Jika Anda salah satu orang yang gemar berlibur di kawasan Puncak hingga Puncak Pas, mungkin sudah tidak asing lagi melihat satu daerah yang didominasi toko-toko bergaya Arab. Inilah yang disebut dengan Warung Kaleng. Sebuah kawasan yang berada di Cisarua, Bogor, tempat turis asal Timur Tengah menghabiskan waktu liburan di Indonesia.
Begitu pertama kali memijakkan kaki di kawasan ini, Anda serasa dibawa ke perkampungan Arab. Banyak turis Arab dan Timur Tengah lainnya seliweran di sini, lengkap dengan kostum ala padang pasir. Hasilnya, semakin banyak toko dan rumah makan bernuansa Timur Tengah di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir seluruh nama toko di sana pun menggunakan bahasa Arab. Misalnya adalah Toko Abu Dawood. Namanya mirip dengan swalayan yang ada di Mekkah dan Madinah, yaitu Bin Dawood. Tak heran, turis Timur Tengah banyak yang datang ke sana. Mungkin serasa berada di rumah sendiri.
"Kalau orang Timur Tengah biasanya liburan ke Indonesia atau Malaysia, tapi mereka lebih senang datang ke Indonesia, ya ke Puncak ini, biasanya untuk makan atau belanja barang keperluan di Warung Kaleng," kata pengelola Rumah Makan Kamanana, Husein yang masih berdarah Timur Tengah, kepada detikTravel, Senin (7/1/2013).
Warung Kaleng dekat RM Kamanana, tambah Husein, juga jadi faktor turis Arab datang, karena toko-toko di sana menjual segala keperluan khas Arab yang mungkin tidak ada di tempat lain.
Rumah Makan Kamanana pun kecipratan rezeki. Tamu tempat makan ini didominasi oleh turis asal Arab Saudi, Oman dan Uni Emirat Arab, mulai dari keluarga, pengusaha, hingga anak muda. Biasanya, tingkat kunjungan meningkat saat musim liburan tiba.
"Mereka suka senang ke Bandung untuk shopping, tapi tidak betah lama-lama karena tidak cocok makanan, kalau di sini ada banyak rumah makan Timur Tengah," lanjutnya.
Bukan cuma Rumah Makan Kamanana yang terkena dampak positif dari kunjungan turis Arab ini, tapi juga destinasi wisata lain seperti Taman Safari, Taman Wisata Matahari dan Cimory.
"Turis asing yang datang ke Taman Safari cukup banyak, ada yang dari Jerman, Amerika, China, dan yang rutin itu Arab," kata Public Relation Taman Safari Cisarua, Yulius HS kepada detikTravel.
Wisatawan Arab, lanjut Yulius, memang memiliki pasar sendiri. Turis ini paling banyak datang ke Taman Safari. Bahkan, jika dipersentasikan, sekitar 80% turis asing yang datang di dominasi mereka.
"Turis Arab terutama datang saat libur panjang, semua suka safari dan mereka juga senang Cowboy Show," tambah Yulius.
Sama dengan Taman Safari, turis asal Timur Tengah juga senang datang untuk belanja di Cimory.
"Turis Arab dari atas (red: Warung Kaleng) juga banyak yang datang, tapi biasanya yang datang itu kelompok elite," kata Manajer Cimory, Donny Souisa.
Menurutnya, pelancong asal Arab banyak datang untuk belanja mulai dari susu hingga mencicipi aneka makanan lezat di Restoran Cimory.
Berbeda dengan Taman Safari dan Cimory, ternyata Taman Wisata Matahari malah tidak begitu ramai dikunjungi wisatawan asal Timur Tengah.
"Kalau luar (red: turis luar) belum banyak yang datang, dari Warung Kaleng paling cuma 3 persen," jelas Humas Taman Wisata Matahari, Teja Purwadi.
Tertarik melihat langsung kawasan ini? Sayangnya Anda harus sedikit bersabar. Longsor baru saja terjadi di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Jawa Barat pada Rabu, (9/1) pukul 16.30 WIB. Tepatnya di depan Hotel Bukit Indah. Musibah ini mengakibatkan jalur utama Puncak menuju Cipanas dan sebaliknya ditutup.
Meski lokasi longsor cukup jauh dari destinasi wisata ini, macet kemungkinan akan menghadang traveler yang akan ke kawasan puncak.
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia