Indonesia memiliki sejarah yang panjang mengenai kemerdekaannya. Tiga abad dijajah oleh Belanda dan dilanjutkan selama tiga tahun oleh Jepang, menggambarkan beratnya perjuangan bangsa ini untuk merdeka. Tanpa kenal lelah, para pemuda terus berdiri dan mengusir penjajah. Kisah-kisah perjuangan mereka dapat Anda tengok di Museum Kebangkitan Nasional.
detikTravel mengunjungi museum ini pada hari Selasa, (14/8/2012). Terletak di Jl Abdul Rahman Saleh no 26, Jakarta Pusat, museum ini terletak tidak jauh dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Atrium Senen, Tugu Tani, dan Stasiun Senen. Dari luar, museum ini tampak seperti bangunan tua bergaya Eropa. Anda harus merogoh kocek hanya Rp 2.000 saja untuk masuk ke dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1982, Gedung STOVIA berubah nama menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Pemberian nama museum berasal dari perjuangan para dokter muda mendirikan organisasi Boedi Oetomo sebagai awal kebangkitan pergerakan Bangsa Indonesia.
Saat memasuki museum, ada papan penunjuk yang menjelaskan isi di dalam museum. Di sebelah kanan dari pintu masuk terdapat empat ruangan yaitu Ruang Dosen STOVIA, Ruang Pendidikan STOVIA, Ruang Memorial Boedi Oetomo, Ruang Asrama STOVIA, dan perpustakaan museum.
Di Ruang STOVIA terdapat penjelasan-penjelasan mengenai sejarah kedokteran di Indonesia. Dimulai dari kepercayaan masyarakat terhadap hal mistis tentang penyakit dan penyembuhannya, hingga masuknya ilmu pengetahuan kedokteraan untuk menolong setiap orang.
Tak hanya itu, di dalam ruangannya juga terdapat alat-alat kedokteran di masa lalu. Sedikit mengerutkan dahi, Anda akan terdiam saat melihat alat-alatnya. Ada alat pemecah kepala, mikroskop, hingga alat-alat kedokteran lainnya yang berbentuk 'mengerikan'.
Akan tetapi, itulah perkembangan sejarah awalnya kedokteran di bangsa ini. Anda juga dapat membaca informasi di papan-papan yang menggantung di dinding-dinding ruangan. Informasinya sangat jelas. Di paling ujung ada Ruang Memorial Boedi Oetomo. Di sini terdapat replika tentang pembedahan pasien oleh siswa STOVIA. Anda bisa berfoto dan melihatnya dari dekat.
Di sebelah kiri dari pintu masuk terdapat empat ruangan, yaitu Ruang Pengenalan, Ruang Sebelum Pergerakan, Ruang Awal Kesadaran nasional, dan Ruang Pergerakan Nasional.
Memasuki setiap ruangannya, Anda seolah memasuki mesin waktu dan mengikuti kronologi kemerdekaan. Awalnya Anda akan melihat papan-papan yang berisi tentang peperangan-peperangan lokal di tiap daerah. Ada Perang Aceh, Perang Jawa, Pergolakan di Sulawesi Selatan, dan Perlawanan Maluku.
Setelah itu, Anda akan memasuki ruangan yang penuh dengan senjata-senjata. Ada meriam milik VOC dan bambu runcing yang digunakan oleh para pejuang. Tak ketinggalan, replika Perahu Pinisi dan Perahu VOC menghiasi ruangannya.
Lalu beranjak ke ruangan selanjutnya, yaitu Ruang Awal Kesadaran Nasional. Anda akan melihat banyak diorama di ruangan ini, seperti diorama tentang kegiatan belajar di STOVIA dan peragaan kelas Kartini.
Ruangan inilah yang menjadi cikal bakal kebangkitan nasional. Jika awalnya setiap pejuang berperang untuk daerahnya masing-masing, maka mereka akan beruang untuk sesama dan negeri ini disaat kesadaran nasional dan pendidikan telah berkembang.
Berkunjung ke ruangan selanjutnya, Anda akan memasuki ruang pameran. Di ruangan inilah terdapat banyak foto-foto, patung, dan kisah-kisah para pejuang untuk mengusir para penjajah, sejak eranya kebangkitan nasional pada 20 Mei 1908. Berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional menjelang ulang tahun negeri ini, akan membuat Anda semakin mengenal sejarah dan perjalanan bangsa ini.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit