Owa Jawa atau yang memiliki nama latin Hylobates moloch adalah salah satu primata yang dikenal monogami. Mungkin sebagian dari Anda mengira kalau semua kera atau monyet sama semua, yaitu berganti-ganti pasangan, tapi tidak dengan owa Jawa.
Owa Jawa dikenal sebagai salah satu primata paling setia dengan pasangan. Dalam sistem keluarganya, mereka menganut sistem monogami alias satu induk betina dan satu induk jantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikTravel pun pernah berkunjung beberapa waktu lalu. Saat itu saya mendaki dari arah Lido, Jawa Barat.
Pagi-pagi sekali sekitar pukul 05.30 WIB saya beserta rekan yang lain sudah bersiap di salah satu tempat pengamatan owa Jawa. Tanpa banyak bicara kami semua terdiam sambil terus mengarahkan binokular ke pepohonan.
Ya, owa Jawa memang hewan yang tinggal di pohon tinggi. Mereka berpindah-pindah dari satu dahan pohon ke dahan lain menggunakan tangannya atau bergelayutan (brankiasi).
Beberapa saat menunggu, belum ada tanda-tanda kemunculan sang owa. Tapi sayup-sayup terdengar suara mengaum.
"Auu auu auu," begitu kira-kira suara yang terdengar.
Ternyata itu adalah morning call. Morning call adalah suara yang rutin dikeluarkan owa Jawa setiap pagi. Bagai untaian nada, suara ini tak berhenti, seperti iringan musik.
Suara yang awalnya terdengar sayup-sayup kini perlahan terdengar semakin dekat. Dedaunan pun terlihat bergoyang kencang. Kemudian munculnya sang bintang yang ditunggu kehadirannya sejak pagi.
Seolah waspada akan bahaya yang mengintai, seekor owa Jawa tampak celingak-celinguk di atas pohon. Yakin sudah aman, barulah muncul anggota keluarga yang lain, ada anak dan satu induk betina.
Tubunya tampak gempal dengan rambut yang berwarna kecokelatan dan sedikit abu-abu. Tidak ada ekor sama sekali. Inilah yang membuatnya disebut kera/owa dan bukan monyet. Kera tidak memiliki ekor sedangkan monyet berekor.
Melihat kehidupan mereka memang lucu sekali, sepintas mirip dengan keluarga manusia. Ada orangtua dan anak. Benar sekali, tidak ada dua induk betina di sana. Keluarga monogami.
Puas 'sarapan', satu keluarga ini pun perlahan meninggalkan pohon. Entahlah ke mana, mungkin kembali ke 'rumah' untuk istirahat.
Puas rasanya sudah melihat langsung kehidupan hewan anti poligami ini. Ya, TNGGP memang salah satu habitat tempat tinggal owa Jawa. Meski begitu, hewan endemik Jawa ini tak hanya ada di TNGPP. Anda juga melihatnya di Taman Nasional Gunung Salak Halimun dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Sayangnya, primata ini sekarang memiliki status konservasi terancam punah. Jadi, yuk sama-sama pelihara habitatnya agar mereka tetap bisa berkembang biak di sana.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar