasi pelayanan publik seharusnya berorientasi pada keseimbangan: lingkungan yang hijau, transportasi yang berkelanjutan, kebijakan literasi yang inklusif, serta pelayanan sosial yang menghargai spiritualitas dan budaya lokal.
Bagi Indonesia, ini adalah inspirasi untuk menata ulang wajah pelayanan publik agar lebih manusiawi, berakar pada kearifan lokal, namun berpandangan global.
Inovasi sejati bukanlah produk teknologi semata, tetapi kemampuan menempatkan manusia sebagai pusat dari setiap kebijakan.
Penutup
Ketika pesawat meninggalkan langit Haikou, laut biru di bawah sayap menjadi cermin refleksi: kemajuan lahir dari disiplin, kesederhanaan, dan kepedulian terhadap keseimbangan hidup.
Indonesia memiliki potensi yang sama untuk menjadi negeri tropis yang tertata, di mana alam lestari, budaya terjaga, dan pelayanan publik tumbuh dengan jiwa kemanusiaan.
Wallahu a'lam Bishawab.












































Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia