Sudah setengah abad lebih, bangsa ini telah memperingati kemerdekaannya. Aneka macam kegiatan akan meramaikan hari sakral tersebut, mulai dari upacara hingga perlombaan. Bagi traveler, ada satu tempat bersejarah yang dapat menjadi destinasi selanjutnya. Tempat itu adalah Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jl Imam Bonjol nomor 1, Jakarta Pusat.
"Museum ini dulunya adalah rumah Laksamana Maeda yang sebagai tempat dirumuskannya naskah proklamasi," ujar petugas museum, Imron Sahara, kepada detikTravel, Selasa (14/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Museum ini mempunyai empat ruangan, yaitu ruang pertemuan, ruang perumusan naskah proklamasi, ruang pengetikan naskah, dan ruang pengesahan," lanjut Imron dengan menjelaskan.
Begitu masuk ke dalam museum, beloklah ke kiri untuk menuju ruang pertemuan. Di ruangan inilah Ahmad Subarjo, Soekarno, dan Hatta, bertemu dengan Laksamana Tadashi Maeda. Pertemuan tersebut bertujuan untuk meminjam rumah Maeda sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.
Akan tetapi, kenapa Maeda mengizinkan para pejuang untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat perumusan? Di sinilah faktor penting Ahmad Subarjo. Beliau adalah anak buah Maeda dan telah meminta sebelumnya meminjam rumahnya. Maeda pun tidak ikut campur dan mempersilakan para pejuang untuk menyusun naskah proklamasi di lantai bawah, sedangkan dia beristirahat di lantai atas.
"Setelah itu, berkumpulah para pejuang, termasuk Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subarjo. Saat itu, diperkirakan terdapat 30 pejuang lebih dari tiap-tiap daerah di Nusantara yang ada di dalam rumah ini," terang Imron.
Anda dapat menuju ruangan berikutnya, yaitu ruang perumusan naskah proklamasi. Di dalam ruangannya terdapat meja besar dan tiga patung, mereka adalah Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo. Ketiga patung ini menggambarkan suasana perumusan naskah. Patung Soekarno sedang menulis, sedangkan Hatta dan Ahmad Subarjo terlihat sedang memberi masukan.
Saat naskah proklamasi selesai disusun, ketiga pejuang tersebut menuju ke ruang pengesahan. Di ruangan ini, Anda dapat melihat meja yang luas. Tak ketinggalan, ada papan besar yang menggambarkan wajah-wajah pejuang yang hadir saat itu. Beberapa tokoh pejuang di antaranya adalah R Soepomo, Chaerul Saleh, Ki Hajar Dewantara, R Otto Iskandar Dinata, dan masih banyak lagi.
Di ruangan inilah, Soekarno membacakan hasil perumusan naskah proklamasi. Seketika itu juga para pejuang teriak setuju dengan naskah proklamasi.
Dibawalah naskah dengan tulisan tangan tersebut ke ruang pengetikan. Naskah proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik dengan disaksikan BM Diah. Saat pengetikan berlangsung, ada beberapa kata-kata yang diubah, yaitu tempoh menjadi tempo, penambahan hari dan bulan pada naskah, dan mengubah wakil-wakil bangsa menjadi atas nama bangsa.
"Memang waktu itu ada perubahan yang dilakukan Sayuti Melik, tapi Soekarno tidak mempermasalahkan," kata Imron.
Anda dapat melihat replika patung Sayuti Melik yang sedang mengetik dan BM Diah yang sedang memperhatikan. Di depan ruangan ini terdapat piano. Di situlah teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno, di atas piano!
Keempat ruangan tersebut menjadi menjadi kronologi dirumuskannya teks proklamasi. Anda akan mendapat informasi yang jelas dari pemandu museum dan papan-papan yang menjelaskan serta menggambarkan ilustrasi yang terjadi di masanya.
Di lantai dua terdapat ruang pameran. Di sana terdapat kisah-kisah perjuangan bangsa Indonesia sejak tahun 1942 hingga mempertahankan kemerdekaan. Museum ini juga mempunyai ruang baca, perpustakaan, dan bunker di bawah tanah.
Dalam rangka memperingati kemerdekaan, ayo kunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Kenali sejarah panjang bangsa ini dan tingkatkan nasionalisme. Merdeka!
(shf/fay)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara