Walaupun keringat terkuras hebat, teriknya matahari Ho Chi Minh siang itu tak menguras semangat saya berkeliling kota. Waktu berkunjung ke kota yang awalnya bernama Saigon itu, ada misi khusus yang saya emban. Misi dari teman-teman dan kerabat, untuk membawa oleh-oleh sebelum kembali pulang ke Indonesia!
Makanya, saya menempatkan Pasar Ben Thanh sebagai destinasi di penghujung liburan bulan Juli lalu. Pasar legendaris ini tertera di tiap guidebook, brosur, juga situs pariwisata Vietnam tiap saya berselancar di dunia maya. Tampaknya Ben Thanh adalah pasar favorit para backpacker di Saigon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa disadari, kaki saya melangkah lebih cepat untuk masuk ke Pasar Ben Thanh. Rupanya pasar ini telah ada sejak Prancis menduduki Saigon, tepatnya dibangun pada 1870. Walau begitu, bangunan luar pasar ini masih apik dan terawat.
Ben Thanh terbagi jadi dua bagian, yakni pasar tradisional dan pasar oleh-oleh. Pasar tradisional adalah tempat warga lokal membeli sayur-mayur, buah-buahan, serta beragam keperluan rumah tangga lainnya. Sementara pasar oleh-oleh, dipenuhi oleh wisatawan terutama mancanegara!
Baru saja saya menginjakkan kaki di dalam pasar, dengung tawar-menawar sudah menyergap telinga. Baru beberapa langkah dari pintu masuk, sapaan "Kakak.. Suvenirnya kakak.." sudah terdengar dari para pedagang. Bukan hal yang aneh, turis Indonesia memang terkenal doyan belanja.
Toko suvenir memamerkan berbagai barang mulai dari kaos, pakaian tradisional Vietnam, juga pernak-pernik seperti tas dan kalung. Ada pula yang menjual perabotan rumah khas Vietnam. Tak jarang, ada pula yang berjualan kain dengan target market orang Malaysia.
"Kakak, baju kurungnya kakak.." begitu sapa mereka, mengira saya adalah orang Malaysia.
Saat asyik berkeliling, saya teringat misi membeli oleh-oleh untuk kerabat di Indonesia. Pilihan pun jatuh pada kopi Vietnam yang tersohor nikmatnya. Tak sulit untuk menemukan penjual kopi ini, karena mereka bertebaran di seluruh Ben Thanh. Toples-toples kopi dan teh berjejer dengan rasa yang berbeda.
Uniknya, selain kopi otentik Vietnam, Anda juga bisa mendapati beberapa rasa kopi seperti cokelat, moka, dan cappucino. Semuanya masih berbentuk biji kopi yang belum digiling. Tinggal tentukan berapa gram Anda akan membeli, lalu biji kopi akan langsung digiling di tempat. Dimasukkan ke dalam plastik kedap udara yang mengawetkan aromanya.
Selain belanja kopi, saya juga belanja teh khas lokal. Sebagai penggemar teh, pilihan saya jatuh pada Oolong Tea dan Lotus Tea. Keduanya punya aroma yang sangat wangi, sangat tajam. Bisa-bisa kedua teh ini saya jadikan pewangi ruangan!
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Anda menyambangi Ben Thanh. Pertama, jangan memotret seenaknya. Kebanyakan penjual tidak mau dagangannya difoto. "No pictures," seperti itulah yang saya dengar.
Kedua, jangan malu untuk menawar. Harga di Pasar Ben Thanh biasanya sudah dinaikkan oleh para pedagang, sehingga Anda bisa menawar hingga setengahnya. Mereka menggunakan mata uang Dong (Vietnam) juga Dolar (AS atau Singapura).
Ketiga, ramahlah kepada penjual. Walaupun hanya segelintir yang fasih berbahasa Inggris, Anda bisa menunjukkan senyum paling manis untuk harga paling miring yang bisa didapat.
Hari beranjak senja, sinar mentari pun memudar. Saat para pedagang di Ben Thanh menutup lapak mereka, para turis malah makin betah. Jajaran resto tersebar di sekitar pasar menyuguhkan kuliner khas Vietnam yang mendunia: Pho. Mie putih dengan irisan daging ini menjadi makanan favorit warga Vietnam, juga kuliner yang wajib dicoba oleh wisatawan.
Tapi bagi Anda yang beragama Islam, hati-hati ya, kebanyakan resto lokal di Saigon menggunakan daging babi. Walau begitu, ada beberapa resto halal seperti Basiron, Berru Turkish Market, Sara Halal Food, juga Pho Muslim. Mencicipi Pho sambil menikmati hiruk pikuk Saigon malam hari menjadi penutup liburan yang sempurna saat itu.
(sst/fay)
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta