Famadihana, Menari dengan Rangka Manusia di Madagaskar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Famadihana, Menari dengan Rangka Manusia di Madagaskar

- detikTravel
Senin, 27 Agu 2012 13:43 WIB
Bungkusan tulang belulang yang dibawa dari kuburan (lonelyplanet.com)
Jakarta - Suku Malagasi di Madagaskar punya upacara unik untuk mengingat kematian, Famadihana namanya. Turis bisa melihat mereka berdansa, bernyanyi dan menikmati anggur sambil menggotong tulang belulang leluhur. Berani?

Famadihana adalah upacara unik yang rutin dilakukan 7 tahun sekali oleh orang-orang dari suku Malagasi di Hauts Plateaux, Madagaskar. Menurut kepercayaan mereka, Famadihana adalah hari perwujudan rasa cinta terhadap keluarga yang telah meninggal.

Tradisi ini juga dikenal dengan sebutan "Memutar Tulang". Disebut demikian karena dalam upacara ini, orang-orang suku Malagasi membongkar kuburan leluhur untuk diambil tulang belulangnya. Mereka menggali, dan membungkus tulang dengan kain dan tikar yang diikat tali. Saat itu anggota keluarga akan berteriak gembira menyambut bungkusan tulang sang leluhur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu nenek, paman dan tante saya," teriak salah satu anggota keluarga yang sedang merayakan Famadihana, Robert seperti dikutip dari Lonely Planet, Senin (27/8/2012).

Ya, hampir seluruh anggota keluarga bergembira dengan pengangkatan tulang ini. Betapa tidak, menurut kepercayaan suku Malagasi, orang mati tidak sepenuhnya meninggal. Mereka masih bisa berkomunikasi dengan sanak keluarga yang masih hidup. Melalui festival ini, mereka seolah berkomunikasi lagi dengan yang telah meninggal.

Bagaikan festival besar, dalam ritual Famadihana, sang punya hajat menyediakan aneka macam makanan dan minuman, tak ketinggalan hiburan musik. Seluruh tamu menari, bernyanyi dan berpesta dalam Famadihana. Mereka juga memotong hewan ternak yang dagingnya disebarkan ke seluruh tamu undangan.

Khusus sanak saudara, mereka mendekati bungkusan tulang, kemudian bernyanyi, tertawa dan perlahan membuka bungkusan. Mereka menyiramkan anggur ke atas tumpukan tulang dan segera menutupnya kembali. Setelah bungkusan tertutup, tulang belulang tersebut kembali dikuburkan ke dalam tanah, dan dibawa dengan diiringi tarian.

Biasanya, Famadihana rutin dilakukan suku Malagasi antara bulan Juli dan September. Acara ini bebas dikunjungi siapa saja termasuk turis mancanegara. Dengan senyum yang tersirat jelas, mereka menyambut setiap pelancong yang datang. Eits tapi tunggu dulu, jika tertarik melihat langsung pastikan Anda siap menari bersama ya!

(ptr/fay)

Hide Ads