Menyusuri Wihara Dharma Jaya Toasebio di Pecinan Glodok

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menyusuri Wihara Dharma Jaya Toasebio di Pecinan Glodok

Qonita Hamidah - detikTravel
Sabtu, 06 Des 2025 21:30 WIB
loading...
Qonita Hamidah
Wihara Dharma Jaya di Kota Tua adalah wihara lima lantai yang menyimpan sejarah kelam Geger Pecinan.
Wihara Dharma Jaya Toasebio yang penuh warna merah dan memiliki lima lantai.
Menyusuri Wihara Dharma Jaya Toasebio di Pecinan Glodok
Menyusuri Wihara Dharma Jaya Toasebio di Pecinan Glodok
Jakarta -

Jakarta bukan hanya memiliki jejak kolonial yang kuat, tetapi juga menyimpan sejarah panjang komunitas Tionghoa yang tercermin dari bangunan-bangunan ibadahnya.

Salah satu yang paling menarik perhatian traveler adalah Wihara Dharma Jaya, atau yang kerap dikenal sebagai Tosaibo, sebuah wihara besar yang berdiri megah dan menyimpan kisah panjang tentang tragedi, ketahanan, dan warisan budaya.

Begitu tiba di area wihara, suasana religius langsung terasa. Bangunannya menjulang hingga lima lantai, menjadikannya salah satu wihara yang paling luas dan kompleks di kawasan Kota Tua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ornamen merah keemasan, patung-patung dewa, aroma dupa, hingga lampion-lampion besar menciptakan atmosfer sakral dan hangat sejak langkah pertama. Arif, pemandu walking tour UPK Kota Tua, menjelaskan bahwa wihara ini memiliki sejarah kelam yang tak banyak diketahui wisatawan.

ADVERTISEMENT

"Wihara ini jauh lebih luas, bangunannya sampai lima lantai.Tempat ini terkenal karena tragedi Geger Pecinan 1740, ketika masyarakat Tionghoa diburu di Batavia. Biasanya orang berlindung di rumah ibadah, tapi wihara ini justru ikut dibakar Belanda. Baru pada 1760 diresmikan kembali. Dewanya juga lebih banyak, termasuk dewa jodoh. Saat Waisak, para biksu dari Thailand biasanya menginap di sini sebelum melanjutkan perjalanan," kata Arif, Jumat (5/12/2025).

Bagi para traveler yang tertarik dengan budaya Tionghoa, wihara ini benar-benar memanjakan mata. Di dalamnya terdapat banyak altar pemujaan untuk berbagai dewa, mulai dari Dewa Jodoh, dewa rezeki, hingga dewa pelindung kehidupan. Setiap altar dipenuhi sesaji seperti buah, lilin besar, dan dupa yang perlahan mengepul.

Menariknya, wihara ini tak hanya menjadi tempat sembahyang, tetapi juga pusat kegiatan spiritual yang ramai pada hari-hari besar seperti Waisak. Saat momen tersebut, wihara akan dipenuhi umat dan biksu dari berbagai negara.

Para biksu dari Thailand bahkan kerap menginap di wihara ini sebagai lokasi singgah sebelum melanjutkan agenda keagamaan mereka. Meski menyimpan kisah kelam masa lalu, Wihara Dharma Jaya kini menjadi tempat yang damai, terbuka, dan menyambut siapa pun yang ingin melihat lebih dekat kekayaan budaya Tionghoa di Jakarta.

Traveler dapat berkunjung di luar jam ibadah, dengan tetap menjaga ketenangan dan menghormati umat yang sedang bersembahyang. Wihara ini menjadi bukti bahwa sejarah, budaya, dan kepercayaan dapat bersatu dalam sebuah ruang yang terus berdiri kokoh, dan mengundang siapa pun untuk datang, melihat, dan belajar.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads