Panen Duku Palembang, Ayo Main ke Komering

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Panen Duku Palembang, Ayo Main ke Komering

- detikTravel
Senin, 11 Feb 2013 14:10 WIB
Memanen duku Palembang di tempat asalnya di Ogan Komering Ilir (Taufik Wijaya/detikTravel)
Ogan Komering Ilir - Duku Palembang, sudah terkenal enaknya di lidah wisatawan. Saat musim duku seperti saat ini, yang paling enak dilakukan adalah datang ke tempat asal duku Palembang.

Duku Palembang sebenarnya malah banyak ditanam di luar Ibukota Sumatera Selatan itu. Datanglah ke daerah Komering, daerah pemukiman yang berada di sepanjang Sungai Komering. Salah satu dusun yang menjadi sentra produksi duku Komering yakni Dusun Tanjunglago, Kecamatan Tanjunglubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Perjalanan dari Palembang ke dusun ini sekitar tiga jam atau berjarak sekitar 180 kilometer. Hampir setiap hari puluhan truk membawa ratusan peti kayu berisi duku berangkat ke Jakarta, Palembang, Jambi, Lampung, dan Bangka-Belitung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebanyakan dibawa ke Jakarta," kata Hotman Saleh, salah satu petani di Tanjunglago, kepada detikTravel akhir pekan lalu.

Hampir setiap keluarga di Dusun Tanjunglago memiliki kebun duku. Setiap kebun memiliki sekitar 100 pohon duku. Setiap pohon duku yang berbuah baik, dapat menghasilkan 30 kilogram buah duku.

"Pohon duku punya saya yang berbuah sekitar 40 batang, dan sudah dibeli agen buah-buahan seharga Rp 25 juta,” ujar Hotman Saleh.

Harga duku per peti yang berisi 16 kilogram dijual sekitar Rp 125 ribu. Di Palembang, saat ini harga duku Komering Rp 15-20 ribu per kilogram. Pohon-pohon duku milik Hotman Saleh masih muda, tingginya berkisar 5-6 meter. Tak heran beberapa pohon buahnya dapat diambil sambil berdiri. Menanam duku adalah identitas budaya warga Komering di tengah merajalelanya perkebunan karet dan sawit.

"Kebun duku ini merupakan simbol keluarga, yang diturunkan dari nenek-moyang kami. Kalau sebuah keluarga tidak lagi punya kebun duku, sama saja kehilangan identitas kami," kata mantan kepala desa ini.

Penghasilan dari kebun duku ini tidak begitu besar. Maka untuk menutupi kebutuhan hidup, masyarakat juga menanam padi, pisang, dan rambutan. Jika traveling ke Kabupaten OKI, wisatawan tidak hanya bisa membeli buah-buahan, melainkan juga ikan sungai seperti ikan putak, tebakang, dan belido.

"Kalau ada kebun karet dan sawit, pasti kondisi alam jadi rusak. Ikan habis, tanaman lain sulit tumbuh," ujar Hotman.

(fay/sst)

Hide Ads